Keputihan Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Serviks!

 

PIxabay



Vagina merupakan salah satu area sensitif yang seringkali menjadi tempat nyaman bagi kuman jahat atau bakteri bersarang. Jika dibiarkan dalam waktu lama, tak jarang keduanya menimbulkan infeksi dan menyebabkan timbulnya gangguan vaginitis.

Namun ternyata, banyak wanita yang tidak menyadari munculnya gangguan ini Bunda, karena tanpa disadari sudah 30% wanita di dunia mengalaminya.

Gejala awal vaginitis biasa ditandai dengan timbulnya keputihan yang tidak biasa, baik dari bentuk, warna atau pun baunya. Normalnya keputihan hanya muncul sebelum dan sesudah haid dengan warna yang jernih dan tidak berbau.

Dr. Grace Valentine, Sp.OG dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta menerangkan, “dalam kasus vaginitas keputihan bisa berwarna putih susu, kuning atau bahkan kehijauan. Kalau kemudian disertai rasa gatal di sekitar area V dan berbau amis, maka perlu segera diperiksakan ke dokter”.

Penyebab munculnya dan jenis vaginitis pun beragam, Anda harus tahu perbedaannya!

Kuman
Gangguan vaginitis pertama disebabkan karena adanya perubahan keseimbangan kuman di area V yang menimbulkan bacterial vaginosis. Jenis ini ditandai dengan keputihan berwarna kuning higga kehijauan yang berbau amis.

Jamur
Keputihan yang disebabkan oleh jamur umumnya akan berwarna putih dan menggumpal. Pada sejumlah kasus, keputihan bisa disertai rasa gatal yang luar biasa.

Parasit Trichomonas Vaginalis
Penyebab lainnya adalah parasit trichomonas vaginalis yang menyebabkan penyakit menular seksual. Ini ditandai dengan munculnya keputihan yang berbusa, berwarna kuning atau kehijauan, perih di sekitar area V dan berbau lebih amis.

Virus Herpes Simpleks
Selain menimbulkan keputihan, virus ini dapat menyebabkan munculnya sariawan di bibir vagina.  Jenis ini adalah yang paling berbahaya dibandingkan 3 jenis lainnya. Jika keputihan muncul dan bercampur dengan darah atau keputihan yang dialami berlangsung cukup lama, ini bisa jadi meripakan gejala awal kanker serviks yang  disebabkan oleh human papilomavirus (HPV).


Dr. Grace juga membagikan tips sederhana menjaga kebersihan area V untuk mencegah terjadinya gangguan vaginitis:
  1. Pastikan vagina tetap bersih dan kering. Gunakan tisu kering setelah buang air kecil atau besar. Penggunaan tisu basah, tidak disarankan.
  2. Seka vagina dari arah depan ke belakang, untuk menghindari pindahnya kuman dari anus ke vagina yang akan menyebabkan bacterial vaginosis.
  3. Gunakan sabun cuci vagina sesuai ph, jangan gunakan sabun mandi biasa.
  4. Kenakan pakaian dan pakaian dalam yang berbahan menyerap air, misalnya katun. Ini perlu dilakukan agar area V tidak lembab.
  5. Tidak melakukan vaginal douching (pencucian vagina dengan cara menyemprotkan cairan khusus ke dalam liang vagina).
  6. Perilaku seks aman, tidak berganti-ganti pasangan seksual.
  7. Gunakan kondom saat berhubungan seksual, agar mencegah terjadinya penularan infeksi.
 
Untuk mencegah gangguan vaginitis, dr. Grace mengimbau agar para wanita lebih memperhatikan kebersihan area V mulai sekarang. Karena kunci utama pencegahan penyakit kewanitaan adalah terawat dan terjaganya daerah kewanitaan dan jangan ragu untuk segera konsultasi ke dokter jika gejala-gejala di atas muncul. (Wita Nurfiri)
 

Baca juga:
5 Tes Skrining untuk Kehamilan Berisiko
Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS)
7 Mitos Seputar Seks

 



Artikel Rekomendasi