Jangan Sepelekan! Diare Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Anak

 

Dok. Ayahbunda

Diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh anak-anak. Balita yang mengalami diare biasanya buang air lebih besar dari 3 kali dalam 24 jam, dan fesesnya berair. Menurut data dari Riskesdas pada tahun 2013, 1 dari 7 anak Indonesia pernah mengalami diare dengan frekuensi 2-6 kali dalam setahun.

Menurut penuturan Dr. Ariani Dewi Widodo, SpA, diare menjadi penyebab kematian pada anak nomor 2 tertinggi di Indonesia. Bahkan, dalam kurun waktu setahun bisa terjadi sebanyak 2 sampai 6 kali kasus diare yang dialami oleh satu orang anak.

“Penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Tak heran jika diare dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Namun kebanyakan orang tua sering menganggap diare penyakit biasa,”  ungkap Dr. Ariani, saat ditemui pada acara Kampanye Edukasi “Indonesia Merdeka Diare” yang diselenggarakan oleh Nutricia Sarihusada di restoran Kembang Goela, Jakarta Selatan, Selasa (22/8).

Dr. Ariani menambahkan, penyebab terbanyak diare pada anak dibawah usia 2 tahun adalah Rotavirus, dan penelitian menemukan bahwa sebagian (30%) anak Indonesia yang mengalami diare karena Rotavirus juga mengalami intoleransi laktosa. Penelitian di negara lain bahkan mendapatkan angka kejadian intoleransi laktosa yang lebih tinggi, yakni sekitar 67% pada diare karena Rotavirus dan 49% pada diare non-Rotavirus.

Melihat kondisi ini, tentu para orangtua perlu mengetahui penanganan diare yang tepat. Para ibu perlu memperhatikan agar anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi. Seperti, tidak menghentikan pemberian ASI pada anak yang masih menyusui, memberikan larutan oralit untuk mencegah dehidrasi, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan si kecil, konsultasikan pada dokter jika anak dirasa sudah mengalami diare akut.

Apabila anak tidak mau makan dan minum, orangtua perlu mengusahakan asupan bernutrisi yang mudah diterima oleh anak.  ASI dan cairan rehidrasi oral (oralit) adalah yang utama selain tambahan zinc. Selain itu, asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta memberikan energi untuk mempercepat proses pemulihan” ujar Dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K).
 
Kepekaan orang tua terhadap keadaan anak saat diare sangat penting, karena saat diare, berat badan anak akan berkurang. Oleh karena itu diperlukan asupan nutrisi yang baik saat dan setelah diare, sehingga anak dapat mengejar pertumbuhan fisiknya. (Irma Purnamasari)

Baca juga:
Cegah dan Atasi Diare pada Bayi
Menangani Balita Diare



 

 



Artikel Rekomendasi