Jika Calon Ibu Perokok Aktif

 


Sekarang ini, melihat perempuan merokok di tempat umum menjadi pemandangan biasa.  Dari data 2016, jumlah perokok perempuan usia produktif 18-40 tahun yaitu sebesar 6 juta di Indonesia. Di tahun yang sama terjadi lonjakan perempuan perokok sebanyak 200 persen.
 
Naiknya jumlah perokok perempuan tak hanya disebabkan oleh gaya hidup, namun juga sebagai pelampiasan dari berbagai masalah yang datang dalam hidupnya. Hal ini dilakukan meskipun perempuan perokok sudah tahu bahaya yang mengintai di kemudian hari akibat kebiasaan buruknya.
 
Jika Anda memutuskan menikah dan memiliki keturunan, sebaiknya berpikir ulang untuk tetap meneruskan kebiasaan merokok, karena beberapa alasan berikut ini:
  1. Merokok dapat menurunkan tingkat kesuburan Anda sebanyak 60 persen.
  2. Nikotin yang terkandung pada rokok dapat mempengaruhi tahap proses reproduksi, termasuk pematangan telur dan sperma, produksi hormon dan transportasi embrio.
  3. Risiko keguguran sangat tinggi bahkan mengalami kehamilan ektopik.
  4. Merokok dapat merusak DNA pada sel telur.
  5. Zat yang terkandung pada rokok dapat membunuh sperma.
  6. Asap rokok dapat mengganggu pertumbuhan ari-ari, akibatnya janin mengalami berat badan rendah saat lahir.
  7. Merokok dapat mengganggu siklus menstruasi.
     

Memang, sih, ada  perempuan yang bertahan tetap merokok selama hamil, karena mereka berpendapat berdasarkan pengalaman orang-orang di sekitarnya bukan secara medis. Misalnya beberapa contoh di bawah ini:

Teman saya ada yang tetap merokok saat hamil dan kehamilannya baik-baik saja. Tidak ada masalah juga dengan bayinya.
Faktanya: Ada banyak gangguan kesehatan yang mengancam janin jika ibunya tetap merokok saat hamil. Termasuk, bayi lahir dengan berat badan rendah atau cacat lahir.

Oh, efek merokok saat hamil “cuma” bayi akan lahir dengan ukuran lebih kecil saja? Saya tidak masalah punya bayi kecil.
Faktanya: Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Dan, bayi yang dilahirkan dari ibu perokok memiliki berat kurang dari 2,5 kg.

Merokok membuat saya relaks. Nah, hamil itu kan butuh relaks ya?
Faktanya: Yang membuat Anda relaks saat merokok yaitu zat nikotin. Benar Anda bisa relaks dengan merokok, namun nikotin yang masuk ke dalam plasenta akan mengganggu suplai oksigen ke janin. Ketika janin kurang mendapat suplai oksigen, maka perkembangan otaknya akan terganggu.

Sementara, efek merokok bagi ibu hamil yakni dapat mempercepat detak jantung Anda dan meningkatkan tekanan darah Anda. Bukankah Anda ingin kehamilan yang baik-baik saja ?
 

Sebelum hamil, saya merokok 1 bungkus dalam sehari. Nanti kalau hamil, saya hanya merokok 5 batang aja. Tentu tidak bakal berpengaruh banyak pada janin saya kelak.
Faktanya: Merokok 1 bungkus dan 5 batang dalam sehari efeknya sama-sama buruk bagi Anda maupun janin.
 
Tentu Anda sebagai calon ibu ingin menjalani kehamilan yang sehat dan anak pun terlahir sehat. Berhenti merokok memang tidak bisa drastis, apalagi jika merokok membuat Anda lebih relaks atau dapat menahan nafsu makan Anda. Karena itu, penting untuk menguatkan niat pada diri Anda dan carilah bantuan entah dokter, teman atau pasangan agar Anda dapat benar-benar berhenti merokok.
 
Waktu yang tepat untuk berhenti merokok yaitu satu bulan sebelum merencanakan kehamilan. Lebih baik lagi dilakukan saat Anda akan menikah. Karena, membersihkan tubuh dari toksin rokok tidak bisa dilakukan dalam sekejap.
 
Maria Soraya Az Zahra

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

ASI Deras Juga Harus Berkualitas

Kampanye “Peduli ASI Berkualitas” oleh IDAI, BKKBN dan Blackmores mengajak calon ibu, ibu hamil hingga ibu menyusui untuk menyiapkan ASI berkualitas demi menurunkan risiko stunting.... read more