6 Manfaat Ayah Ambil Cuti Melahirkan

 

Ilustrasi ayah mengambil cuti melahirkan. Foto: Pixabay
Keputusan Menteri Lingkungan Jepang Shinjiro Koizumi untuk mengambil paternity leave atau cuti ayah, mencuri perhatian dunia. Nama pria 38 tahun ini disebut-sebut di berbagai media internasional sebagai menteri pertama di kabinet Jepang yang mengajukan cuti ayah. 

Bukan tanpa maksud, langkah yang diambil Koizumi tersebut bertujuan untuk memberikan contoh pada para ayah di Jepang untuk tak ragu mengambil cuti melahirkan. 

Pemerintah Jepang sendiri sangat loyal memberikan paternity leave selama 12 bulan, namun sangat jarang digunakan oleh karyawan laki-laki di sana karena dianggap mengganggu karier dan tekanan ekonomi. 

"Saya harap paternity leave saya akan memimpin cara bekerja ke gaya dimana setiap orang dapat dengan mudah mengambil cuti perawatan anak tanpa ragu-ragu dalam pelayanan lingkungan," kata Koizumi kepada wartawan, dikutip dari Independent.

Baca juga: Shinjiro Koizumi, Menteri Pertama Jepang yang Mengambil Cuti Ayah

Di Indonesia, gagasan tentang cuti ayah bukan hal baru. Pemerintah melalui Badan Kepegawaian Negara sudah mengeluarkan aturan untuk mengakomodir kebutuhan para ayah mendampingi istri melahirkan dan merawat bayi. 

Seperti yang tertuang dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS. 

Di dalamnya tertulis, PNS laki-laki dapat diberikan cuti saat sang istri akan melahirkan atau operasi sesar. Ketentuan cuti itu masuk dalam kategori cuti karena alasan penting (CAP). Dan cuti atau libur ini tidak mengurangi jatah cuti tahunan yang dipatok sebanyak 12 hari dalam setahun.

Sebenarnya, aturan cuti isteri melahirkan ini sudah lama diatur oleh UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003. Seperti dituliskan pada Pasal 93 ayat 2 (c) dan Pasal 93 ayat 4 (e):

"Pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan, menghitamkan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia."

"Istri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama dua (2) hari."

Baca juga: Serba-serbi Cuti Ayah di Seluruh Dunia

Bicara soal manfaat ayah cuti melahirkan, salah satu yang paling jelas dirasakan adalah kehadiran ayah dapat memberi dukungan penuh bagi istri baik sebelum, saat, dan setelah bersalin. Ini adalah masa-masa berat bagi ibu dimana ia sangat membutuhkan dukungan dari orang terdekat, terutama suami.

Selain itu, ada beberapa keuntungan lain yang didapat jika ayah mengambil cuti melahirkan. Bukan hanya dari sisi orang tua tapi juga untuk anak. Ayahbunda merangkum sejumlah manfaat ayah cuti melahirkan dari berbagai sumber, di antaranya berikut ini:

Hubungan ayah dan anak jadi lebih dekat
Profesor Sosiologi Ohio State University Chris Knoester melakukan analisis data dari survei jangka panjang dari ribuan keluarga Amerika. 

Ia menemukan, anak-anak yang ayahnya mengambil cuti melahirkan setidaknya dua minggu setelah mereka dilahirkan, dilaporkan merasa lebih dekat dengan ayah mereka daripada anak-anak dengan ayah yang tak mengambil cuti. 

Risiko perceraian turun
Masih dari penelitian Knoester, cuti melahirkan bayi ayah -bahkan meski relatif singkat- menyebabkan risiko perceraian pasangan turun dan bertahan di angka yang rendah selama enam tahun setelah anak lahir, bahkan ketika anak-anak mencapai usia sekolah.

Prestasi akademik anak lebih tinggi
Keluarga yang ayah mengambil cuti melahirkan menunjukkan kecenderungan pembagian tugas rumah tangga yang merata. Ayah yang melakukan setidaknya 40% tugas rumah tangga, memiliki anak yang prestasi akademiknya lebih baik daripada anak-anak yang ayahnya kurang terlibat. 

Ayah peka terhadap suasana batin anak
Penelitian juga menunjukkan pria yang melakukan kontak rutin dengan bayi mereka yang baru lahir memiliki kesadaran yang tinggi akan kebutuhan dan suasana hati anak-anak mereka. 

Membantu kemajuan karier pasangan
Ayah yang mengambil cuti melahirkan dan ikut merawat anak, membantu ibu (yang bekerja) untuk siap melanjutkan kariernya lebih awal. Ini secara tak langsung hanya membantu kemajuan profesional istri. 

Lebih kecil kemungkinan depresi
Masa-masa setelah bersalin bisa jadi waktu yang berat untuk kondisi mental ibu. Ini karena faktor hormonal dan perubahan tubuh yang tak jarang menyebabkan sindrom baby blues

Kehadiran ayah dapat memberi dukungan pada ibu, sehingga lebih kecil kemungkinannya ibu mengalami depresi pascakelahiran. Dukungan ayah juga dapat membawa kesejahteraan emosional yang lebih besar bagi ibu. 

Baca juga: Persiapan Cuti Melahirkan

(Alika Rukhan/Ester Sondang)

 



Artikel Rekomendasi