Kiat Melindungi Anak dari Ancaman Predator Seksual

 

Ilustrasi melindungi anak dari predator seksual. Foto: Pixabay

Predator seksual sudah menjadi ancaman sejak lama. Kejahatan banyak memakan korban baik kalangan dewasa maupun anak-anak. 

Isu tentang predator seksual kembali ramai diperbincangkan setelah kasus seorang warga negara Indonesia divonis hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester Raya karena memerkosa ratusan pria di Inggris.


Baca: Kenali Ciri-ciri Predator Seksual

Kasus terkait pelecehan seksual umumnya terjadi di luar pengawasan orang tua. Sebab itu, untuk melindungi anak dari incaran predator seksual, diperlukan adanya ekosistem yang kuat. Akan tetapi, yang tak kalah penting adalah memberdayakan anak itu sendiri. 

Apa saja yang harus dilakukan?

Irene van der Zande, ahli keselamatan dan Founder Kidpower menjelaskan beberapa langkah untuk orang tua dalam melindungi anak dari predator seksual. 

Orang tua harus tahu apa yang dilakukan anak bersama orang lain
Siapa pun orang yang bersama anak, pastikan Anda tahu aktivitas yang sedang mereka kerjakan. 

Predator seksual memiliki kecenderungan untuk mengajak anak menyepi atau menyendiri. Mereka bisa merayu anak untuk mau mengikutinya dengan iming-iming melakukan hal-hal yang menyenangkan

Ini juga berlaku bagi orang yang sudah dikenal dengan keluarga. Perlu dicatat bahwa predator seksual bisa jadi merupakan orang yang berperilaku dan bereputasi baik. Jangan terkecoh dengan penampilan maupun latar belakang orang tersebut, meski ia dari organisasi ternama dan rajin pergi ke tempat ibadah. 

Percayalah pada intuisi Anda apabila merasakan sesuatu yang tak nyaman. Berhati-hatilah ketika ada orang yang mengajak anak untuk berjalan-jalan berdua saja tanpa ada orang dewasa yang menyertai. 

Jika merasa ragu, segera periksa. Jangan menunggu orang lain mengabarkan sesuatu hal yang buruk terjadi. 

Ajarkan anak untuk tak menyimpan rahasia dari orang tuanya
Sebagian besar pelaku predator seksual memelihara hubungan yang kuat dengan anak-anak sebelum mengarah pada aktivitas seksual. 

Dalam buku Percakapan dengan Pedofil, pelaku yang diwawancarai oleh penulis saat dipenjara mengaku bahwa ia pernah mengatakan begini pada korbannya: "Tolong jangan beri tahu orang tua kamu, karena jika itu kamu lakukan kita tak bisa bersenang-senang lagi."

Pedofil ini juga cenderung menarget anak laki-laki yang dia yakin tak akan memberi tahu pada orang tuanya. 

Pelajaran yang dapat diambil dari cerita pedofil tersebut adalah orang tua perlu menjadi pendengar yang baik untuk anak. Buatlah anak nyaman berkomunikasi dan terbuka pada ayah dan bundanya dengan bersedia menjadi teman berbagi dan tidak menghakimi. 

Biarkan anak tahu bahwa orang tuanya peduli dengan apa yang mereka lakukan, meski Anda sangat sibuk dengan pekerjaan. Sekali-sekali ketika sedang bersantai dengan anak, tanyakan kepadanya: "Adakah yang membuatmu cemas dan ingin kamu sampaikan kepada Bunda?"

Jika ia mau mengatakan, ucapkan terima kasih karena telah bersedia terbuka. Kemudian, dengarkan dengan penuh minat dan jangan menganggap ceritanya konyolatau mengada-ada. Hindari memarahi anak, meski ia telah melakukan kesalahan. 


(Alika Rukhan)

 



Artikel Rekomendasi