Intuitive Eating: Cara Makan untuk Berat Badan Ideal

 

Foto: shutterstock


Anda yang berkali-kali ganti pola diet, mungkin kesal karena berat badan yang diinginkan sulit dicapai. Seolah ngeledek; turun sebentar, naik lagi.
 
Setiap orang itu unik sehingga pola diet yang sama tidak berlaku bagi orang yang berbeda. Tapi, sebenarnya apa sih, yang dimaksud dengan diet?
 
Yang dimaksud diet adalah rencana jangka pendek yang membantu kita belajar sehingga kita mencapai hasil terapeutik. Seperti membangun kembali microbiome pencernaan yang sehat, atau, mengendalikan gula darah sampai Anda dapat mencapai kadar gula yang normal dalam darah. Diet adalah alat bantu untuk menargetkan intoleransi atau kepekaan.
 
Kalau Anda ingin turun berat badan dengan tetap sehat, ada sebuah cara yang diperkenalkan oleh JJ Virgin, CNS, BCHN, ahli nutrisi dan fitness, seperti tulisannya dalam situs mindbodygreen.com yaitu Intuitive eating.
 
Pola makan ini dapat digunakan untuk jangka panjang karena fokus pada tanda-tanda dari dalam tubuh untuk menentukan apakah kita lapar dan berapa banyak yang akan kita makan. Makan dengan intuisi mengandalkan diri kita sendiri.
 
Diet memang bisa menurunkan berat badan – bersama dengan tekanan fisik dan mental jika Anda terus menggunakannya meski tidak menguntungkan. Riset menunjukkan bahwa ketika digunakan secara tepat, makan dengan intuisi akan lebih baik dibanding diet.
 
Intuitive eating membantu kita untuk belajar mengenali tanda-tanda rasa lapar dan kenyang, sekaligus mengembangkan relasi yang damai dengan makanan.
 
Bila selama ini Anda sudah menggunakan pola makan yang tidak memberi manfaat apa pun bagi tubuh, bersabarlah saat beralih ke pola makan intuitif. Buatlah transisi semulus dan semudah mungkin:


- Tetapkan relasi yang baru dengan makan. Bila Anda sudah menetapkan, temukan makanan untuk mengatur perasaan dan emosi. Kita sering menggantikan kebutuhan kita yang sebenarnya dengan makanan atau minuman. Misalnya Anda merasa sangat ingin cake coklat saat Anda merasa lelah dan stress.
 
Tanyakan pada diri sendiri; mungkinkah rasa lelah akibat stress itu dapat diatasi dengan berendam air hangat dan minum secangkir t e h chamomile? Penting untuk menemukan yang berguna dan tepat menggunakannya.
 


- Bangun komunikasi dengan sinyal lapar Anda. Lapar yang sesungguhnya (belum makan selama 7 jam), berbeda dengan lapar hedonis. Lapar hedonis adalah rasa lapar yang dikenyangkan dengan segala hal yang manis-manis tapi nol gizi.
 
Lapar hedonis biasanya dipicu oleh stress dan bosan. Kalau Anda menerapkan intuitive eating, Anda akan lebih dapat menanggapi rasa lapar dengan lebih baik. Kadang-kadang lapar tidak berarti ingin makan, tapi ‘hanya’ haus.
 


- Buat catatan untuk memantau progressnya. Menjalani atau menerapkan intuitive eating awalnya terasa seperti trial and error. Meski pada awalnya Anda gagal, Anda belajar sesuatu dan itu bukan berarti gagal. Membuat catatan untuk memantau adalah cara terbaik untuk belajar apa yang berhasil dan tidak berhasil untuk Anda.
 

- Memelihara gaya hidup bersih. Perubahan ke intuitive eating akan menjadi lebih mudah bila Anda memerhatikan gaya hidup dasar; tidur 7-9 jam, mengelola stress, menjaga pola pikir yang sehat dan olah raga rutin. (IR)
 
 

 

 



Artikel Rekomendasi