Seberapa Efektif Aplikasi Kesuburan Membantu Kehamilan?

 


Foto: Pixabay


 

Saat ini aplikasi metode pengecekan kesuburan mandiri atau fertility awareness method (FAM) merupakan cara yang semakin populer untuk melacak perubahan masa subur pada perempuan. Seberapa efektif aplikasi ini? Lalu bagaimana konsekuensinya terhadap privasi Anda jika berbagi informasi ‘intim’ secara online? Para peneliti mengatakan aplikasi kesuburan memang dapat membantu perempuan memahami siklus menstruasinya, tetapi pengguna disarankan untuk melakukan kunjungan rutin ke dokter kandungan untuk memantau kesehatan reproduksi lebih lanjut.

Para peneliti bekerja sama dengan Stanford University di California, AS pun menganalisis 200.000 pengguna aplikasi dengan metode FAM, yaitu Sympto dan Kindara. Kedua aplikasi tersebut dapat mengidentifikasi periode kesuburan selama siklus menstruasi melalui rekaman cairan serviks, suhu tubuh, dan gejala fisik lainnya. Sebuah sistem bernama Source studyTrusted dirancang khusus untuk melacak pengguna aplikasi ini yang secara sukarela memberikan info pribadi untuk mendeteksi dan memperkirakan waktu ovulasi.

Para peneliti kemudian menyimpulkan durasi rata-rata dan rentang fase folikuler (fase kelenjar pituitari atau hipofisis melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH)--yang bertugas merangsang folikel dalam ovarium untuk tumbuh menjadi dewasa atau matang--sebagai penanda dimulainya siklus menstruasi dan berakhir pada rentang ovulasi lebih besar dari yang dilaporkan sebelumnya. Dari model tersebut menunjukkan hanya 24% ovulasi yang terjadi pada hari ke-14 sampai ke-15 dari siklus. Data juga mengonfirmasi bahwa durasi dan rentang fase luteal (bagian terakhir dari siklus menstruasi) sejalan dengan penelitian lain.

“Aplikasi pelacakan periode ovulasi dapat menjadi panduan yang baik bagi perempuan yang mencoba hamil atau justru menghindari kehamilan. Tetapi aplikasi ini tidak cocok untuk semua orang," jelas Dr. Joshua Hurwitz, Ahli Endokrinolog Reproduksi dan Spesialis Infertilitas di Reproductive Medical Associates of Connecticut seperti dikutip dari Healthline.com.

Semakin tidak teratur periode ovulasi Anda, semakin sedikit aplikasi metode FAM ini dapat membantu. Meskipun Anda tetap bisa belajar mengenai tubuh perempuan dan siklus menstruasi. “Konsekuensi dari kehamilan yang tidak diinginkan tidak sebanding dengan risiko menggunakan aplikasi ini secara eksklusif untuk pengendalian kelahiran,’’ jelas Hurwitz.

Lebih lanjut Tara Budinetz, Spesialis Endokrin Reproduksi dan Infertilitas di Abington Reproductive Medicine St. Luke's University Health di Pennsylvania, mengatakan aplikasi kesuburan tidak selalu efektif dalam menerjemahkan data secara akurat karena siklus setiap orang berbeda-beda.

"Jika Anda tidak berada dalam rentang dan usia normal, aplikasi mungkin salah dalam memprediksi ovulasi dan siklus Anda. Misalnya, jika siklus Anda secara rutin adalah 30 hari, lalu berubah menjadi setiap 50 hari. Hal ini akan mengingatkan Anda untuk segera bertemu dengan dokter kandungan untuk evaluasi lebih lanjut. Namun, dokter dapat membantu pasien memahami apakah aplikasi kesuburan secara akurat memprediksi kesuburan dan ovulasi melalui tes darah," kata Tara.

Tara menambahkan bagi perempuan yang tidak mau memakai kontrasepsi apa pun, aplikasi dapat membantu menentukan kapan harus menghindari hubungan intim. "Meskipun itu bukan cara terbaik atau cara paling akurat, itu lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa," imbuhnya. Meski sebenarnya jauh lebih efektif menggunakan pil KB, IUD, dan bahkan kondom untuk mencegah kehamilan.

 

PRIMA SOERATNO

 



Artikel Rekomendasi