Takut Makan Ayam karena Disuntik Hormon? Kata Dokter Itu Hoaks

 

Foto ilustrasi daging ayam. (Freepik)

Nikmatnya ayam goreng tepung dicocol saus sambal, tak dapat disangkal.  Daging ayam memang bahan pangan sumber protein hewani yang sangat mudah dijumpai - mulai kaki lima, warung, hingga resto cepat saji. Rasanya yang gurih, cara memasaknya yang mudah, dan harganya yang terjangkau, membuat daging ayam menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. 

Namun Bunda mungkin pernah mendengar omongan miring tentang daging ayam, khususnya daging ayam broiler. Ada yang bilang: 'Makan daging ayam broiler itu tidak boleh banyak-banyak, terutama di bagian pahanya, karena ayam broiler disuntik hormon'. Gosip lain; "Anak-anak perempuan jangan boleh makan ayam broiler, nanti cepat dapat menstruasi."

Anggapan tersebut sepertinya cukup populer di kalangan awam, sehingga banyak yang memercayainya sebagai kebenaran. Bahkan barangkali ada tenaga medis yang juga membenarkannya. Akan tetapi benarkah anggapan itu berdasarkan fakta atau sebenarnya hanya kesalahan persepsi yang beredar dari mulut ke mulut? 

Rabu, 4 November 2020, Ayahbunda mengikuti acara virtual yang digelar oleh JAPFA, yaitu 'Diskusi Media Daging Ayam Sebagai Sumber Protein: Fakta dan Hoaks'. Sebagai pembicara adalah Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner dari Institut Pertanian Bogor  (IPB), Dr. drh. Denny Lukman, Msi.

Dr. Denny menjelaskan, isu yang menyebutkan bahwa ayam broiler disuntik atau diberi hormon pertumbuhan itu tidak benar. "Ayam broiler tidak pernah diberi hormon, ayam broiler cepat tumbuh karena pola budidaya yang baik dan pemberian pakan yang diatur," ujar Dr. Denny.

Menurut Dr. Denny pemberian hormon pada ayam pedaging merupakan ide yang tidak efisien karena harga hormon sangat mahal. Hal ini tentunya akan memberatkan industri untuk menjual daging ayam dengan harga terjangkau. 

"Daging ayam tidak akan pernah diberikan hormon, karena hormon itu mahal sekali. Sehingga ide itu tidak efektif dan tidak efisien," kata Dr. Denny.

Di samping itu, pemerintah juga secara tegas melarang penggunaan hormon pada hewan konsumsi sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Jika menyimak penjelasan dari Dr. Denny tersebut, semestinya kita tak lagi was-was saat mengonsumsi ayam karena khawatir ada kandungan hormonnya, ya, Bun.  


ALI


 

 


Topic

daging ayam



Artikel Rekomendasi

post4

Fakta Sapi Suntik dan Ayam Negeri

Mungkin, Anda pernah mendengar hormon bGH yang disuntikkan ke sapi, dapat menyebabkan kanker pada anak. Selain itu, ada juga dugaan hormon pertumbuhan untuk menggemukkan ayam akan menyebabkan kelainan... read more