5 Kunci Sukses Dampingi Anak Sekolah Jarak Jauh

 

 
Tak terasa 6 bulan sudah anak-anak menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai upaya pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19. Segala macam cara juga sudah diupayakan pihak sekolah ataupun orangtua guna terus membangkitkan semangat belajar anak meski dari rumah.
 
Namun tak sedikit para orangtua menganggap bahwa anak mereka mengalami penurunan dalam segi akademik, karena dinilai kurang bisa memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru kelas via online. Sementara, para orangtua yang sudah mulai aktif bekerja merasa penurunan akademik yang dialami anak mereka disebabkan oleh terbatasnya waktu untuk mendampingi anak saat sekolah daring karena harus menyelesaikan pekerjaan kantor.
 
Dr. Vivid F. Argarini, Praktisi Pendidikan dan Komunikasi, menjelaskan bahwa, pembelajaran jarak jauh ini memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan psikomotorik dan emosional anak. Oleh karena itu, keluarga berperan penting untuk memberikan dukungan dan stimulasi agar anak tetap aktif, nyaman dan bahagia selama proses sekolah daring.
 
Untuk menjawab kekhawatiran Bunda dan Ayah dalam meningkatkan semangat belajar anak selama di rumah, Ibu 3 anak ini membagikan tip sukses damping anak agar senang sekolah jarak jauh.
 
Pahami gaya belajar anak
Saat mendampingi anak belajar, terkadang suka geregetan ya, Bun, melihat anak yang  belajar sambil tiduran, diselingi main game, atau maunya belajar bila ditemani  camilan.
 
“Berikan kesempatan bagi anak untuk menjalankan tugasnya dengan gaya mereka sendiri, hindari menuntut anak secara berlebihan,” ujar Vivid.
 
Tiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Jika si kakak bisa duduk tenang saat mengerjakan tugas, belum tentu adik menerapkan gaya belajar yang sama. Vivid juga menyarankan, para Bunda untuk sekali-sekali duduk bersama  anak saat ia sedang belajar, agar Bunda bisa mengamati cara belajar anak dan mengetahui kendala yang dialami mereka selama sekolah online.
 
Komunikasi mengendalikan emosi
Jenuh belajar di rumah,  anak akan lebih sering uring-uringan dan mudah marah. Dalam mengatasi hal ini, vivid menyarankan para Bunda untuk membangun Engaging communication yang memerhatikan repons dari anak. Bunda juga harus memahami beban sekolah yang anak hadapi dan hal apa yang  dapat memicu emosi mereka.
 
Setelah itu baru Bunda dapat memberikan saran atau mengalihkan emosi anak menjadi lebih bermanfaat, misalnya membantu Bunda memasak di dapur, membuat prakarya, atau mengajak anak menonton film bersama. Saat emosi anak mulai mereda, Anda bisa mulai memberikan penjelasan mengenai keadaan yang sedang terjadi saat ini. Bukan hanya ia saja yang harus belajar dari rumah tetapi anak-anak lainnya juga menjalani hal yang sama.
 
Unsur 5W 1H
Saat masih di sekolah, Bunda pasti pernah mempelajari keenam unsur yang wajib dipenuhi bila Anda hendak menulis sebuah berita, yaitu What? Who? Why? When? Where? dan How? Keenam unsur ini ternyata harus ada saat Bunda berkomunikasi dengan anak. Tujuannya sama,  agar informasi yang Anda dapatkan bisa lebih kaya dan mendalam.
 
“Kita harus aktif, tanyakan pada anak kamu kenapa? kesulitannya apa? bagaimana Bunda bisa membantu kamu? Jadi Bunda jangan sibuk menduga-duga, kalau anak membutuhkan bantuan dia akan bilang. Bangun komunikasi yang baik, jadi anak akan terbuka untuk membicarakan masalahnya,” kata Vivid.
 
 
Apresiasi itu penting
Apresiasi bisa berupa pujian, atau Bunda memberikan waktu istirahat lebih untuk anak menonton TV atau bermain gadget, bisa juga dengan menyajikan makanan kesukaannya. Apapun itu bentuknya, apresiasi perlu dilakukan agar anak mengetahui bahwa kerja kerasnya Anda hargai. Hal ini juga dapat memicu mereka untuk terus mempertahankan semangat belajarnya dan mengurangi stres akibat kejenuhan yang ia alami.

 

Support System
Mengasuh dan mendidik anak, tidak dapat Bunda lakukan sendiri. Anda akan membutuhkan support system yaitu, Ayah, Kakek, Nenek, Om, Tante, bahkan asisten rumah tangga harus Anda libatkan dalam proses belajar online ini. Bila Bunda atau Ayah tidak bisa menemani anak belajar saat bekerja.
 
Komunikasikan pola pengasuhan yang ingin Anda terapkan pada si kecil, kemudian minta pengertian dan kerja sama kepada siapun yang akan menemani anak  untuk menerapkan pola pengasuhan yang sama. Usai bekerja, Bunda bisa mengkaji kembali pelajaran sekolah bersama si kecil, tentunya dengan cara yang menyenangkan dan tanpa paksaan.

Baca juga:
Anjuran idai mengenai kegiatan belajar mengajar di masa pandemi covid-19
4 tipe gaya belajar anak, bagaimana cara mengenalinya?
5 aplikasi belajar dan bermain untuk si kecil


Debbyani Nurinda
 

 



Artikel Rekomendasi