5 Alasan Sebaiknya Suami Istri Tidak Berahasia

 

Foto: shutterstock


Dengan alasan menjaga privasi, pasangan suami istri saling menyimpan rahasia masing-masing. Pahami bahwa berahasia bisa merusak perkawinan.

 

Dipublikasikan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin, psikolog Michael Slepian, Nir Halevy dan Adam Galinski menemukan bahwa orang rata-rata menyimpan 13 rahasia, 5 diantaranya tidak pernah diceritakan.

 

Akan tetapi bila Anda sudah menikah, menyimpan rahasia bisa mengancam keselamatan perkawinan Anda. Jennifer Guttman, Psikolog menulis di mindbodygreen.com. Ini ulasannya.

 

Rahasia berbeda dengan privasi. Dalam berumah tangga ada hal-hal yang harus kita patuhi, yaitu menjaga privasi. Disebut privasi apabila topik yang disimpan oleh pasangan tidak membahayakan perkawinan. 

 

Lain halnya dengan rahasia. Pihak yang menyimpan rahasia  menyimpan sesuatu yang bila diketahui oleh pasangan bisa berdampak buruk. Misalnya, merahasiakan besarnya gaji karena takut pasangan boros. Merahasiakan masa lalu yang mungkin saja bekas pecandu dan  bila diketahui oleh pasangan bisa menimbulkan pertikaian lalu kehilangan cinta dari pasangannya. 

 

Menurut Michael, Halevy dan Galinski, sekecil apapun rahasia, bisa berdampak pada perkawinan. Menurut mereka, bila pasangan menyimpan rahasia, 5 hal ini bisa terjadi:

 

- Membangun pembatas dalam berkomunikasi. Menyimpan rahasia itu melelahkan. Pihak yang berahasia sulit berkomunikasi dengan leluasa karena takut rahasianya terkuak. Ia akan menciptakan benteng pembatas untuk hal-hal yang ia tidak ingin bicarakan dengan pasangannya. Selain melelahkan, pihak yang merahasiakan sesuatu akan merasa kesepian, sedih dan jadi agresif.

- Memicu suasana tidak percaya dalam hubungan. Kalau pasangan sudah kehilangan rasa percaya, membangunnya kembali sangat sulit. Pihak yang merasa tertipu sulit percaya bahwa tidak ada rahasia lain atau polanya tidak akan berlanjut. Adanya rasa ketidakpastian terus menerus tidak akan bisa membangun rasa percaya.

- Tidak terbentuk komunikasi secara alami. Terjadi percakapan yang kaku, karena terlalu banyak berpikir bagaimana rahasia tidak terungkap. 

- Penipuan melahirkan penipuan. Pihak yang berahasia akan terus menerus menciptakan kebohongan. Ketika pihak yang berahasia berhasil menyimpan rahasianya, ia akan semakin percaya diri dan memperkuat perilaku berahasianya. 

- Menyimpan rahasia bisa menimbulkan penyakit fisik. Penipuan adalah beban mental yang berdampak somatik (sakit fisik akibat tekanan mental), mengakibatkan rasa malu, rasa bersalah dan stress. Ini akan diikuti dengan sakit kepala, gangguan pencernaan, dan gangguan tidur. Bagi individu yang tidak mampu mengatasi, akan mulai menggunakan obat yang mematikan rasa tidak enak badan atau obat terarang yang semakin menjauhkannya dari pasangan. 

Hilangkan kebiasaan menyimpan rahasia. Idealnya sejak sebelum menikah pasangan sudah saling terbuka dan tidak punya rahasia. Tetapi yang sudah telanjur menyimpan rahasia itu hingga menikah, segeralah hilangkan pola hidup berahasia. 

 

Jangan terlalu impulsif membongkar rahasia penting pada pasangan. Kalau Anda adalah penimbun rahasia, tiba-tiba menjadi transparan dalam sehari rasanya sulit, bukan? Rasanya seperti membongkar tembok pembatas yang selama ini sudah dibangun. 

 

Bersikaplah jujur yang dilandasi dengan kebaikan hati. Pilih waktu dan tempat yang tepat, lihat suasana hati pasangan. Jika informasi yang akan Anda sampaikan bersifat menekan perasaan pasangan seperti perselingkuhan, sebaiknya Anda melibatkan konselor perkawinan. Bila  masalahnya adalah keuangan, Anda bisa melibatkan akuntan atau financial planner. 

 

Meski di awal membuka rahasia itu menakutkan, tapi akan terasa lega sesudahnya. Slepian, Halevey dan Galinski mengatakan bahwa orang yang membuka rahasia akan merasa lebih bahagia. 

 

Berlatihlah untuk selalu transparan, jujur, terbuka dan memaafkan. Ini akan mempertahankan kesejahteraan diri dan perkawinan. (IR) 

 

 

 



Artikel Rekomendasi