Sering Diare, Awas Penyakit Autoimun Inflammatory Bowel Disease

 


Masih ingat Ashanty yang sempat mendapat perawatan intensif di rumah sakit lantaran didiagnosis menderita autoimun pada 2019 lalu?
 
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang justru malah menyerang jaringan tubuhnya sendiri.


Ternyata ada beragam jenis penyakit autoimun dengan gejala yang juga tumpang tindih, sehingga sering kali sulit dideteksi, atau terlambat dideteksi. Misalnya saja salah satu jenis penyakit autoimun, Inflammatory bowel disease (IBD).
 
Inflammatory bowel disease adalah peradangan usus kecil dan usus besar kronis akibat kombinasi kerentanan genetik, paparan lingkungan, dan disregulasi respons imun terhadap microbiota usus. Sistem pencernaan orang yang mengalami IBD diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri sehingga bisa menyebabkan komplikasi bahkan kematian bagi penderitanya.

Sayangnya, IBD juga menjadi penyakit yang gejalanya sulit dideteksi mandiri oleh pasien lantaran gejala umumnya adalah diare - yang memang menjadi penyakit yang sering dikeluhkan di Indonesia. Sehingga, masyarakat kesulitan membedakan antara diare biasa dengan diare yang mengarah pada IBD.

Lebih-lebih, IBD juga sering secara keliru disamakan dengan Irritable Bowel Syndrome (IBS). Dalam Seminar Media Virtual yang diadakan oleh Takeda, Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI mengatakan bahwa keduanya adalah gangguan yang berbeda.

“Baik IBD maupun IBS menyebabkan sakit perut, kram, dan buang air besar yang mendesak (diare). Namun IBS masih diklasifikasi sebagai gangguan fungsional dan tidak menimbulkan peradangan, sedangkan IBD sudah diklasifikasi sebagai gangguan organik yang disertai dengan kerusakan pada saluran cerna,” ujarnya.

Ia menambahkan, “IBD tentu lebih berbahaya karena dapat menyebabkan peradangan yang merusak dan kerusakan ini bisa bersifat permanen pada usus, bahkan salah satu komplikasinya bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.”

Tipe Inflammatory bowel disease (IBD)
IBD ditandai dengan episode peradangan saluran cerna berulang. Kondisi itu disebabkan oleh respon imun yang abnormal terhadap mikroflora usus. IBD sendiri dibagi  menjadi beberapa tipe, yakni:
 


- Ulcerative Colitis yaitu peradangan dan luka di sepanjang lapisan superfisial usus besar dan rektum (akhir usus besar yang berdekatan dengan anus)

- Crohn’s Disease yaitu radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan  hingga lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam.
 
Gejala Inflammatory bowel disease (IBD)
Murdani menyebut beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai:


- Diare

- Kelelahan

- Sakit perut dan kram

- Nafsu makan berkurang

- Terdapat darah pada feses

- Penurunan berat badan
 
Penderita yang mengalami Ulcerative Colitis, akan merasa sering nyeri di bagian kiri bawah perut. Sementara, penderita Crohn’s Disease lebih sering merasa nyeri di bagian kanan bawah perut.
 
dr. Rabbinu Rangga Pribadi, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI mengatakan bahwa  kesulitan yang muncul dalam penanganan IBD adalah memastikan diagnosis apakah penderita mengalami IBD atau radang usus yang disebabkan infeksi lainnya.
 
Penyebab Inflammatory bowel disease (IBD)
Menurut Murdani, penyebab IBD selain gangguan sistem kekebalan tubuh belum diketahui dengan jelas. “Kesalahan pola makan dan  stress berlebih juga bisa memicu terjadinya IBD. Faktor keturunan juga berperan dalam IBD, meskipun angka penderitanya sangat sedikit,” terangnya.
 
Dampak Inflammatory bowel disease (IBD)
Dalam kondisi yang lebih parah, penderita IBD tipe Ulcerative Colitis bisa mengalami pembengkakan usus besar yang beracun, lubang pada usus besar, hingga dehidrasi berat dan meningkatkan risiko kanker usus besar.
 
Bagi penderita IBD tipe Crohn’s Disease, bila tidak segera ditangani, penderita bisa mengalami penyumbatan usus sehingga berisiko malnutrisi dan robekan pada jaringan anus.
 
Kedua kondisi IBD ini dapat  menyebabkan komplikasi seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, dan lainnya.
 
 
LELA LATIFA


 

 



Artikel Rekomendasi