Vaksinasi, Upaya Menghentikan Penularan Covid-19

 

Foto: shutterstock


Awal tahun 2020 lalu, kita mungkin melihat COVID-19 masih sebagai sesuatu yang nun jauh di daratan Cina sana. Saat itu, rasanya peyakit itu hanya sesuatu yang muncul di TV atau media daring saja. Akan tetapi, semuanya berubah ketika ditemukan dua orang pertama yang merupakan ibu dan anak asal Depok yang menjadi pasien COVID-19 di Indonesia pada Maret 2020.
 
Satu tahun berlalu sejak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi. Klaster keluarga dinilai menempati urutan teratas dalam penularannya. Angka kejadian di Indonesia masih pada angka 13 persen atau 6.000 – 10.000 per hari.  Jumlah yang tergolong tinggi, sementara sekolah dengan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dimulai bulan Juli.
 
Pemerintah menargetkan sebanyak 5 juta tenaga pendidik mendapatkan vaksinasi dicapai pada akhir Juni 2021.  Apakah pemberian vaksin akan mampu mengurangi penularan Covid-19?
Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung. Vaksinasi dilaksanakan untuk melengkapi upaya pencegahan penyakit COVID-19, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Program vaksinasi COVID-19 telah memasuki tahap kedua, seiring dengan hampir selesainya pemberian vaksinasi tahap pertama kepada para tenaga kesehatan. Sekitar 7,5 juta dosis vaksin siap didistribusikan ke 34 provinsi pada Februari 2021. Vaksinasi tahap kedua akan fokus di provinsi Jawa-Bali yang akan mendapatkan kurang lebih 70% dari proporsi yang ada saat ini. 

Program vaksinasi nasional COVID-19 menjadi langkah besar pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 di tanah air. Untuk mencapai kekebalan komunal global, vaksin COVID-19 harus diberikan bagi kurang lebih 70 persen populasi dunia. Di Indonesia sendiri, untuk mencapai kekebalan kelompok, pemerintah menargetkan 181,5 juta penduduk Indonesia mendapatkan vaksin COVID-19. 

Dengan jumlah target sebesar itu, pemerintah sangat memahami untuk mencapainya tidak akan bisa tanpa dukungan, partisipasi, dan komitmen seluruh komponen bangsa termasuk masyarakat, pihak swasta maupun organisasi.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan program vaksinasi COVID-19 adalah gerakan bersama seluruh komponen bangsa. “Gerakan kolektif ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh komponen bangsa untuk membantu pelaksanaan program vaksinasi nasional agar tujuan dari vaksinasi yakni kekebalan kelompok tercapai. Vaksinasi COVID-19 bukan program individualis tetapi sosial, bukan buat diri sendiri tetapi buat banyak orang,” ujar Budi. 

Sejauh ini, dalam pelaksanaan vaksinasi tahap kedua yang menyasar lansia dan petugas pelayanan publik, Kemenkes sudah menjalin kolaborasi dengan beberapa pihak swasta maupun organisasi. Beberapa inovasi muncul hasil dari kolaborasi ini. Salah satunya metode vaksinasi drive thru yang sudah ada di Jakarta dan Bali.

Partisipasi masyarakat akan sangat menentukan keberhasilan program vaksinasi COVID-19, oleh karena itu Budi mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung jalannya program vaksinasi COVID-19. “Vaksin ini adalah alat yang bisa dipakai untuk melindungi diri kita. Tetapi yang lebih penting, vaksin ini juga digunakan untuk melindungi keluarga, tetangga, rakyat Indonesia, dan melindungi peradaban umat manusia di seluruh dunia,” ujar Budi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, sebelum mengikuti vaksinasi pada pertengahan Januari lalu. 

Namun penting untuk diingat, vaksin adalah salah satu langkah pencegahan, bukan pengobatan. Jadi, meski akan menerima vaksin COVID-19, Anda dan keluarga tetap harus menerapkan protokol pencegahan COVID-19 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan hindari keramaian.

Imma Rachmani
Sumber: www.femina.co.id
Baca juga: Vaksinasi Covid-19
 
 

 


Topic

#covid-19 #corona #pandemi



Artikel Rekomendasi