Tahun Ajaran Baru Dimulai Pertengahan Juli, Sekolah Kembali Dibuka?

 

shutterstock

Tahun ajaran baru tidak mundur. Haruskah anak-anak berangkat sekolah?
 
Apakah sekolah akan kembali dibuka dalam waktu dekat menjadi pertanyaan banyak orang tua. Pasalnya, tak lama lagi akan memasuki tahun ajaran baru 2020/2021. Banyak orang tua yang mengaku tidak berani bila harus melepas anak-anaknya pergi ke sekolah di saat angka COVID-19 masih terus meningkat dan belum ada tanda-tanda melandai.
 
Kegundahan tersebut juga diwujudkan dalam bentuk petisi daring oleh seorang ibu yang juga penulis beberapa judul buku anak, Watiek Ideo. Petisi “Tunda Masuk Sekolah Selama Pandemi" ini sudah mendapatkan lebih dari 80.000 tanda tangan.
 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri sudah menegaskan tidak akan memundurkan tahun ajaran baru 2020 ke 2021. “Kami tidak memundurkan kalender pendidikan ke bulan Januari,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen), Hamid Muhammad.
 
Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk memundurkan tahun ajaran akan punya banyak konsekuensi yang harus disinkronisasi, salah satunya adalah pertimbangan siswa yang sudah lulus. “Artinya kalau sudah lulus kemudian diperpanjang, anak yang lulus ini mau dikemanakan?” lanjutnya.
 
Mulai 13 Juli
“Tanggal 13 Juli adalah tahun pelajaran baru,” tegas Hamid. “Memang kalender pendidikan kita dimulai minggu ketiga bulan Juli dan berakhir Juni. Itu setiap tahun begitu,” imbuhnya.

Ada 2 Metode : Tidak Harus Tatap Muka
Lantas, apakah ini artinya semua anak harus berangkat ke sekolah? Jawaban dari Kemendikbud nampaknya bisa menenangkan para orang tua yang khawatir. “Bukan berarti kegiatan belajar mengajar tatap muka. Metode belajar akan tergantung perkembangan kondisi daerah masing-masing,” ujar Hamid.
 
Mekanismenya, akan ditentukan berdasarkan zona. Zona mana yang bisa mengadakan sekolah tatap muka dan zona yang harus melakukan sekolah jarak jauh atau belajar dari rumah, ditentukan oleh Gugus Tugas Nasional. Wilayah, provinsi atau daerah zona hijau,  sekolah akan dibuka kembali dan dilakukan tatap muka. Saat ini, ada 124 kota dan kabupaten zona hijau.
 
Untuk zona kuning dan merah akan diberlakukan belajar dari rumah atau sekolah jarak jauh. “Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh warga satuan pendidikan yang menjadi pertimbangan  utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah,” tutur Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Mulia Girsang.
 
 
Belajar dari Rumah
Nah, bagi para siswa yang harus menjalankan belajar dari rumah, metode dan media pelaksanaannya ada dua pendekatan yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). "PJJ ada yang daring, ada yang semi daring, dan ada yang luring," kata Hamid.  
 
Lela Latifa
 
 
 

 

 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome



Artikel Rekomendasi