Meningkat, Jumlah Anak Tanpa Orang Tua

 

Shutterstock


Tidak ada yang bisa menghalangi niat kita untuk menikah, kemudian hamil di masa pandemi ini.  Tapi, bunda yang sudah punya beberapa anak dan ingin menambah momongan, coba pertimbangkan lagi. Apakah segitu mendesaknya punya anak ke 4, 5 dan seterusnya?
 
Persatuan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) menyebut, sebanyak 20% kematian ibu hamil akibat positif covid-19 terjadi dalam 17 bulan terakhir. Demikian dilansir cnnindonesia.com. Dari data yang diterima POGI, di DKI Jakarta 11% ibu hamil yang memeriksakan diri dinyatakan positif covid. Pada bulan Juli 2021, jumlah itu meningkat menjadi 14%. Di Surabaya angkanya lebih tinggi, yaitu 15 – 20% dari 120 ibu hamil meninggal karena covid dengan varian delta.
 
Ibu hamil dengan kondisi tingginya hormon estrogen dan progesterone harusnya memiliki ketahanan tubuh yang tinggi. Tapi varian delta mengubah hal itu. Budi Wiweko, Sekjen POGI mengatakan bahwa varian delta mengubah situasi risiko dan gejala yang dialami ibu hamil.
 
Risiko ibu hamil terinfeksi covid-19
Ini yang penting dicermati ketika ibu memutuskan untuk hamil dan hamil lagi di masa pandemi ini. Meski di rumah saja, ibu hamil tidak kebal terhadap virus corona. Apalagi varian delta, yang sangat mudah menular hanya lewat papasan dengan orang yang terinfeksi.
 

- Gejala lebih parah. Kondisi kehamilan dapat memperparah gejala ketika ibu hamil terinfeksi, terutama bila ibu hamil memiliki penyakit bawaan atau komorbid seperti asma, penyakit paru, dan gangguan pada hati. Pada ibu hamil gejalanya tidak berbeda dengan yang tidak hamil, yaitu demam, batuk, sesak napas, kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, menggigil dan bisa disertai anosmia. Namun kehamilan jadi memperparah kondisi.

- Meningkatkan risiko cacat janin. Riset untuk soal ini memang masih terbatas. Namun dilaporkan bahwa infeksi covid dapat meningkatkan risiko cacat bawaan bila infeksi dialami di awal kehamilan.

- Meningkatkan risiko lahir prematur. Riset di Inggris menunjukkan, jika bayi terinfeksi covid di sekitar waktu kelahiran, dapat meningkatkan bayi lahir mati atau lahir prematur, meski risiko keseluruhan rendah.

 
 
Dibesrkan tanpa orang tua
Ketua PP Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emy Nurjasmi mengatakan, 40% ibu hamil dan bersalin di Jawa Barat meninggal karena covid-19, pada Agustus lalu. Kematian pada ibu hamil kerap terjadi pada usia kehamilan trimester terakhir.
 
Kematian ibu segera setelah melahirkan, juga kerap terjadi. Tidak sedikit anak yang menjadi yatim/piatu/yatim piatu akibat ditinggal orang tuanya yang meninggal karena covid. Seperti dilansir cnnindonesia, Alissa Wahid Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian mengungkap bahwa anak yatim, piatu dan yatim piatu jumlahnya meningkat. Sebanyak 11 ribu anak di seluruh Indonesia kehilangan orang tuanya akibat covid. Menurut Alissa angka ini akan terus bertambah.
 
Bertambahnya angka kematian ibu hamil dan melahirkan karena covid, menambah deretan anak yang tumbuh dan dibesarkan tanpa pengasuhan orang tua. Kematian orang tua merupakan peristiwa traumatis bagi anak-anak, karena mereka kehilangan sosok yang mengasuh dan memberikan rasa aman.
 
Apakah itu selalu berdampak buruk? Banyak riset menyebut, anak-anak yang tidak diasuh oleh orang tua kandung tidak selalu menampakkan perilaku buruk. Keluarga adopsi yang berfungsi dengan baik, bisa memberikan subtitusi pada anak yang kehilangan orang tuanya untuk terus membangun ketahanan. Sebaliknya, keluarga utuh tanpa peran ayah atau ibu yang positif dalam pengasuhan anak, berpotensi membentuk perilaku buruk pada anak.
 
Tak bisa tidak, kita juga harus melihat riset lain tentang anak-anak yang tidak diasuh oleh ayah. Banyak riset menyebut, anak-anak yang tidak mengalami pengasuhan ayah akan mengalami ini:


- Lebih mudah depresi. Tekanan emosi pada anak-anak tidak dapat diselesaikan sendiri. Mereka butuh sosok ayah –  anak laki-laki untuk membantu mengatasi emosi. Anak perempuan merasa kehilangan sosok pelindung dari seorang ayah.

- Kurang percaya diri. Anak-anak kerap menyalahkan diri sendiri untuk berbagai peristiwa yang dia alami. Kematian ayah, merupakan peristiwa yang sangat disesali dan anak cenderung menyalahkan diri sendiri.

- Sulit berteman. Anak yang dibesarkan tanpa ayah membuat dia tidak tahu cara menghadapi konflik di luar rumah. Kurangnya dinamika di dalam rumah, membuat anak memilih untuk menyendiri dan menjadi pendiam.

- Anak laki-laki tidak punya sosok untuk imitasi. Ia tidak punya contoh perilaku sebagai seorang laki-laki. Anak perempuan tidak punya acuan bagaimana seorang pria menghadapi berbagai persoalan.

 
Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang dibesarkan tanpa ibu?
Dr. Amos Grunebaum, MD, dalam babymed.com menulis bahwa anak-anak yang tidak diasuh oleh ibu sejak bayi, cenderung memiliki masalah emosi. Di usia lebih besar, ia akan berjuang dengan perasaan tidak aman dan perasaan ditolak. Bila dalam riset lain disebut bahwa anak perempuan yang tidak diasuh oleh ayah akan menghadapi masalah dalam menjalin relasi dengan pria, anak-anak laki-laki dan perempuan - yang tidak diasuh oleh ibu akan menghadapi masalah dalam berelasi dengan siapapun.
 
Beruntungnya anak-anak Indonesia karena budaya komunal masih melekat pada masyarakat Indonesia.Kakek dan nenek, paman dan bibi dapat mengambil alih peran pengasuhan anak-anak yang ditinggal oleh orang tuanya karena meninggal.
 
 
Jika tidak dapat ditunda
Hamil dan memiliki anak, tentu hak setiap pasangan suami istri. Dengan berbagai pertimbangan, kehamilan harus dijalani di masa pandemi ini. Tetapi seperti telah diulas, kematian ibu hamil dan melahirkan karena covid tidak terelakkan. Pandemi belum berakhir, varian virus covid-19 terus bermunculan.
 
Seperti diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam situs berita tribunnews.com 14 September, masih ada 3 varian virus covid-19 yaitu MU, Lambda, dan C.1.2. Menurut Budi, ketiga varian ini sedang dalam proses penelitian mengenai perilaku dan laju penularannya. Pemerintah memperkuat pintu masuk negara dan memperketat proses karantina bagi yang masuk melalui udara, laut, dan darat. Pemerintah juga memperkuat jaringan laboratorium uji agar ketiga varian ini dapat segera diidentifikasi.
 
Jika kehamilan tak bisa ditunda, ibu harus mendapatkan vaksinasi covid dan tetap menjalani prokes. Karena keputusan untuk hamil adalah kesepakatan bersama suami dan istri, maka sebaiknya para ayah dan calon ayah juga wajib ikut menjaga kesehatan istri. (IR)
 
Baca juga:
Ayah, Siapkan 10 Hal Ini Jika Istri Hamil
Di Masa Pandemi

 
 
 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Intuisi Ibu: Natural atau Bisa Diasah?

Calon ibu terkadang dihinggapi rasa ketakutan akan kemampuan dirinya sendiri dalam merawat anak. Beberapa ibu pun meragukan dirinya memiliki intuisi. Benarkah intuisi terjadi alami atau harus diasah?... read more