5 Cara Atasi Stress Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus

 

Foto: shutterstock


Masa selama pandemi meningkatkan stress orang tua anak berkebutuhan khusus. Ikuti kiat dari ahli untuk mengatasi stress. 

 

Hidup bagai sekotak coklat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita dapat –Forrest Gump. Kita tidak pernah tahu kita akan melahirkan anak dalam kondisi apa. Simak tip dari Kathleen Smith, Ph.D, LPC dalam jurnal PSYCOM.

 

Mengasuh anak dengan spektrum autism menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan adaptasi tak berkesudahan. Tentu ini dapat menimbulkan tekanan. 

 

Beberapa kali seminggu orang tua dengan anak autis  harus membuah janji terapi dengan terapis. Terapi bicara, terapi fisik semacam koordinasi bilateral (merangkak), dan mungkin masih banyak lagi, yang semuanya adalah untuk mengakomodasi kebutuhan anak untuk dioptimalkan perkembangannya. 

 

Saat orang tua bersama anak di mal, ia pasti sudah mengantisipasi  dengan meminimalkan rangsangan sensori yang berlebihan yang bisa membuat anak mengamuk di tempat umum. Ia juga memastikan anak  tidur cukup, dengan mengesampingkan kebutuhannya sendiri untuk tidur. 

 

Meski menghadapi banyak tantangan, ada orang tua yang tidak mengalami tekanan. Sebuah riset menyebut, orang tua yang membesarkan anak autis yang melibatkan seluruh support system dan mengatasi masalah - termasuk kesehatan fisik dan mental mereka sendiri - akan mengalami sedikit stres, sehingga lebih memungkinkan membesarkan anak autis yang dapat beradaptasi dengan baik. 

 

Psikologis, fisik, keuangan, dan sosial adalah sumber stres yang lazim dihadapi orang tua dengan anak autis. Jika Anda saat ini mengalaminya, ini saran mengatasinya:

 

1. Mulai dengan perubahan sederhana. Jika Anda terbebani, buat sedikit saja perubahan. Misalnya dengan mencoba meluangkan waktu untuk berolah raga secara teratur, dan punyalah me time. Bila hal itu sulit, perlambat rutinitas harian Anda. Miliki waktu untuk merawat diri sendiri, agar Anda merasa lebih segar. Misalnya menambah jam tidur. Ini akan berdampak positif pada anak juga. 


2. Fokus pada kenyataan sekarang, bukan ‘kalau saja’. Mudah cemas dengan apa yang akan dialami anak, itu yang Anda rasakan. Apa yang akan dihadapi anak-anak di masa mendatang, bagaimana kalau kami - kedua orang tuanya - tidak ada lagi. Cek kembali diri sendir, apakah yang Anda lakukan saat ini didasarkan pada kekhawatiran masa depan atau didasarkan pada realitas anak Anda saat ini. Ini akan membantu Anda kembali fokus pada apa yang Anda usahakan saat ini dan yang dapat Anda kendalikan. Masa yang akan datang tidak dapat Anda kontrol.


3. Menghibur diri. Sebagian orang tua memutuskan untuk berhenti bekerja karena harus merawat sendiri anaknya. Tapi ada juga orang tua yang tetap bekerja. Terkadang mereka menggunakan waktu bekerja ini sebagai ‘saatnya break’ dari urusan mengasuh anak. Idealnya, orang tua yang bekerja ini harus punya waktu break di luar pekerjaannya supaya bisa fokus pada kesehatan fisik dan mentalnya, dan dapat menjalin relasi dengan orang lain. Orang tua kerap merasa takut bila anak ditangani oleh orang lain (pengasuh) yang mungkin akan sering berganti. Menjalin relasi kembali dengan teman-teman lama sangat penting untuk kesehatan Anda mental Anda yang akan berpengaruh positif pada anak.


4. Libatkan ahli seperti psikolog untuk megelola tingkat stres Anda. Jika terapi atau konseling rutin bukan pilihan, cari layanan lain. Sesekali cek kesehatan fisik Anda secara menyeluruh (general check up) untuk mengetahui kondisi fisik Anda. Organisasi penyandang disabilitas dapat menjadi support system Anda yang dapat menjadi sumber informasi penting.


5. Jika Anda mengasuh anak autis yang ingin mengurangi tingkat stres, mulailah dengan pertanyaan ini:

- Dalam sehari, kapan saya bisa memperlambat rutinitas, fokus, dan mengurangi kecemasan?

- Perubahan kecil apa yag secara signifikan dapat saya lakukan untuk merawat tubuh dan pikiran saya?

- Adakah hal yang tidak berguna untuk mengatasi stres yang harus saya singkirkan dari rutinitas saya?

- Kekhawatiran apa yang menghalangi saya untuk tetap fokus pada masa kini?

- Support system yang mana yang mudah saya abaikan ketika saya atau anak saya membutuhkan bantuan?

- Adakah pengasuh yang bisa saya percaya untuk mengasuh anak agar saya bisa menurunkan stres?

- Komunitas apa yang bisa membantu saya mengelola stes saya?

(IR)



 

 



Artikel Rekomendasi