Pasien Cerdas Sadar Antibiotik

 


Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai ancaman resistensi antimikroba, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian, mengadakan Pekan Kesadaran Antibiotik yang akan diselenggarkan pada tanggal 13-19 November 2017. “Kegiatan ini merupakan kampanye global peduli penggunaan antibiotik sebagai salah satu wadah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai ancaman resistensi antimikroba,” kata I Ketut Diarmita selaku Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam acara media briefing beberapa hari lalu.

Menurutnya, berdasarkan laporan di berbagai negara mencatat adanya peningkatan laju resistensi dalam beberapa dekade terakhir, namun disisi lain penemuan dan pengembangan jenis antibiotik (antimikroba) baru berjalan sangat lambat. “Para ahli di dunia memprediski, jika masyarakat global tidak melakukan sesuatu dalam mengendalikan laju resistensi ini, maka pada tahun 2050 antimikroba (AMR) akan menjadi pembunuh nomor 1 di dunia,” ujar I Ketut Diarmita.

Untuk itu, Kementerian Pertanian telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pertahanan dalam penyusunan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AMR. Direktorat Jenderal  Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian telah bekerja sama dengan FAO ECTAD, ReAct, Yayasan Orang tua Peduli (YOP), Center for Indonesian Veterinary Analytical Study (CIVAS), Pinsar Petelur Nasional (PPN), dan Fakultas Kedokteran Hewan di beberapa Universitas.

Sujith Chandy, Ketua ReAct Asia Pasifik, menuturkan bahwa pentingnya meningkatkan pemahaman berbagai pihak terkait, termasuk konsumen kesehatan, mengenai resistensi antimikroba melalui upaya komunikasi, edukasi dan pelatihan yang efektif.

“Tingkatkan komunikasi dan kolaborasi dalam mengendalikan penggunaan antibiotik  disemua sector agar dunia tidak kembali ke era sebelum ditemukannya antibiotik, yaitu era ketika infeksi dan penyakit ringan tidak lagi bisa ditangani hingga berujung pada kematian,” ujar dr. Purnamawati Sujud, Sp.A(K), MMPed.

Baca juga: Pekan Peduli Antibiotik Sedunia

 



Artikel Rekomendasi