Siklus Menstruasi Sesuai Usia 20, 30, 40an

 

Foto: Pixabay

Menjelang mau 'dapat', hampir semua perempuan mengeluhkan soal kram yang ringan hingga perubahan suasana hati memasuki masa premenstrual syndrome (PMS). Bisa jadi semua perempuan merasa bahwa menstruasi bukanlah momen bulanan favorit. Di sisi lain, nih, jika terlambat justru bikin panik! Ya, perubahan pada siklus menstruasi adalah sesuatu yang harus diwaspadai karena bisa jadi merupakan tanda sesuatu yang serius. Perubahan pada siklus menstruasi yang sulit diprediksi kadang sulit untuk diatasi. Namun, seiring bertambahnya usia, siklus menstruasi akan terus menyesuaikan diri dan berkembang akibat perubahan hormon yang berkaitan dengan usia seorang perempuan, maupun 'pengalaman' organ reproduksi seperti kehamilan dan menopause. Yuk, kenali kembali siklus menstruasi perempuan sesuai usia 20an,30an, dan 40an.

 

Usia 20an
Jika Anda menghabiskan sebagian besar masa remaja 'berjuang' mengatasi periode menstruasi yang tidak teratur, ada kabar baik, nih. Pada usia 20an ada kemungkinan siklusnya menjadi lebih konsisten. Mengapa? "Sangat umum bagi anak perempuan tidak berovulasi secara teratur. Tanpa ovulasi teratur, siklus menstruasi memang jadi tidak menentu," kata Lauren Streicher, MD, seorang obgin yang berpraktik di Chicago dan penulis Sex Rx-Hormones, Health, and Your Best Sex Ever. Siklus menstruasi yang keluar setiap bulan secara teratur, akan diikuti oleh PMS, kram, dan nyeri payudara. Jika Anda tidak terbiasa berurusan dengan 'efek samping' ini setiap bulannya, maka hal yersebut bisa menjadi kejutan yang tidak menyenangkan.

Pada usia 20an banyak perempuan mulai berpikir soal pengendalian kelahiran. Inilah dekade saat para perempuan memutuskan menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Meski memiliki pasangan tetap, mereka terlalu sibuk mengejar karier sehingga menunda memiliki anak-anak. Meminum pil kemungkinan akan memicu perubahan pada siklus bulanan yang rutin, bahkan alat kontrasepsi hormonal lainnya, seperti IUD hormonal atau Depo-Provera, serta suntikan kontrasepsi dapat menyebabkan menstruasi Anda hilang! Pil KB mencegah ovulasi, dan tanpa ovulasi, tidak ada penumpukan lapisan rahim yang harus dilepaskan.


 

Usia 30an
Untuk sebagian besar perempuan, siklus menstruasi usia ini dapat diprediksi dan konsisten. Namun, gejala seperti aliran darah yang tiba-tiba lebih banyak atau rasa sakit yang lebih hebat daripada kram biasa mungkin merupakan tanda masalah serius. Pertumbuhan tumor jinak yang disebut fibroid dapat membuat perempuan mengalami pendarahan berat yang biasanya dimulai pada usia 30-an tahun. Belum lagi endometriosis yang sering ditandai rasa sakit hebat yang mungkin berlangsung sepanjang bulan.

Hal lain yang mungkin muncul di usia 30-an? Memiliki bayi! "Biasanya siklus menstruasi perempuan yang baru saja melahirkan tidak kembali sampai 6 minggu setelah melahirkan jika seorang perempuan tidak menyusui," kata Sheryl Ross, MD, seorang obgin di Santa Monica, California, AS dan penulis She-ology:
The Definitive Guide to Women's Intimate Health. Jika Bunda memutuskan untuk menyusui, maka menstruasi tidak akan kembali sampai Anda berhenti atau mengurangi jadwal menyusui si kecil.


FYI, melahirkan anak dapat menyebabkan pergeseran jangka panjang pada siklus menstruasi. "Banyak perempuan akan memberi tahu Anda bahwa setelah melalui kehamilan, kram pun berubah menjadi lebih baik. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, tetapi berhubung pembukaan serviks telah membesar, maka aliran darah keluar tanpa memerlukan kontraksi uterus yang kuat," kata Dr. Lauren.

 

Usia 40-an
Di sinilah kesenangan sesungguhnya dimulai karena usia 40an menandai awal dari fluktuasi hormon perimenopause, yang merupakan prekursor untuk menopause. Selama masa ini, umumnya 8-10 tahun sebelum menopause (yang biasanya terjadi di awal usia 50an), tubuh Anda bersiap untuk garis akhir menstruasi.

Perubahan hormon yang normal menyebabkan ovulasi menjadi lebih tidak teratur dan fluktuasi tingkat estrogen yang berarti Anda bisa mulai mengalami jadwal menstruasi yang terlewat, aliran darah lebih banyak, bercak di antara periode, dan masa PMS yang lebih lama. "Gejala perimenopause bisa disimpulkan tidak ada yang dapat diprediksi sebagai satu hal yang dapat diprediksi," kata Dr. Lauren. Yang harus diingat, meski ovulasi tidak menentu, perempuan masih bisa hamil di usia ini. Seorang perempuan tidak mengalami menopause sampai haidnya berhenti setidaknya selama satu tahun.


Berapa pun usia Anda, ingatlah bahwa siklus menstruasi memberi banyak informasi tentang kesehatan secara keseluruhan. "Jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter Anda", kata Dr. Sheryl. Periode yang sangat tidak teratur atau perubahan drastis pada siklus menstruasi dan kuantitas aliran darah kadang merupakan tanda masalah tiroid, sindrom ovarium polikistik, atau sejumlah masalah kesehatan lainnya--yang dapat diobati.

 



Artikel Rekomendasi

post4

5 Tips di Masa Prakonsepsi

Jika Anda sedang berusaha memiliki bayi, apa saja yang harus dilakukan agar kondisi Anda tetap prima saat hamil nantinya? Simak 5 tips berkut:... read more