Memasak Itu Asyik, Lho

 


Umumnya para ibu enggan mengajak anak balita mereka untuk turun ke dapur. Selain dapur penuh dengan benda-benda yang dapat membahayakan anak kecil –seperti pisau, api, minyak panas—kehadiran mereka kerap membuat berisik, merepotkan, dan ‘menuh-menuhin’ dapur yang umumnya sempit. Alih-alih ingin masak dengan cepat dan fokus, yang ada masakan Anda justru tidak bisa siap pada waktunya karena terlalu banyak interupsi.

Namun, tidak demikian dengan Putri Habibie, cucu keponakan dari BJ. Habibie, presiden RI ke-3. Sejak usia 4 tahun, ketika ia mulai menunjukkan minat saat melihat ibunya memasak, sang ibu justru tak ragu mengajak Putri turun ke dapur. Agar tak melukai tangan mungilnya, sang ibu memberinya pisau plastik untuk memotong-motong sayur, tahu, tempe, dan sebagainya. Dari situlah minat memasak Putri berkembang, sampai akhirnya ia kini memiliki bisnis sendiri di bidang kuliner, bernama Lady Bird Cooking Class. Ia bukan saja membuka kelas masak –murid-muridnya mulai siswa SD hingga para selebriti—tapi juga menjadi home cook dalam pesta-pesta.

Untuk tesis S2-nya di Binus Business School, Putri membuat riset terhadap 100 siswa kelas 11. Dibagi dalam dua kelompok, masing-masing terdiri dari 50 anak. Kelompok pertama diberi pelajaran secara pasif (dengan menonton video-video masak), dan kelompok kedua diajari memasak secara aktif di dapur. Hasilnya, kelompok kedua menunjukkan minat memasak yang lebih besar dan serius, dan banyak di antaranya akhirnya memutuskan untuk memasak atau menyiapkan bekal sekolahnya sendiri.

Ia juga mengungkapkan sejumlah manfaat bila anak diajar atau diajak memasak sejak kecil oleh orang tuanya. Antara lain: meningkatkan atau memelihara bonding antara anajk dan orang tua (khususnya ibu); menjadi lebih sehat (karena mereka jadi mengenal banyak bahan makanan yang baik dan tidak baik, serta bisa mengolahnya dengan lebih sehat); lebih mandiri (bisa menyiapkan makanannya sendiri dalam keadaan darurat), lebih menghargai makanan (karena mengetahui usaha untuk menciptakan makanan); lebih bijak memilih makanan yang ia konsumsi; lebih berhemat (karena membuat sendiri lebih hemat daripada membeli); serta lebih tertarik untuk mencoba dan bereksperimen dalam memasak.

Putri ingin membagikan pengalamannya memasak sejak kecil dengan menerbitkan buku berjudul My Little Home Cook, Diary Memasak Ibu & Anak, yang diluncurkan pada akhir November lalu di Jakarta. Buku terbitan Demedia Pustaka ini bukan hanya menampilkan 50 resep sederhana yang bisa dipraktikkan oleh ibu dan anak-anaknya di dapur, kitchen safety, dan sejumlah pengetahuan memasak dasar, tapi juga bisa dijadikan dairy tentang pengalaman memasak mereka dari hari ke hari yang bisa ditempeli foto-foto hasil masakan mereka. “Diary ini bisa dihadiahkan oleh ibu kepada anaknya ketika ia dewasa kelak, jadi semacam baby book yang sangat berharga bagi si anak,” tutur Putri.

 
 
 

 



Artikel Rekomendasi