Sekolah Dibuka, Guru dan Ortu Teladan Anak Disiplin Protokol Kesehatan

 

Foto: Dok. Istimewa


Pandemi COVID-19 diperkirakan masih akan berlangsung cukup lama. Karenanya, penerapan protokol kesehatan tidak boleh kendor. 

Meski terlihat sepele, bentuk protokol kesehatan seperti memakai masker saat berada di tempat umum, terbukti melindungi seseorang dari infeksi virus Covid-19. 

Namun fakta di lapangan, ketika kita memasuki periode normal baru seperti sekarang, masyarakat banyak yang  abai dalam menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, tidak memakai masker ketika keluar rumah.

Hal itu terlihat bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Padahal anak-anak merupakan kelompok yang tidak luput dari risiko terinfeksi virus Covid-19. 

Untuk kembali kepada publik mengenai pentingnya penerapan protokol kesehatan secara ketat, khususnya di kalangan anak-anak, Gerakan Pakai Masker (GPM) bersama  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) menggelar webinar dengan tema "Diseminasi Protokol Kebiasaan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi" akhir November lalu.

Acara yang juga melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia) dan Satgas Penanganan COVID-19 ini juga bertujuan mensosialisasikan pentingnya Adaptasi Kegiatan Baru (AKB) kepada para guru sekolah dasar dan menengah, serta PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), demi melindungi kesehatan dan keselamatan anak usia sekolah di Indonesia. 

Hal ini terkait adanya Surat Keputusan Bersama (SKB) dari empat kementerian tentang pemberlakuan kegiatan belajar mengajar tatap muka pada tahun ajaran 2020/2021.

"Pembentukan perubahan pola perilaku yang lebih sehat pada anak, harus dimulai dari rumah maupun lingkungan sekolah, dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan,” ungkap Sigit Pramono, Ketua Umum Gerakan Pakai Masker. 

Menurut Sigit, orangtua dan guru dapat menjadi agen perubahan perilaku kebiasaan hidup baru, maupun contoh dan teladan yang baik bagi anak usia sekolah.

Sejalan dengan Sigit, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI Nadiem Makarim mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkup pendidikan pertama dalam pembentukan karakter dan perilaku anak. 

Lingkungan yang sehat dimulai dari keluarga yang sehat. Oleh karena itu, langkah yang tepat untuk mengenalkan protokol kesehatan dimulai dari keluarga, sehingga hal tersebut dapat langsung diterapkan dan menjadi kebiasaan sehari-hari. 

Nadiem mengatakan optimis dengan kerjasama yang dilakukan bersama berbagai pihak ini. Gotong royong kita dalam pencegahan dan penanggulangan pencegahan COVID-19 dapat menjadi semakin solid. "Mari kita gencarkan sosialisasi supaya kita semua dapat menjaga kesehatan, agar Indonesia segera pulih dan bangkit dari pandemi," kata Nadiem.

Pentingnya perubahan kebiasan baru seperti memakai masker, juga diungkapkan oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Aman B. Pulungan Sp.A(K). Apalagi, angka kasus terkonfirmasi virus ini semakin naik dari waktu-ke-waktu. 

Saat ini berdasarkan data resmi pemerintah sudah ada 512 anak yang meninggal akibat virus COVID-19. Angka ini merupakan angka yang tertinggi dibandingkan negara-negara Asia Pasifik lainnya.

Dr. Aman mengatakan, perubahan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) haruslah ditanamkan sejak dini. Latih anak untuk menerapkan PHBS dan protokol kesehatan secara konsisten. Mulai ajarkan anak menggunakan masker sejak usia di atas 2 tahun sesuai dengan saran dari IDAI. Masker dapat melindungi pemakai dan orang lain dari penyebaran virus COVID-19. 

Ajarkan kebiasaan cuci tangan sejak anak usia MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) serta ajarkan anak dengan sabar mengenai kebiasaan menjaga jarak. Mengajarkan protokol kesehatan pada anak sejak dini dapat menjadi bagian dari stimulasi perkembangan personal sosial anak.

Orangtua harus menjadi contoh perilaku memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan agar anak dapat meniru kebiasaan baik ini. Luangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak usia sekolah dan remaja, serta tetap tinggal di rumah saja untuk mencegah penularan di dalam keluarga.



ALI

 



Artikel Rekomendasi