Ini Tanda Anda Dibesarkan dalam Keluarga Toksik

 

Foto: Envato


Cara Anda dibesarkan, dan berbagai pengalaman masa kecil yang membentuk kepribadian Anda, punya pengaruh terhadap cara perilaku Anda di masa dewasa.  

 

Banyak orang tidak sadar dampak dari lingkungan keluarga mereka selama masa kanak-kanak. Cek kembali masa kecil Anda, apakah Anda dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang toksik. 

 

Anda dituntut mencapai standar yang tidak realistis

Ikut bertanggung jawab untuk urusan rumah seperti mengasuh adik, mencuci piring sehabis makan malam, merupakan tugas-tugas yang wajar. Itu semua tidak merampas  waktu bermain Anda sendiri dan tidak membuat Anda kurang tidur.  Anda dibesarkan dalam keluarga toksik bila:

- Diharuskan menjaga dan mendisiplin adik serta bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan adik.

- Bertanggung jawab menyediakan makanan keluarga sebelum Anda dapat melakukannya dengan aman dan mahir.

- Harus memberikan dukungan emosi kepada orang tua seolah Anda orang dewasa lain di dalam rumah itu. 

 

Sering dikritik dengan keras. Orang tua biasanya menegur perilaku anak-anak, tapi harusnya komentar yang konstruktif dan fokus pada perilaku. Kritik dan teguran seharusnya tidak membuat anak kehilangan harga diri, merasa dipermalukan dan merasa tidak dicintai. 

 

Kebutuhan Anda tidak dipenuhi. Tidak ada manusia yang sempurna. Sesekali orang tua Anda terlambat membayar langganan internet atau mengisi token listrik sehingga tiba-tiba listrik padam. Keluarga yang mendukung tumbuh kembang anak memberi dukungan dalam bentuk:

- Memberikan batasan yang jelas dengan disiplin penuh kasih sayang.  

- Menjaga kesehatan dan kesejahteraan.

- Mendapatkan pendidikan di sekolah

- Ada makanan untuk dimakan 

- Ada pakaian bersih untuk dikenakan. 

 

Anda merasa dikendalikan

Salah satu orang tua Anda yang toksik mengendalikan seluruh aspek hidup Anda termasuk urusan karier dan jodoh. Mungkin mereka ingin menyatakan dukungannya dengan memaksakan harapannya. 

 

Anda tidak merasa disayang dan dihargai. Sesekali konflik di dalam keluarga itu wajar, dan Anda akhirnya tetap menyayangi mereka. Dalam dinamika keluarga yang toksik Anda merasa diremehkan dan dihina. Pilihan Anda diejek, apapun yang Anda katakan dan jalan pilihan Anda tidak disetujui. 

 

Ada anggota keluarga yang kecanduan (obat, alkohol, judi). Kecanduan zat berdampak pada perilaku berbahaya dan menimbulkan dinamika toksik. Anda merasa mendapatkan kekerasan emosional.

 

Disfungsi keluarga yang terjadi secara konsisten. Jarang ada keluarga yang sempurna selamanya. Bertengkar dengan saudara kandung, miskomunikasi, adalah hal biasa. Ada anggota keluarga yang menjadi toksik karena masalah di tempat kerjanya, stres karena tugas sekolah banyak, atau masalah kesehatan yang membuat uring-uringan. Harusnya hal-ha itu tidak berlangsung lama, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya meminta maaf dan saling memaafkan. 

 

Meski sekarang Anda memiliki keluarga sendiri, relasi dan kontak dengan keluarga besar Anda tak mungkin terputus. Anda masih sering berhubungan dengan mereka karena mereka adalah ibu, ayah, kakak dan adik. Tidak ada benar dan tidak ada salah, berelasi dengan keluarga yang toksik. 

 

Ada orang yang sedemikian parah toksiknya keluarganya, hingga memutus kontak sama sekali. Ada yang memilih tetap menjalin relasi, tetapi tak ingin sering bertemu. Kalau Anda pernah menjadi salah satu anggota keluarga yang toksik, ini saran untuk Anda:

 

Putuskan apa yang Anda inginkan. Identifikasi apa yang Anda harapkan dari relasi yang ingin Anda batasi. Misalnya, Anda masih mau meluangkan waktu untuk adik, tapi Anda tidak mau dia pinjam uang Anda karena sekarang Anda sudah berkeluarga dan kesejahteraan adik adalah tanggung jawabnya sendiri karena dia sudah dewasa. 


Tetap jaga jarak. Saat Anda berkumpul bersama keluarga besar, jangan biarkan mereka menarik Anda ke persoalan keluarga yang Anda tidak ingin terlibat. Misalnya:

- Tidak berpartisiapasi dalam situasi yang runyam 

- Menghindari topik yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan.

- Ngobrol yang ringan saja

- Mengakhiri dan meninggalkan obrolan bila diperlukan
 

Putuskan apa yang ingin Anda ceritakan dan tidak. Bila kecenderungan keluarga besar Anda adalah mengatur dan mengendalikan hidup Anda, pilih betul-betul hal-hal yang ingin Anda ceritakan atau tidak ingin Anda ceritakan. Misalnya bercerita soal di mana Anda akan melahirkan bisa membuat komentar keluarga tidak mengenakkan diri Anda, jangan ceritakan. 


- Belajar kapan mengatakan ‘tidak’. Buatlah batasan untuk diri sendiri dan berkata tidak untuk hal-hal yang bisa membahayakan batasan itu akan memudahkan Anda menavigasi pola hubungan yang toksik. Kalau Anda menolak perilaku toksik keluarga Anda, mereka mungkin akan menolak Anda. Bila Anda merasa tertekan dan memaksa Anda untuk setuju, Anda tidak harus melakukannya. Mungkin Anda akan dibujuk untuk mengubah pikiran, yakinlah bahwa Anda melakukan hal benar untuk diri Anda sendiri.


- Jangan berusaha mengubah orang lain. Ketika kita menghadapi keluarga yang toksik, kita sering berharap mereka berubah. Bisa saja mereka berubah, tapi itu diluar kendali Anda. Anda hanya dapat mengatakan perasaan Anda dan mempertimbangkan pandangan Anda dan menyarankan mereka untuk melakukan terapi. 
 

- Jangan lagi berhubungan bila mereka benar-benar tidak menghargai Anda dan melanggar batas yang sudah Anda tetapkan.


- Memanipulasi dan berbohong. 

 

Minta bantuan professional bila keputusan Anda mengacaukan perasaan Anda dan membuat Anda cemas atau depresi. (IR 25/02/22)



 

 



Artikel Rekomendasi