Cermati Nilai Gizi Sosis

 

Foto: shutterstock

Terkadang untuk mempermudah anak membuka mulut, variasi makanan berupa sosis menjadi pilihan. Kalau anak jadi suka, variasikan dengan bahan lain yang memenuhi syarat gizi yang tepat.

 

Sosis adalah produk daging (sapi, babi dan unggas) yang diproses dengan cara digiling dengan melibatkan garam, gula, monosodium glutamat, rempah (bawang, merica), pewarna, perasa, dan pengawet makanan. Lazimnya, adonan ini dibungkus dengan tepung lentil, tepung kedelai, dan gluten. 

 

Sosis berasal dari bahasa Latin yaitu salsus yang berarti diasinkan. Ini merujuk pada arti potongan atau hancuran daging yang diawetka denan garam. Zaman dulu belum ada mesin pendingin untuk mengawetkan sosis. Sosis dibuat oleh orang Sumaria, yang sekarang Irak, sekitar tahun 300 SM. Alasannya adalah menyimpan daging untuk menghadapi masa-masa paceklik dan musim dingin. Mereka memasukkan daging yang sudah dihaluskan dicampur bumbu dan garam, lalu dibungkus dengan usus hewan, lalu dilakukan pengasapan. Cara seperti ini masih dilakukan oleh para pembuat sosis.

 

Cermati kandungannya

Banyak merk dagang sosis beredar di Indonesia. Dengan harga yang bersaing, orang tua bisa memilih merk apa saja.  Begitu percayanya masyarakat bahwa bahan baku sosis adalah daging, seringkali hal yang paling penting - kandungan yang tertera pada kemasan -  tidak dibaca dengan teliti. 

 

Sosis siap makan sudah lama beredar di pasaran. Berbagai merk dagang bermunculan yang hampir semuanya menyasar anak-anak. Dengan kemasan menarik dan rasanya yang gurih, jarang ada anak yang tidak suka sosis. 

 

Selain murah dan mudah dimakan, sosis juga lezat. Tapi bagaimana kandungan gizi sosis siap makan, dan bagaimana dampaknya untuk kesehatan anak? 

 

Lihat contoh berikut:

 

Sosis siap makan 75 gram mengandung:

170 kalori

   9 gr lemak

 15 gr karbohidrat

   6 gr protein

 

Sosis olahan daging sapi 50 gram mengandung:

110 kalori 

   6 gr lemak

   7 gr karbohidrat

   7 gr protein

 

Sosis siap makan mengandung tinggi lemak dan karbohidrat, tetapi rendah protein. Sedangkan sosis olahan mengandung rendah lemak dan karbohidrat dan tinggi protein. 

 

Karbohidrat sebelum diubah menjadi energi akan diubah oleh enzim menjadi gula. Bila anak mengonsumsi sosis berlebihan, berisiko mengalami diabetes melitus. 

Bunda wajib membaca informasi produk yang terdapat pada kemasan. Produk yang mencantumkan nilai gizi pada kemasan namun tidak terbaca, sebaiknya Anda hindari.

 

Inovasi sosis

Meski sekarang bahan sosis lebih bervariasi dengan adanya daging ikan, udang atau kedelai, namun komponen utamanya masih sama, yaitu menggunakan bahan pengikat, rempah, air dan pengawet makanan.

 

Daging adalah sumber protein yang menjadi bahan dasar sosis. 

 

Lemak dibutuhkan dalam pembuatan sosis untuk membentuk tekstur sosis yang lunak/elastis dan memperbaiki rasa serta aroma. Penambahan lemak yang dianjurkan adalah maksimal 30% dari berat daging.

 

Bahan pengikat mengandung protein tinggi, sedangkan bahan pengisi mengandung karbohidrat. Biasanya yang digunakan adalah tepung terigu, tepung beras, tepung tapioka, tepung kedelai, tepung ubi, tepung kentang tepung roti dan susu krim.

 

Air yang ditambahkan dalam bentuk serpihan es, gunanya untuk menjaga suhu adonan selama proses pencampuran, melarutkan protein sarkoplasma dan garam.

 

Garam untuk memberikan cita rasa, mengawetkan dan melarutkan protein. Garam juga berpengaruh pada pengembangan volume dan daya ikat air dari daging. 

 

Bumbu digunakan sebagai bahan tambahan lain. Yang sering digunakan pada sosis adalah gula, nitrit, dan rempah-rempah. 

 

Ada 3 jenis bahan yang digunakan untuk selongsong atau wadah:

- Selongsong alami terbuat dari usus hewan ternak. Sosis dengan selongsong ini setelah dimasak bisa langsung dikonsumsi tanpa melepas selongsongnya. Selongsong ini mempunyai nilai gizi tinggi tetapi tidak awet. 


- Selongsong kolagen terbuat dari bahan baku kulit hewan besar. Selongsong ini juga setelah dimasak bisa langsung dikonsumsi dan dapat ditambahkan warna. Namun warna dapat melekat hingga ke dalam selongong. 


- Selongson polyamide dan sintetis, atau plastik. Polyamide adalah serat generik (nylon) yang dibuat melalui prose kimia. Sedangkan selongsong plastik biasanya terbuat dari jenis HDPE (High Density Poly Ethylene). Selongsong jenis ini tidak dapat dimakan, dapat diatur sesuai dengan keinginannya (dapat dibuat berpori, bentuk dan ukurannya), tahan terhadap panas, lebih rapat, lebih keras, serta lebih awet karena tidak terkontaminasi dari luar selongsong (ab).

 



Artikel Rekomendasi