Mengasuh Anak Ala Mesin Penggaruk Salju

 

shutterstock
Menyingkirkan semua penghalang, awal dari pembentukan karakter yang buruk.
 
Anda mungkin pernah melihat mesin untuk menyingkirkan salju di jalanan di negara-negara yang sedang musim dingin. Jalanan jadi bersih dan mudah dilewati. Kaki tidak tenggelam di dalam salju atau tergelincir karena salju menjadi es yang licin, dan mobil pun gampang melintas.
 
Gaya pengasuhan selalu ada tren. Ada tiger mom, ibu panda, helicopter parenting, dan yang paling baru adalah mesin penggaruk salju.  
 
Mengasuh anak ala  mesin penggaruk salju, apa itu?
Dasarnya adalah ketika kita menyediakan rasa nyaman pada anak, menyingkirkan segala rintangan yang bakal dihadapi anak kita. Alih-alih mengajarkan anak untuk berpikir mencari solusi, orang tua mengambil alih penyelesaian masalah.
 
Mungkin Bunda pernah mengalami kejadian ini. Tiba-tiba seorang tetangga mendatangi Anda, marah-marah, mengatakan bahwa anak Anda mendorong anak dia sampai jatuh luka-luka.
 
“Ajarin anaknya main yang bener, jangan main kasar!” Sebelum Anda sempat berpikir dan menyadari apa yang terjadi, sang tetangga sudah melenggang pergi sambil ngomel. Setelah Anda konfirmasi dengan anak Anda, ternyata bukan itu kejadiannya. “Dia ngebut nabrak pohon, bun. Aku nggak ngapa-ngapain, tapi dia bilang aku dorong. Padahal kan aku naik sepeda, nggak bisa dorong-dorong,” jawab buah hati Anda sambil menangis.
 
“Orang tua merasa bahwa tugasnya adalah memastikan bahwa anaknya tidak mengalami atau menghadapi rintangan, tidak mengalami kesulitan yang membuat anaknya tidak bahagia atau mengalami emosi negatif,” kata Nicole Beurkens, Ph.D,.CNS, psikolog dan penulis buku dari Caledonia.
 
Kata Sarah Cohen, M.D, secara naluriah orang tua merasa perlu menghindarkan anak dari segala rintangan, dan memastikan segalanya baik-baik. “Satu tahun pertama di kehidupannya, anak memang tergantung sepenuhnya pada kita sepanjang hari. Tapi, kita juga harus berubah ketika anak mulai tumbuh,” kata Sarah, dokter ahli jiwa di Westmed Medical Group, New York.
 
Gaya mengasuh mesin penggaruk salju sebenarnya mirip helicopter parenting – sibuk mengawasi anak; apakah sudah makan, sudah minum obat, apakah cukup kenyang, di sekolah ada anak yang nakal atau tidak, tidur siang jangan lupa – dan seterusnya seolah anak tidak dapat memutuskan sendiri. Orang tua sibuk berputar-putar di sekitar anak, menyuruh, mengingatkan, dan memastikan.
 
Kapan terjadinya?
Bagaimana Anda tahu kalau Anda mulai jadi mesin penggaruk salju? Akan sulit bagi orang lain untuk mengingatkan Anda bila Anda sudah jadi demikian. Karena Anda punya keyakinan yang kuat bahwa itu yang terbaik untuk anak.
 
Anda dapat intorspeksi apakah Anda sudah menjadi seperti ini. “Nanti bunda bilang bu guru, supaya kamu duduknya dijauhin dari Michelle, biar nggak diganggu.”  Atau, “Anak kita jatuh, nDa. Nanti biar ayah mampir ke sekolah, minta gurunya ngawasin kalau anak-anak lagi main.”
 
“Contoh lainnya, orang tua selalu ingin jadi sukarelawan, setiap tahun menjadi  penghubung para orang tua agar bisa sering-sering ke sekolah anak. Bukan untuk membantu guru, tetapi motivasinya adalah supaya dapat sesegera mungkin menyelesaikan masalah anaknya,” ujar Sarah.  
 
Bahayanya, orang tua kerap tidak sadar bahwa anaknya terus tumbuh menjadi remaja, saling jatuh cinta, “Orang tua akan terlibat terlalu jauh dalam hubungan anaknya,” kata Sarah.
 
 Tandai juga, ketika orang mulai memberi nama lain untuk Anda – Si tukang icam (ikut campur).
 
Dampaknya selalu buruk
 
Anak-anak butuh menghadapi tantangan dalam hidupnya,  untuk menjadi orang dewasa yang dapat beradaptasi dengan baik.  Orang tua yang mengasuh anak seperti penggaruk salju membatasi hal-hal penting dalam proses perkembangan anak, dan menghambat potensi kematangan dan kemampuan anak mengatasi kesulitan. 
 
"Ada banyak akibatnya. Anak tidak menemukan cara untuk memecahkan masalah mereka sendiri, tidak dapat mentolerir perasaan negatif, dan tidak mengembangkan ketahanan yang dibutuhkan dalam hidup,” kata  Beurkens. "Dan pastinya mereka tumbuh dengan tidak memandang diri mereka sebagai orang yang kompeten dan mampu.” Dampaknya pada anak  dapat memanifestasi dalam banyak bentuk, antara lain:
 


- Selalu khawatir dan tidak yakin akan hasil kerjanya

- Merasa tertekan untuk berprestasi

- Memiliki daya juang yang lemah

- Merasa bersalah ketika gagal

- Mudah frustrasi atau mudah marah

- Berkurangnya kemampuan memecahkan masalah

 
Lalu harus bagaimana?
 
Biarkan anak gagal. Siapkah Anda? Membiarkan anak menghadapi konsekuensi akibat kesalahannya. Kalau anak lupa membawa bukunya ke sekolah, jangan disusulkan. Kalau Anda lupa membawakan sendok makan, jangan merasa bersalah, jangan lantas menyusulkan sebuah sendok ke sekolah. Biarkan anak mencari cara. Kalau anak mearasa harus selalu menang, biarkan dia bertengkar dengan temannya. 
 
“Salah satu cara terpenting membuat anak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab adalah membiarkan mereka mengatasi berbagai tantangan,” kata Beurkens.  
 
Cara lainnya adalah, Anda perlu membiarkan anak merasa tidak nyaman. Pasti tidak mudah melihat anak melakukan banyak hal sendiri. Membiarkan anak jatuh dan bangkit sendiri, anak lupa membawa bekal sekolahnya, atau lupa membawa baju ganti ke kolam renang. Itu tidak membuat Anda menjadi  orang tua yang buruk atau mengabaikan anak. Anda hanya memberi kesempatan pada anak untuk  mengatasi situasi.
 
Harus tahu, kapan Anda harus menolong  
Tidak ada yang melarang Anda untuk menolong anak. Anda malah harus siap ketika anak butuh, mendengarkan kesulitannya, peduli dan memberi saran.  Tetapi biarkan anak mengambil bagian untuk mandiri. Awasi mereka. 
 
“Mendapat perlakuan buruk dari teman, adalah contoh paling nyata. Bagaimana anak Anda menghadapi si tukang bully. Biarkan dulu anak menghadapinya, kemudian Anda bantu dia cara menghadapi tukang bully,” saran Beurkens.
Bukannya Anda langsung menghadapi orang tua si pembully, atau mengadu pada guru.
 
Cara ini baik untuk membantuu anak untuk tahu kapan dan bagimana cara minta bantuan. Bukannya sedikit-sedikit mengadu, tetapi atasi sendiri dulu, kalau tidak berhasil baru minta tolong.   Pada saat itulah Anda ada untuk anak.
 
Mengasuh anak memang berat, tak dapat dibantah. Dan tidak ada cara mengasuh yang bisa disebut ‘cara  paling tepat.’ Tetapi dari setiap cara mengasuh, selalu  akan ada perilaku tertentu yang muncul suatu saat – yang memengaruhi perkembangan anak. Inilah yang menimbulkan tren-tren pengasuhan anak. Mesin penggaruk salju hanya salah satunya, di mana orang tua berada di garis depan kehidupan anak dan menyingkirkan dengan sekuat tenaga segala macam rintangan. Muncul dari niat terbaik, tetapi memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan. Berkali-kali banyak ahli mengatakan, biarkan anak gagal dan belajar menghadapi kegagalan mereka.
 
Imma Rachmani
 

 
 

 



Artikel Rekomendasi