Ini Perbedaan Bakteri Vaginosis dengan Infeksi Jamur Penyebab Keputihan

 


Foto: Pixabay

 

Keputihan sangat normal terjadi pada perempuan. Namun, terkadang dapat berubah menjadi tanda infeksi atau kondisi kesehatan lainnya sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda keputihan yang tidak normal. Yuk, cari tahu keputihan tidak normal dan penyebabnya berikut ini.

Keputihan normal
Keputihan adalah cairan berasal dari kelenjar di vagina dan serviks yang secara alami bertugas membersihkan dan menjaga kelembapan vagina dan saluran reproduksi agar tetap bersih dan sehat. Jumlah, bau, maupun warnanya bervariasi, misalnya terlihat jernih hingga putih susu--bergantung pada waktu siklus menstruasi Anda. Ada lebih banyak cairan yang keluar saat Anda berovulasi, menyusui, atau ketika terangsang secara seksual. Sementara baunya berbeda ketika sedang hamil atau jika Anda kurang memerhatikan kebersihan.

Siklus menstruasi Anda memiliki efek signifikan pada jenis keputihan yang dialami sepanjang bulan. Sekitar pertengahan periode bulanan, Anda akan melihat peningkatan keputihan yang jelas sebagai tanda ovulasi atau masa subur jika menginginkan kehamilan. Keputihan yang normal tidak memiliki bau menyengat dan tidak menyebabkan iritasi. Sangat mungkin perempuan tidak sadar mengeluarkan cairan tersebut sampai melihat beberapa pakaian dalam.

 

Keputihan tidak normal
Penting untuk mengenali tanda-tanda keputihan yang tidak normal karena itu bisa menjadi tanda infeksi atau kondisi kesehatan serius lainnya. Berikut ini adalah tanda-tanda keputihan yang tidak normal dan butuh perhatian lebih seperti dikutip dari laman Livingandloving.co.za:
-Peningkatan cairan yang keluar secara tiba-tiba dan acak
-Muncul gumpalan berwarna kuning atau kehijauan
-Cairan tebal atau kasar
-Cairan sangat encer

 

Ini penyebabnya!
Sangat umum jika perempuan merasa bingung membedakan antara vaginosis bakteri atau bacterial vaginosis (BV) dengan infeksi jamur yang merupakan penyebab umum keputihan. Untuk membedakannya lihat warna serta aroma yang muncul ketika Anda mengamati celana dalam.

 

Bakteri vaginosis
Perubahan pH vagina dapat memicu terjadinya BV. Perubahan ini menyebabkan bakteri yang tumbuh secara alami di dalam vagina Anda menjadi lebih dominan dari yang seharusnya. Penyebab pertumbuhan bakteri berlebih adalah Gardnerella vaginalis. Beberapa gejala bakteri vaginosis:
-Bau mencurigakan yang semakin kuat setelah berhubungan seks atau selama menstruasi
-Keputihan tipis berwarna abu-abu, kuning, atau kehijauan
-Gatal pada vagina
-Rasa terbakar pada vagina saat buang air kecil

 

Infeksi jamur
Infeksi dapat berkembang jika ada pertumbuhan berlebih dari jamur Candida di vagina. Beberapa gejala infeksi jamur:
-Keputihan yang tebal dan putih seperti keju cottage
-Kemerahan dan bengkak di sekitar lubang vagina
-Nyeri, nyeri, dan gatal pada vulva
-Rasa terbakar saat buang air kecil
-Rasa terbakar saat berhubungan seks

 

Untuk mengatasi keputihan, lakukan pemeriksaan rutin agar masalah pada vagina Anda terdiagnosis sesegera mungkin. Jangan biarkan rasa malu mencegah Anda berbicara dengan dokter karena yang terpenting adalah kesehatan, ya, Bun!


PRIMA SOERATNO


Baca juga:
Bahaya Keputihan Saat Hamil yang Wajib Anda Tahu
Solusi Keputihan

 

 



Artikel Rekomendasi