6 Faktor Penyebab Akrabnya Kakek Nenek dengan Cucu

 

Foto: shutterstock



Kedekatan kakek nenek dengan cucunya memberi rasa aman bagi keduanya. Apa yang menyebabkan mereka akrab?

 

Bunda pernah berpikir, mengapa orang tua kita sangat dekat dengan anak kita, sementara ada kakek nenek yang tidak akrab dengan cucunya? Gaya hidup, lingkungan, dan kepribadian adalah faktor penyebabnya. Ada kok, risetnya mengapa ada kakek nenek yang bisa dekat dengan cucunya. 

 

Psikolog sosial Merril Silverstein, peneliti soal Lansia dari Syracuse University dan Vern L. Bengston telah meneliti sebuah konsep yang mereka sebut “solidaritas antargenerasi”. Ada 6 faktor kunci yang memengaruhi solidaritas atau relasi itu menjadi sangat dekat. 

 

Dari ke 6 faktor itu ada yang bisa kita kontrol, ada yang tidak. Kesadaran akan komponen menyeluruh dari hubungan kakek-nenek cucu dapat membantu Anda fokus pada apa yang dapat Anda usahakan agar relasi mereka lebih kuat. Inilah ke 6 faktor itu seperti dilansir oleh verywellfamily.com.

 

1. Kedekatan fisik. Tidak mengherankan bila kedekatan fisik - yang bisa berarti jarak geografis yang dekat - mendukung terjadinya kedekatan itu. Ada kakek nenek yang begitu kuatnya perasaan sayangnya pada cucu hingga rela pindah rumah yang dekat dengan tempat tinggal anaknya. Ada juga kakek nenek yang rela rutin mengunjungi cucunya meski jarak tempat tinggal lumayan jauh. Bagi kakek nenek yang masih fit, jarak geografis yang jauh bukan halangan. Tapi untuk kakek nenek yang sudah tidak punya penghasilan, kendala biaya dan kesehatan bisa mengurangi kedekatan dengan cucunya. 

 

Didukung teknologi komunikasi yang kian canggih, banyak kakek nenek menggunakan skype atau video call untuk selalu terhubung dengan cucunya setiap hari dan berhadapan lewat layar. 

 

2. Frekuensi kontak. Kakek nenek yang sering berhubungan dengan cucu memiliki hubungan yang lebih dekat, tetapi jarak fisik bukan halangan untuk saling berhubungan. Perceraian orang tua mengubah total hubungan kakek nenek dan cucu. 

 

Orang tua yang mendapat hak asuh sepenuhnya atas anaknya, berkurang kontaknya dengan kakek nenek dari pihak pasangannya. Karena seringkali ibu mendapat hak asuh anaknya, maka peran kakek nenek jadi meningkat dan memiliki waktu lebih bersama cucunya. Peran kakek nenek dari pihak ayah justru semakin berkurang. 

 

Mudah-mudahan di masa depan pengasuhan bersama tidak memengaruhi hubungan kakek nenek dari kedua pihak - dengan cucu mereka. 

 

3. Peran kakek nenek dalam keluarga. Ketika kakek nenek ikut memberikan perawatan pada cucu, atau menjadi pengganti kedua orang tuanya karena mereka bekerja full time, kekek nenek punya peluang sangat besar untuk punya kedekatan dengan cucu. Ada kakek nenek yang punya peran lebih besar terhadap cucunya ketimbang peran yang normal. Riset menunjukkan inilah faktor yang mendekatkan kakek nenek dengan cucunya. 

 

4. Harapan keluarga. Riset menunjukkan bahwa keluarga yang menunjukkan relasi yang kuat antar generasi, lebih mungkin memilki relasi yang erat antara kakek nenek dan cucu. Banyak budaya yang mendidik anak sejak dini bahwa setiap anggota keluarga punya kewajiban.  Kewajiban itu termasuk mengasuh anak, bantuan keuangan, dan tugas secara umum. Bantuan mengalir ke kedua arah, yaitu dari yang muda ke yang tua, dan dari yang tua ke yang lebih muda. Keluarga jenis ini cenderung menunjukkan ikatan kakek nenek - cucu yang lebih kuat. Keluarga seperti ini mengadopsi praktek keluarga besar. 

 

5. Ikatan emosi. Meski kakek nenek dan cucu memiliki kedekatan yang saling menguntungkan, kakak nenek ternyata memiliki tingkat kedekatan yang lebih tinggi daripada generasi yang lebih muda. Ini alami. 

 

Ketika keluarga berfungsi semestinya, anak-anak dekat dengan kedua orang tuanya dan saudara kandung, kakek nenek berada pada lingkaran kedua untuk tingkat kedekatan emosional mereka. Ketika anak-anak sudah semakin besar, lingkup mereka semakin luas ke teman sebaya, sehingga kakek nenek semakin tersingkir. 

 

Lingkaran hidup  kakek nenek akan semakin menyusut ketika saudara kandungnya satu per satu meninggal atau pindah ke lain kota. Mungkin anak cucu akan datang untuk tinggal bersama. Yang penting, ketika kakek nenek membangun ikatan emosial dengan cucu, akan merasakan ikatan itu berlangsung lama. 

 

6. Kesepakatan nilai. Para cucu kerap mendapatkan nilai-nilai awal dari orang tua kakek nenek. Selanjutnya mereka akan mengembangkan nilainya sendiri saat dewasa. Biasanya keluarga paling dekat yang berbagi nilai, jarang ada yang lintas generasi. Para peneliti menyatakan bahwa kesenjangan antar generasi akan berkembang ketika generasi muda melihat kurangnya toleransi generasi tua terhadap hal-hal yang munafik yang terjadi pada masyarakat. 

(IR)

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more