Bunda Membesarkan Anak Perempuan Tangguh

 


 
Foto: pexels

Ketika bunda menimang anak perempuan, merengkuhnya dalam pelukan karena ia jatuh, bibir nyonyor atau kepalanya benjol, siapa yang Anda salahkan?
 
Lantai yang membuat bibirnya berdarah-darah, dan meja yang membuat dahinya benjol? Saat itulah anak Anda belajar menyalahkan lingkungannya.
 
Ketika Anda segera membantu anak menyelesaikan masalahnya, saat itu Anda mengajarnya bahwa ia boleh tidak maksimal berusaha, karena akan ada orang yang menolong. Inilah cara yang penuh tantangan dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada anak perempuan Anda.
 

Tumbuhkan sikap asertif
Berapa usia anak perempuan Anda? Apakah ia sudah bisa bicara? Atau hanya memberikan kode – untuk minum, makan, dan tidur – lantas Anda berusaha memenuhinya?
 
Bantu anak Anda untuk mengungkapkan kebutuhannya. Kalau dia sudah bisa bicara, ajarkan cara bicara yang baik. Setelah agak besar, saat ia memasuki dunia prasekolah, persoalan pertemanan akan memberinya tantangan. Dinakali teman, tidak diajak main, diteriaki di telinganya, akan menjadi topik pengaduannya saat pulang dari ‘sekolah’.
 
Di sinilah para bunda dan ayah ditantang untuk tidak ikut campur urusan anak-anak. Bunda dan ayah harus mengajarkan sikap asertif agar anak dapat menghadapi persoalannya. Ia harus berani mengatakan bahwa ia tidak senang diperlakukan buruk agar tidak menjadi korban bully di usia selanjutnya. Keberanian adalah modal penting dalam hidupnya, karena keberanian akan membangkitkan rasa percaya diri.
 

Memuji sesuai prestasi
Kalau Anda memuji anak perempuan Anda dengan kata-kata 'anak pintar', maka jelaskan kepintaran apa yang telah ia lakukan. Misalnya anak Anda berhasil menemukan sendiri bonekanya yang hilang, layak Anda mengatakan, “Ingatanmu bagus, Sayang…. Makanya kamu tahu di mana dinosaurusmu.” 
 

Tingkatkan kemampuannya
Jangan tergoda untuk membantu. Anak Anda yang berumur 1 tahun kesulitan menyendok makanannya, biarkan saja. Otaknya akan membantu tangannya untuk mendapatkan makanan itu.

Anak perempuan Anda yang berusia 18 bulan sudah mahir mengenakan kaos kaki sendiri, itu hebat. Biarkan saja dulu bila tumit kaos kaki berada di tungkainya. Beri dia jempol dan ciuman untuk prestasinya itu. Berikan kaos kaki bekas miliknya yang kekecilan untuk bermain peran. Ia akan memakaikan kaos kaki itu pada boneka-bonekanya sekaligus berlatih untuk dirinya.
 

Ajak anak melakukan aktivitas outdoor
Misalnya berenang atau softball. Bunda dan ayah, anak perempuan Anda yang berumur 4 tahun sudah dapat belajar berenang dengan serius. Berikan keterampilan dasar ini agar di usia selanjutnya ia percaya diri saat bermain di kolam renang.

Anda pun tak perlu repot memeganginya di dalam kolam karena takut dia tenggelam. Atau sertakan ia latihan di gymnasium. Bertambah teman dengan keterampilan yang sama akan membuatnya percaya diri dan selalu gembira.  

 
Jangan membuat asumsi tentang kekuatan dan kelemahannya
“Kamu mau ikut futsal? Yakin? Badanmu kecil, lho, Sayang…” Karena anak Anda perempuan, lantas Anda meragukan kekuatannya.

Bunda, tak semua anak perempuan  senang menari balet, bila itu yang lebih Anda inginkan. Baik balet maupun futsal, butuh kekuatan tubuh yang sama. Kalau anak perempuan Anda lebih bangga dan bahagia dengan tim futsalnya, beri kesempatan untuk mencoba.

 
Bantu anak memiliki body image yang sehat
Kalau ia bertanya, “Aku cantik apa nggak, Yah?” Jawab,  “Bidadari Ayah cantik. Apalagi kalau lagi latihan gymnastic. Tambah cantik.”

Ini untuk memberikan pemahaman kepada anak Anda kelak di usianya yang lebih besar, bahwa model cantik di majalah bukan hal nyata, dan ia tidak perlu meniru-niru kecantikan orang yang tidak nyata.

 
Bunda jadi role model yang positif
Gunakan setiap kesempatan untuk menunjukkan tokoh-tokoh perempuan hebat. Misalnya saat Anda nonton berita bersama anak perempuan Anda yang berumur 4 tahun, ceritakan siapa ibu Sri Mulyani, Pujiastuti, atau Retno Marsudi.

Dengan anak usia 3 tahun, bolehlah Anda menonton film Mulan, dan jangan lupa ceritakan keberanian tokoh perempuan muda itu.

 
Tunjukkan minat Anda pada kegiatannya
“Bunda, aku menggambar ini. Bagus, nggak?” Jangan langsung menjawab dengan basa-basi, “Bagus.” Perhatikan gambarnya, kemudian minta anak menceritakan gambarnya. Jawabnya pasti menakjubkan. Minat Anda yang serius membuat anak percaya bahwa dirinya begitu berharga.

 
Hargai keputusannya
Apa reaksi Anda ketika si kecil memilih satu stel baju yang tidak match? “Nggak matching, Sayang. Ini bagus, yang ini juga bagus. Tapi kalau digabung jagi nggak bagus.”

Lalu anak Anda bersikeras, “Tapi ini bagus Bunda, aku mau ini!” Yakin Bunda, ketika anak tidak boleh membuat keputusan sendiri di rumah, di luar rumah ia akan mengalami kesulitan membuat keputusan. Bahkan  mau makan apa ketika sudah berada di kantin sekolah, ia akan sulit memutuskan.

 
Percayai putri Anda
Meski masih balita, putri kecil Anda punya banyak mimpi. Ingin menjadi penari, ingin pintar memasak seperti bunda, adalah mimpi-mimpinya yang patut Anda bantu untuk mewujudkannya. Dengan dukungan dan ketekunan Anda membimbingnya, percaya anak Anda akan meraih mimpinya.

 
Imma Rachmani

 



Artikel Rekomendasi