Kapan Boleh Menggunakan Obat Rumahan?

 

Fotosearch

Saat si kecil demam, pilek, atau batuk, masih banyak orang tua menggunakan obat rumahan dari bahan-bahan alami atau herbal untuk menyembuhkan penyakit anak. “Minyak kayu putih yang dicampurkan potongan bawang merah sering saya gunakan untuk menurunkan demam anak saya. Sebelum tidur saya membalurkan ramuan tersebut ke punggung dan perut si kecil. Efeknya, ketika bangun tidur suhu tubuhnya sudah turun bahkan normal,” kata Eliza, Mama dari Tita (6 tahun).

Obat rumahan yang sebagian besar ramuannya diwariskan turun temurun juga dipakai Wuri, Mama dari Dio (4 tahun), “Untuk mengobati batuk si kecil, saya berikan satu sendok teh madu menjelang tidur. Ampuh meredakan batuk dan membantunya tidur lebih nyenyak.”

Selain sederhana dan alamiah, pengobatan rumahan ini memang dapat menghemat biaya. Namun, menurut Dr. Joseph Gigante, Professor di bidang kesehatan anak di Universitas Vanderbilt dan Rumah Sakit Anak Monroe Carrell Jr di Vanderbilt, meskipun dianggap penyakit ringan, tidak semua gangguan kesehatan bisa ditangani dengan obat rumahan. Sebenarnya, bolehkah orang tua mengobati anak di rumah? Kapan saatnya anak yang sakit dibawa ke dokter? Yang lebih penting, bagaimana kita tahu pengobatan tersebut aman?
 
Kenali Kondisi Membahayakan     
Beberapa tahun lalu, pengobatan rumahan sempat menuai kontroversi akibat kejadian di Kanada, ketika pasangan suami istri diadili karena memilih merawat sendiri anak mereka yang menderita Meningitis dengan pengobatan herbal ketimbang membawanya ke rumah sakit. Yang menyedihkan, si anak akhirnya meninggal dunia.

Ada juga kejadian, anak meninggal dunia karena tak bisa bernapas karena kepalanya ditutupi kantong plastik yang dimasukkan ramuan herbal untuk mengatasi kutu rambut. Selain itu juga sempat ada peringatan dari pusat pengendalian racun di Tenesse, AS, yang mengungkapkan ada anak dilaporkan mengalami keracunan akibat minyak esensial. Kasus-kasus semacam ini jadi peringatan bagi orangtua untuk tidak selalu mengandalkan pengobatan rumahan.

Menanggapi kasus-kasus di atas, Dr Gigante, mengungkapkan, yang pertama harus diyakini adalah pengobatan rumahan itu tidak membahayakan. “Ada banyak pengobatan rumahan yang dapat menangani keluhan kesehatan ringan. Jika orang tua merasa ingin melakukan pengobatan pertama sebelun ke dokter dan perawatan itu tidak membahayakan anak, saya rasa tidak ada masalah.

Namun, ada sebuah situasi yang dinilai mengkhawatirkan dan berbahaya. “Ini ketika para orang tua memilih mencoba-coba pengobatan rumahan yang belum diketahui khasiatnya. Akibatnya, pengobatan medis yang seharusnya dijalani jadi tertunda, hingga membuat penyakit anak makin parah, dan membahayakan jiwa mereka,”ujar Dr Gigante. Meski begitu, Dr. Gigante mengatakan, orang tua masih boleh kok, mengobati anak di rumah dengan ramuan tradisional. Karena untungnya, kisah-kisah tragis di atas masih bisa dicegah dengan memberikan pemahahan yang tepat pada orang tua tentang pengobatan rumahan.

“Sebagai pembelajaran dari kasus Meningitis di atas, bila orang tua menggunakan obat rumahan, bila tidak kunjung sembuh atau kondisi anak malah makin parah setelah 1-2 hari, sebaiknya segera dibawa ke dokter atau rumah sakit. Selain itu, menggunakan obat herbal atau tidak, menutupi kepala anak dengan kantong plastik adalah kesalahan fatal, apalagi bila si kecil tidak diawasi terus menerus,” Dr. Gigante menegaskan. 

Lantas, gejala kesehatan atau penyakit apa yang tergolong aman menggunakan obat rumahan, setidaknya pada penanganan pertama? Ahli Naturopati dari Arizona Natural Health Center, Dr. Jamie Oskin, mengungkapkan, “Benjolan ringan di kepala akibat terbentur dan memar ringan di tubuh, dapat ditangani dengan obat rumahan atau obat bebas di apotik tanpa bantuan dokter. Kondisi yang sama juga berlaku ketika anak alami demam, batuk, pilek, dan masuk angin, dan bisa sembuh selama 48 jam.”

Namun bila kondisi makin parah, seperti demam tinggi yang berlangsung lebih dari 2 hari, mengigau terus-menerus, sesak napas, radang tenggorokan, muntah berlebihan, diare dan mulai muncul tanda dehidrasi, sebaiknya segera ditangani dokter untuk pengobatan lebih lanjut. Ingat, keselamatan anak selalu prioritas utama orang tua!” tegas Dr. Oskin.

(Dok. FG/IRM)

Baca Juga:

11 Hal Penting Seputar Antibiotika yang Harus Diketahui Setiap Orang Tua
3 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua Saat Memberikan Obat Kepada Anak

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Gunakan Tanaman Obat Keluarga

Bila anak sakit, jangan langsung memberinya antibiotik. Manfaatkan bahan alami dari tumbuhan yang bisa didapatkan di halaman rumah untuk menunjang sistem pertahanan tubuh anak. ... read more