Anak Laki-laki Sehat Emosi, Cegah Toxic Masculinity

 


Jangan permalukan mereka karena minatnya
Hargai bila anak punya banyak minat, meski ada yang Anda tidak terlalu sukai. Jangan menghentikan aktifitasnya karena keperempuan-perempuanan, atau aneh karena ini dapat meningkatkan cita-cita toxic masculinity atau norma gender yang sudah ketinggalan zaman.  
 
Luangkan waktu berkualitas bersama
Reset sudah menunjukkan bahwa anak-anak yang emosinya sehat adalah anak-anak yang kedua orang tuanya sangat memerhatikan keluarga. Tidak hanya pemenuhan kebutuhan fisik, tapi kebutuhan emosi juga dipenuhi. Tidak penting sesibuk apa kedua orang tua. Ini karena orang tua selalu ada untuk anak-anak.  
 
Riset oleh Stewart Friedman – penulis buku tentang kepemimpinan menemukan bahwa bukan soal banyaknya waktu yang diluangkan. Yang penting adalah kualitas waktunya, khususnya waktu dari ayah. Lebih baik 1 jam digunakan untuk bicara intim, bermain dan bersenang-senang bersama anak daripada 4 jam tetapi Anda terus-terusan menjawab panggilan telepon, menjawab pesan, dan sebagainya. Pastikan Ayah benar-benar secara fisik dan emosi berada bersama anak.
 
Luangkan waktu untuk makan malam
Christina Steinorth-Powell, psikoterapis dari California menyatakan bahwa anak-anak yang rutin makan bersama keluarga cenderung mengembangkan ketrampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak, seperti di sekolah dan di tempat kerja kelak. Mereka jauh dari kecanduan alcohol dan zat adiktif lainnya, serta tidak mengalami gangguan makan.

Baca: Gaya Pengasuhan Ayah pada Anak Laki-laki

Terlibat dengan urusan sekolah anak
Kata Christina Steinorth, banyak riset mengungkap bahwa ayah yang terlibat dalam urusan sekolah anak, anak punya hubungan yang baik dengan teman sebayanya, punya harga diri yang baik, dan punya prestasi sekolah yang baik.
 
Ketika ayah aktif dan terlibat pada urusan sekolah anak laki-lakinya, ayah menyampaikan pesan bahwa pendidikan itu penting.  Kalau ayah membantu anak belajar, ini mengajarkan anak laki-laki tentang nilai timbal balik dan terlibat di dalam kegiatan komunitas.
 
Anak harus tahu bahwa Anda siap diajak bicara
Sebuah riset menunjukkan bahwa pria  yang punya gaya pengasuhan merawat punya relasi yang baik dengan anak-anaknya. Itu mudah diwujudkan: setiap saat anak butuh ayah, ayah siap.  Yakinkan anak bahwa ayah tidak akan menghukum dan mempermalukannya. Ini dapat membantu melawan kecenderungan toxic masculinity; minta tolong adalah bentuk kelemahan.
 
Peduli pada diri sendiri, bila Anda mengasuh anak laki-laki
Pengasuhan itu berat, jadi penting untuk selalu mengingat bahwa memerhatikan fisik dan emosi diri sendiri itu harus, sebagai bekal menjadi ayah terbaik yang Anda bisa.
Izinkan diri Anda untuk tidak OK. It’s OK to not to be OK.
 
Kalau ayah mengutamakan kesehatan mentalnya, anak belajar bahwa self care itu penting dan harus jadi prioritas.  


Peran ayah dan masalahnya
Menjalani peran ayah bisa menakutkan, dan menambahkan kesehatan emosi untuk diseimbangkan jadi rasanya lebih mengkhawatirkan.  Tetapi ketika sampai pada cara anak laki-laki Anda mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat, Anda punya peran besar dalam perkembangan ini. 
 
Kadang-kadang hanya ada untuk anak dan membiarkannya tahu bahwa  dia bisa menjadi dirinya sendiri – apapun penampakannya – adalah cara terbaik baginya untuk merasa nyaman dengan dirinya. Anda tidak harus selalu memahami minatnya atau bereaksi secara intens, tetapi ketidaksetujuan Anda mungkin bisa membuatnya merasa malu dan perilaku yang mengarah pada toxic masculinity.  Anda tidak dapat merencanakan untuk anak apa yang Anda pikir akan jadi apa, tetapi cintailah mereka seperti apa adanya mereka. (IR)
 
Baca juga:  
10 Hal yang Wajib Ayah Ajarkan Pada Anak Laki-laki
9 Hal yang Dibutuhkan Anak Laki-laki dari Ayah 
 
 
 
 
 

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more