Tips dari Pakar: 3 Kiat Mudah Membangun Hubungan Baik dengan Mertua

 

Ilustrasi membangun hubungan yang baik dengan mertua. Foto: Freepik.


Merasa tidak nyaman dengan mertua kerap jadi masalah bagi banyak pasangan suami istri. Sudah berusaha dekat dan membuka diri, namun entah kenapa terkesan ada jarak yang membuat komunikasi terasa hambar, bahkan rentan salah paham. Apalagi kalau sudah menyangkut pengasuhan anak, sikap kritis dari mertua membuat Bunda merasa serba salah dan frustrasi.

Jika Bunda meng-klik judul artikel ini, ada kemungkinan bahwa Bunda adalah satu dari sekian banyak orang yang mengalami konflik dengan mertua. Dan, saat ini Bunda sedang mencari solusinya supaya hubungan dengan mertua jadi cair.

Menurut pakar pendidikan keluarga Najelaa Shihab, menjalin hubungan yang baik dengan mertua memang seringkali tidak mudah. Namun bukan berarti tak ada yang bisa kita upayakan. 

Najelaa mengingatkan, koneksi yang nyaman dengan orangtua pasangan itu tidak hanya berdampak baik bagi Bunda dan Ayah, tetapi juga menjadi modal bagi tumbuh kembang anak dari ia kecil hingga dewasa.

"Hubungan yang nyaman, hubungan yang penuh dukungan, hubungan yang kaya dan beragam dengan kakek-nenek akan menjadi modal bagi anak kita dari mulai kecil hingga dewasa," kata Najelaa dalam video singkat yang ditayangkan di akun YouTube Keluarga Kita. 

Selanjutnya, Najelaa menjelaskan tiga prinsip untuk membangun hubungan dengan mertua. 

Pertama, mulai dari empati
Sikap empati Bunda pada mertua, menurut Najelaa, dapat dimulai dari memahami bahwa apa yang dilakukan mertua pada anak, menantu, dan cucunya adalah berlandaskan rasa cinta. 

"Jangan menganggap bahwa mertua tidak punya modal cinta pada anak dan menantunya, apalagi pada cucunya," kata Najelaa. 

Untuk memunculkan empati, Bunda dapat terlebih dahulu memahami pola pengasuhan yang dialami oleh mertua, apa yang diterapkannya pada pasangan Anda, dan apa yang dipercayainya sebagai kebenaran dalam menerapkan pengasuhan kepada cucunya. Dengan begitu, Bunda dapat mengerti kenapa mertua melakukan atau melarang Bunda melakukan hal-hal tertentu.

Kedua, berikan peran kepada mertua
Sebagai kakek atau nenek, mertua juga ingin berkontribusi dalam tumbuh kembang anak Anda. Namun, banyak pasangan yang justru cenderung membatasi interaksi antara kakek-nenek dan cucu lantaran khawatir pakem-pakem pengasuhan yang diterapkan pada anak bisa bergeser karena kakek-nenek cenderung memanjakan cucu.

Pada poin ini, Najelaa memberikan tips supaya mertua ikut terlibat namun pola asuh yang Anda terapkan pada anak tetap terjaga. Pikirkan kira-kira bantuan apa yang Bunda butuhkan dari mertua dalam kegiatan pengasuhan anak. Misalnya, mungkin nenek dan kakek tak bisa mengajarkan anak tentang tayangan yang baik di televisi, tapi nenek dapat mengajarkan anak cara memasak, atau kakek membantu membacakan dongeng. 

Ketiga, komunikasikan dan negosiasikan
Jika sudah mendapat gambaran tentang apa yang dapat diinvestasikan mertua pada anak, kemudian cobalah untuk berkomunikasi dengan mereka. Misalnya, Bunda dapat menyampaikan peraturan-peraturan yang harus berlaku pada anak baik saat ia di rumah maupun ketika berkunjung ke tempat tinggal kakek-nenek, lalu buat kesepakatan. 

"Selama kita menerapkan prinsip-prinsip ini, maka hubungan dengan mertua, walaupun tidak mudah, akan menjadi proses belajar yang bermakna," ujar Najelaa.

Cek video selengkapnya di sini.


Alika Rukhan

 



Artikel Rekomendasi