Saran Psikolog Jika Anak Stres Saat di Rumah Saja

 

Foto ilustrasi: Freepik


Pandemi Covid-19 menghadirkan tantangan bagi semua orang, tak terkecuali anak-anak. Tak sedikit anak yang merasa cemas, khawatir, bosan, atau bahkan stres karena harus tinggal di rumah saja. Sehingga mereka tidak dapat pergi ke sekolah, bertemu langsung dan bermain dengan teman-temannya seperti biasa. 

Stres yang anak rasakan bisa juga dipicu oleh emosi orang tua. Dalam salah satu sesi kelas parenting dengan psikolog yang Ayahbunda ikuti dalam bulan April ini, banyak orang tua mengakui bahwa selama masa karantina di rumah, mereka jadi mudah emosi pada anak. Sebabnya pun bermacam-macam, mulai dari anak tidak mau belajar sampai tidak tahu apa sebabnya, ujug-ujung ingin kesal saja pada anak.

Menurut psikolog dari SOS Children's Villages International, Theresa Ngigi, "Emosi dapat lebih menular daripada virus corona. Orang tua yang bahagia dapat membuat anak-anak mereka bahagia juga. Jaga diri dan perhatikan kesehatan pikiran sendiri terlebih dahulu, dengan begitu anak-anak juga akan baik-baik saja," katanya dalam keterangan pers SOS Children's Villages Indonesia, Rabu, 22 April 2020. SOS Children's Villages adalah organisasi sosial yang fokus memberikan pengasuhan berkualitas kepada anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua.

Karena pada masa pandemi Covid-19 ini anak-anak rentan mengalami kecemasan, SOS Children's Villages memberikan tip pengasuhan yang dapat dipraktikkan oleh orang tua maupun pengasuh di rumah. 

Pastikan kebahagiaan diri sendiri  
Orang tua seringkali terlalu fokus merawat anak sehingga kerap melupakan diri sendiri. Padahal, semakin orang tua bahagia dan terlepas dari stres, kebahagiaan itu juga akan menular ke anak-anak. Orang tua dapat melakukan aktivitas positif yang membuat mereka bahagia untuk memulai hari.  
 
Foto ilustrasi: Freepik


Tetap tenang dan jangan menyebarkan hal negatif
Emosi tidak memiliki batas. Sama seperti virus, emosi juga dapat menyebar. Contohnya, ketika membagikan ketakutan, kepanikan, prasangka, dan hal-hal negatif di media sosial, orang yang jauh pun dapat terpengaruh serta ikut takut dan panik hanya dengan melihat atau membaca hal-hal negatif yang dibagikan tersebut—dan itu tidak membantu melewati masa sulit ini. 

Biarkan anak-anak membuat keputusan sendiri
Duduk bersama anak, jelaskan apa yang sedang terjadi, bagaimana perkembangan virus corona di luar sana, kemudian tanyakan pendapat mereka apa yang menurut mereka perlu dilakukan. Dari jawaban anak, orang tua biasanya akan menemukan masukan dan ide-ide baru.  
 
Foto ilustrasi: Freepik


Lakukan apa yang disenangi
Lakukan hal-hal yang telah ditunda karena tidak punya waktu atau energi untuk melakukannya. Misalnya, orang tua ingin menggambar, melukis, atau merajut? Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadi kreatif! 

Setiap kali mulai khawatir karena keadaan pandemi, tarik napas, dan ingatlah, meski situasi sedang tidak kondusif, fokuslah untuk menciptakan momen-momen baik hari ini.  
 
Ilustrasi: Freepik


Jangan mengonsumsi informasi berlebihan
Pegang kendali atas informasi-informasi yang dapat diterima. Pilih dengan hati-hati apa yang ingin kamu tonton, dengar, dan baca. Apabila itu bisa memicu kepanikan, stop konsumsi informasi tersebut!  

Lakukan rutinitas harian seperti biasa 
Anak-anak membutuhkan keseharian yang terstruktur dan rutin. Mereka perlu merasa bahwa hidup dapat diprediksi karena hal itu akan membuat mereka merasa aman. Meski kita semua telah keluar dari rutinitas biasa, tetapi kita dapat menciptakan rutinitas baru dan melakukannya secara terus-menerus.  

Tetap bersosialisasi  
Social distancing bukan berarti berhenti bersosialisasi. Oleh karena itu, tetaplah berhubungan dan berbagi cerita dengan teman-teman atau keluarga melalui chat, telepon, e-mail, dan lain-lain.
 
Foto ilustrasi: Freepik


Jangan menyalahkan keadaan  
Ini bukan waktunya menyalahkan. Tidak masalah bagaimana atau di mana virus ini dimulai, yang terpenting adalah kita bersama-sama menghadapi ini sekarang. Bersyukurlah atas hal-hal baik yang terjadi. Investasikan energi untuk hal-hal positif, tingkatkan kapasitas diri, jadilah individu yang murah hati dan penuh kasih.

Lakukan sesuatu yang baik  
Kondisi krisis ini harus mendorong kita untuk melakukan hal baik kepada orang lain, dengan begitu, kita juga akan mendapatkan energi positif untuk diri kita sendiri. Ingatlah, semuanya akan baik-baik saja.

Di Italia, orang-orang telah melakukan karantina mandiri selama berminggu-minggu. Anak-anak SOS Children’s Villages Italia membuat poster pelangi dengan tagar #andràtuttobene (semuanya akan baik-baik saja). Ini pesan yang sangat penting untuk kita ingat.

Pada akhirnya hidup akan kembali normal. Kita dapat melalui ini semua dengan baik. Jaga diri, jaga kesehatan.


Alika Rukhan

 



Artikel Rekomendasi