Mengasuh Anak Sadar Lingkungan, Terapkan Green Parenting

 

Foto: shutterstock


Mengasuh anak sadar lingkungan dapat dimulai sejak sekarang. Tren hidup peduli lingkungan akan terus bertahan. 

 

Isu kerusakan bumi yang semakin parah dengan sampah plastik dari produk rumah tangga membuat orang tua semakin gelisah. Kalau Anda ingin anak peduli lingkungan, ciptakan kebiasaan yang sehat sedini mungkin. 

 

Green parenting sudah digagas sejak belasan tahun silam. Di Indonesia, isu kerusakan lingkungan, sampah yang awet selama ratusan tahun, energi pengganti, dan mengolah sampah  menjadii barang baru, ditanggapi secara positif. Generasi muda Indonesia, mulai dari anak usia sekolah dasar hingga perguruan tinggi telah membuat banyak terobosan yang mengagumkan, sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan hidup.

 

Green parent sejak bayi lahir

- Pilih popok bayi yang tidak menghasilkan sampah abadi. Pastikan disposable diaper yang Anda pilih untuk bayi tidak hanya nyaman tetapi juga nyaman bagi bumi.


- Gunakan baby wipes hanya saat bepergian, saat tidak dimungkinkan membersihkan bayi dengan air dan sabun. 


- Sabun tanpa detergen selain menimbulkan alergi juga mengotori sungai. 


- Gunakan air dingin untuk mencuci pakaian atau perkakas supaya Anda tidak perlu mempekerjakan water heater yang menggunakan tenaga listrik. 


- Pinjam atau sewa perlengkapan bayi seperti stroller, car seat, atau baby chair.


- Berikan ASI saja, karena lebih menghemat dan tidak menimbulkan sampah kaleng atau kemasan. 


- Kurangi penggunaan makanan kemasan untuk bayi bila membuat MPASI sangat memungkinkan. 

 

Beberapa teknologi ramah lingkungan yang dapat Anda manfaatkan

- Sepeda motor listrik. Dibuat oleh GESITS (Grasindo Electric Institut Teknologi Sepuluh November). Kapasitas baterai sepeda motor ini sebesar 5.000 wh mampu menempuh jarak 80 - 100 km setelah dicharge selama 4 jam.

- Lampu seumur hidup. Dibuat oleh mahasiswa fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Lampu seumur hidup dibuat dengan memanfaatkan bakeri bioluminescence yang ada pada tubuh cumi-cumi. Cahaya yang dihasilkan oleh bakteri ini mencapai 10,68 wh dan mampu menerangi hingga 68 m. Lampu ini akan awet bila bakteri dirawat dengan nutrisi berupa sayuran yang difermentasi. Bakteri tidak akan habis karena akan menghasilkan indukan baru.

- Kompor hidrogen. Dibuat oleh Dede dari Universitas Pendidikan Indonesia, karena kelangkaan gas di desanya Cihambulu, Subang. Dede membuat kompor dengan bahan bakar hidrogen. 


- Kantong dari tepung kulit singkong dan minyak nabati. Kantong dari tepung kulit singkong ini akan terurai dalam waktu 2 - 6 bulan.

 



Artikel Rekomendasi