Kematian Anak Akibat Covid-19 di Indonesia Tertinggi di Dunia

 

 
Foto: shutterstock

 
Tiga pekan setelah libur lebaran, penderita covid-19 kembali naik. Jumlah kasus di Jakarta saja limaribu per hari. Padahal setahun lalu, jumlah sebesar itu adalah kasus se Indonesia.
 
Konferensi pers Perhimpunan 5 Profesi Dokter, yakni Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia serta Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia pada 18 Juni lalu menyebut data dari Dinkes DKI Jakarta: Bed Ocupation Rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU sudah penuh. Hingga 17 Juni 2021 84% dari 8.000 tempat tidur isolasi yang tersedia sudah terisi. Ruang ICU juga sudah terisi 74%.
 
Pada kesempatan itu Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) menyampaikan data dari IDAI bahwa tingkat kematian anak sebesar 3 - 5% yang artinya negara kita memiliki angka kematian anak tertinggi di dunia untuk kasus covid-19.
 
Testing untuk anak
Prof. Aman menggarisbawahi rendahnya pengujian atau testing COVID-19 pada anak di banyak daerah. “Didiskon selalu testing ini,” sesalnya. Berkaca pada data Dinas Kesehatan DKI per 20 Juni 2021, ada 899 kasus konfirmasi positif COVID-19 pada anak dengan rincian 655 kasus anak usia 0-18 tahun dan 244 kasus balita (0-5 tahun).

Untuk itu, Prof. Aman menyampaikan beberapa imbauan untuk melindungi anak-anak Indonesia, yakni:
  1. Segala kegiatan yang melibatkan anak (usia 0-18) tahun tetap dilaksanakan secara daring dengan didampingi orang tua.
  2. Hindari membawa anak ke luar rumah kecuali bila benar-benar dalam kondisi terdesak. Bila terpaksa ke luar rumah, pastikan mematuhi protokol kesehatan.
  3. Lengkapi imunisasi rutin anak, baik itu imunisasi dasar maupun tambahan untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya lainnya.
IDAI berpesan agar orang tua tidak lengah dalam menjaga 90 juta anak Indonesia. “Hidup kita untuk apa bila bukan untuk anak? Jaga anak kita! Jaga anak kita! Jangan sampai anak kita ada yang sakit,” tegas Prof. Aman.
 
 
 Baca: 
Beda Gejala Demam DBD dan Covid-19
 
 

 

 



Artikel Rekomendasi