Kanker Kolorektal, Rawan Menimpa Laki-laki

 


Tahukah Anda bahwa kanker kolorektal saat ini adalah kanker pembunuh terganas nomor tiga di Indonesia, setelah kanker paru-paru dan kanker payudara?

Bahkan, angka penderita kanker kolorektal juga ketiga terbanyak di dunia dan menjadi penyebab kematian kedua terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2018, data WHO memperkirakan ada 1.849.518 kasus baru dan 880.792 kematian terkait jenis kanker ini.

Kanker kolorektal tumbuh pada usus besar (kolon), atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kondisi ini dapat diawali dengan adanya polip yang tumbuh.

Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI- RSCM dalam webinar bersama Kalbe Farma mengatakan bahwa karakteristik penderita kanker kolorektal di Indonesia agak berbeda dengan di negara maju.
Ia menyebut bahwa 51% dari seluruh penderita kanker kolorektal di Indonesia berusia di bawah 50 tahun dengan jumlah pasien di bawah usia 40 tahun mencapai 28.17%. Risiko kanker jenis ini lebih besar dialami oleh laki-laki daripada perempuan.

Penyebab Kanker Kolorektal
Orang yang memiliki polip kolorektal berisiko mengalami kanker kolorektal. Kanker kolorektal juga bisa terjadi pada orang yang keluarganya memiliki riwayat penyakit kanker jenis ini.
 
Di samping itu, kanker kolorektal bisa diakibatkan lantaran radang usus, perawatan radioterapi yang menyebabkan paparan radiasi pada area perut, serta gaya hidup tidak sehat seperti kurang olahraga, kurang asupan serat, merokok, terlalu sering makan makanan yang dibakar dengan suhu tinggi, konsumsi minuman beralkohol, maupun polusi udara.
 
Gejala Kanker Kolorektal
Sayangnya, gejala kanker kolorektal ini biasanya baru dirasakan oleh penderita ketika kanker sudah berkembang. Beberapa gejala umumnya adalah diare atau masalah konstipasi, darah pada feses, buang air besar yang terasa tidak tuntas, mengalami masalah mual, kembung, dan muntah, perut terasa nyeri dan keram serta tubuh mudah lelah. Pada beberapa kondisi, penderita kanker kolorektal mengalami gejala berupa penurunan berat badan.
 
Penanganan Kanker Kolorektal
Pada kondisi lokal (awal), dan lokal lanjut (menengah) yang dapat ditangani dengan tindakan operasi dan dilanjutkan dengan kemoterapi atau radioterapi. Sementara, pada kondisi metastasis (lanjut), kanker kolorektal ditangani  dengan kemoterapi sebagai pengobatan utama.
Pada kondisi lanjut tersebut, operasi hanya dilakukan jika kanker berukuran kecil, tidak banyak, serta penyebarannya hanya berada di satu lokasi. Opsi lainnya adalah dengan membuat kantong penampung feses di sekitar perut dengan mengeluarkan kolon atau usus besar ke perut untuk mendiversi atau mengalihkan aliran kotoran ke kantong.

LELA LATIFA
 

 

 



Artikel Rekomendasi