Tak Sebaiknya Mengasuh Anak dengan Cara Kita Diasuh

 

Foto: freepik

Beberapa bunda dan ayah pernah bercerita tentang pengalamannya bersilang pendapat dengan orang tua atau mertuanya soal pengasuhan anak. Para bunda ini punya prinsip yang berbeda. Tak jarang, perbedaan pendapat tersebut membuat para Kakek-Nenek mengeluarkan celetukan seperti, “Kamu dulu juga diasuh dan dididik dengan cara seperti itu. Buktinya, kalian baik-baik saja, malah bisa sukses seperti sekarang.”
 
Rasanya seperti skak mat! ya. Biasanya kalau sudah mendengar komentar seperti itu, kita sudah tidak bisa berkutik lagi. Sebab, apa pun yang kita lontarkan akan sangat mudah dipersepsi sebagai “menyalahkan” cara orang tua Anda mengasuh pada masa lalu. Salah-salah, Anda juga bisa dianggap tidak bersyukur dengan capaian yang sekarang. Sulit untuk menjabarkan perbedaan pandangan dalam pengasuhan.
 
Benarkah Masa Kecil Anda Baik-baik Saja?
Diam-diam, Anda sendiri mungkin juga pernah punya pikiran, “Iya ya, aku dulu diasuh dengan cara begitu juga bisa jadi seperti sekarang ini.” Anda sayang, menghargai, dan sangat berterimakasih pada orang tua Anda. Tapi pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri tentang apakah masa lalu Anda di bawah pengasuhan orang tua benar-benar baik-baik saja?
 
Katherine Reynolds Lewis, penulis buku The Good News about Bad Behavior mengemukakan bahwa salah satu gaya pengasuhan orang tua pada masa lalu adalah otoritarian yang ciri-ciri utamanya adalah orang tua selalu tahu yang terbaik. Prinsip ini kemudian memiliki konsekuensi berupa praktik pengasuhan yang memosisikan orang tua sebagai pihak dominan untuk membuat keputusan, memberi perintah, melarang anak atas keinginan orang tua, dan tidak adanya ruang untuk bernegosiasi dengan anak.
 
Di dalam pengasuhan masa lalu juga, orang tua menggunakan hukuman untuk mendisiplinkan dan memacu keberhasilan/kesuksesan anak-anaknya. Mereka juga tak jarang membandingkan satu anaknya dengan anak yang lain ataupun temannya. Beberapa ibu dan ayah pernah bercerita tentang bagaimana mereka dibandingkan karena dianggap suka pilih-pilih makanan, porsi makannya kurang, terlalu malas, terlalu sering berbuat onar, atau bahkan dibandingkan prestasi akademiknya. Sekali lagi, itu semua berdasarkan pandangan bahwa orang tua tahu yang terbaik untuk anaknya
 
Hal itu mungkin tidak berlaku bagi semua orang tua. Akan tetapi, apa yang disampaikan oleh Lewis ini bisa jadi gambaran umum pengasuhan di tahun 80-an. Lewis berpendapat bahwa meskipun pengasuhan otoriter ini mampu mendorong anak-anak  sukses dan berprestasi lebih baik di sekolah serta menghindari masalah, hal itu sering kali membuat mereka terluka secara emosional. Nah, bagaimana dengan Anda sendiri?
 
Beda Generasi
Menurut Lewis, meskipun pendekatan otoriter ini berhasil di masa lalu, pendekatan ini tidak efektif untuk generasi anak-anak kita, generasi alfa. Sebab, mereka memiliki karakter yang berbeda dan hidup di zaman yang perkembangannya juga sudah berbeda dengan masa kecil kita. Anak-anak generasi alfa lebih nyaman dengan kolaborasi.  “Mereka tumbuh di budaya demokrasi dan kesetaraan dan mereka merasakannya,” ujar Lewis.
 
Menurut Lewis, prinsip terbaik untuk mengasuh anak-anak kita saat ini adalah dengan meninggalkan metode berbasis rasa takut di masa lalu dan membantu mereka belajar bagaimana mengatur diri sendiri. Orang tua perlu mendorong anak mengenal konsekuensi, bukan hukuman. "Konsekuensi memberi kita pelajaran, dan memungkinkan anak-anak untuk belajar dengan situasi. Hukuman adalah sesuatu yang dijatuhkan pada orang yang kurang berkuasa oleh orang yang lebih berkuasa,” jelas Lewis.
 
Dalam membesarkan generasi ini, orang tua perlu memberi anak kesempatan untuk belajar dari konsekuensi alami, misalnya saja ia akan kelaparan jika ia melewatkan waktu makan karena asyik bermain, ia akan merasakan kesulitan mencari mainan bila ia tak merapikannya setelah bermain. Semakin alami sebuah konsekuensi, maka akan semakin baik.
 
Jadi, biarkan mereka menghadapi masalah dari keputusan yang mereka buat sendiri dan belajar dari situ juga. Bukan lagi mereka menghadapi masalah karena hukuman yang Anda berikan atas kesalahan mereka. Ini akan menumbuhkan mereka menjadi anak-anak yang disiplin, bertanggungjawab, solutif, dan bijak. Pada gilirannya, semua nilai itu akan membawa mereka menjadi anak-anak yang sukses di bidangnya.
 
Baca juga:
10 Langkah Menjalankan Positive Parenting

LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK

 
 
 
 
 
 
 
 

 



Artikel Rekomendasi