Keluarga Modern, Organic Parenting

 

Foto: shutterstock


Organic parenting bukan hal baru. Di negara-negara maju, orang tua mengasuh anak secara organik untuk menjawab permasalahan masyarakat perkotaan. 

 

Punya anak bisa menghasilkan jejak karbon sebanyak 56 ton per tahun. Banyak pasangan di seluruh dunia ingin punya anak dan mengasuhnya dengan cara yang terbaik. Untuk itu mereka belajar terus menerus hingga menemukan gaya pengasuhan yang ideal untuk anak-anak mereka. 

 

Organic parenting yang diadopsi dari negara-negara Skandinavia seperti Denmark,  Norwegia, Finlandia dan swedia mulai diterapkan di banyak negara. Sesuai namanya, pengasuhan ini tujuh puluh persen melibatkan alam.  Anak-anak diperkuat hubungannya dengan alam, dan mereka diajarkan untuk ramah lingkungan yang memberi dampak positif bagi keberlangsungan lingkungan. 

 

Apakah pengasuhan ini cocok diterapkan di Indonesia? Tentu saja, Bunda. Organic parenting dapat Anda terapkan sejak anak lahir. Ini penerapannya.

 

- Kembali ke alam. Karen Ouse, MA, O.I.X pskoterapis untuk masalah perkawinan di California, AS menjelaskan prinsip dasar organic parenting adalah kembali ke alam. Kata Karen, anak-anak membutuhkan pengelolaan kesehatan fisik, emosi dan mental yang berbeda. Salah satu cara untuk mengelolanya adalah dengan mendekatkan mereka ke alam. Orang tua Skandinavia melepas anak-anak mereka bermain di alam terbuka, ketimbang menonton TV atau gadget. Ini sangat penting untuk melatih kemampuan motorik dan sensoriknya.

 

Orang tua yang menerapkan organic parenting juga memanfaatkan segala sesuatu dari alam untuk kehidupannya, mulai dari makanan, minuman, sampai obat-obatan. Mereka percaya bahwa segala hal yang alami akan baik untuk kesehatan. 

 

- Hidup seperti di desa. Karen mengurai istilah organic parenting sebagai menumbuhkan desa untuk anak-anak di rumah, bukan berarti pindah ke desa. Di era modern seperti sekarang, saat semua anggota keluarga asyik dengan gadget, maka kehidupan seperti di desa adalah salah satu jawaban.

 

Masyarakat desa suka guyub dan berkumpul menjadi salah satu kunci organic parenting. Maka organic parenting menekankan waktu yang berkualitas bagi orang tua dan anak-anak untuk berkumpul, saling mendengarkan tanpa adanya gangguan TV atau gadget. Dengan begitu ikatan positif antara orang tua dan anak akan semakin terbangun. Manfaatnya, kepercayaaan diri serta mandirian anak terbentuk. 

 

- Ramah lingkungan. Organic parenting mengajarkan anak untuk menjaga lingkungan tidak tercemar. Misalnya dengan meminimalkan penggunaan plastik serta  memilih menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti sepeda atau memanfaatkan kendaraan umum.

Selain itu orang tua juga mengajarkan anak hemat listrik, menggunakan pendingin ruangan atau AC atau pemanas sesuai kebutuhan dan bijak menggunakan air. Pemilihan produk kebersihan juga ramah lingkungan, tidak menimbulkan limbah yang mengotori air sungai.

 

Ada 8 hal yang dapat Anda terapkan pada anak-anak agar mereka memiliki kesadaran akan lingkungannya. 

 

1. Keluar rumah setiap hari. Menurut berbagai riset bermain di luar rumah sangat bermanfaat bagi kesehatan anak secara holistik.Mereka jadi sehat secara fisik, memiliki penglihatan lebih baik, dan lebih tahan terhadap infeksi. Banyak orang tua melarang anaknya bermain di luar karena terlalu panas atau terkena angin. Lengkapi anak dengan topi tabir surya.


2. Tidak takut kotor. Takut kotor sudah lama dijadikan alasan oleh para ibu melarang anaknya bermain di luar rumah. Menurut Linda Akeson McGurk, jurnalis paruh waktu asal Swedia , organic parenting sangat menghargai permainan yang berantakan karena itu dianggap sebagai bagian penting dari masa kanak-kanak yang baik. Sediakan ruang terbuka di rumah tempat anak bisa bermain tanah, lumpur, air pasir dan lain-lain. Ini akan merangsang kemampuan sensorinya.


3. Bergerak, bergerak, bergerak. Tidak harus berarti olahraga. Berlari mengitari lapangan, memanjat pohon, melompati tanaman pendek, menangkap buah yang dijatuhkan dari pohon, adalah bentuk gerak yang menyenangkan. 


4. Go green. Mengurangi pemakaian plastik, menggunakan air secukupnya, menggunakan sabun tanpa deterjen.


5. Bersepeda untuk jarak dekat, atau untuk menghindari kemacetan. Menghemat bahan bakar fosil, tidak menimbulkan polusi dan memiliki manfaat rekreasional. 


6. Asupan alami. Tanam sendiri sayuran Anda di dalam pot atau hidroponik. Organic parenting berprinsip, bahan-bahan yang alami selalu lebih baik untuk kesehatan sehingga asupan berupa makanan alami atau organik merupakan pilihan terbaik untuk anak. Begitu pun saat mereka sakit, pengobatan dengan bahan alami dianggap lebih tepat. 


7. Liburan ke alam. Gaya pengasuhan ini menyarankan alam sebagai pilihan tempat liburan. Misalnya kemping di kaki gunung, hiking di bukut, bermain air di air terjun atau pantai, memetik buah atau memancing. Jalan-jalan di mal tidak ada dalam list liburan.


8. Kumpul keluarga. Gadget atau televisi tidak diperkenankan di waktu ini karena momen ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ikatan emosi orang tua dan anak. Aktivitas bersama dapat meningkatkan rasa percaya diri, empati dan kemandirian anak. 




 

 



Artikel Rekomendasi