14 Hari yang Mendebarkan Setelah Pembuahan

 


Foto: Pixabay

 

Bagi pasangan yang sedang mencoba mendapatkan anak, hari-hari setelah ovulasi menjadi momen yang sangat ditunggu agar sel telur bisa bertemu dengan sperma. Setelahnya Ayah dan Bunda harus menunggu dengan perasaan harap-harap cemas setidaknya 2 minggu setelah pembuahan. Padahal mencermati gejala-gejala khas kehamilan dapat membuat penantian Anda menjadi sedikit lebih mudah.

Banyak perempuan membayangkan setiap nyeri dan ‘tusukan’ pada perut bisa menjadi tanda kehamilan. Namun, gejala awal kehamilan sering kali justru lebih mirip dengan gejala datangnya menstruasi, misalnya sakit dan nyeri otot. Oleh karena itu, agak sulit mengetahui secara pasti apakah seseorang hamil sampai ia melakukan tes kehamilan serta konfirmasi dari dokter.

Agar Bunda punya gambaran, berikut perubahan yang terjadi pada tubuh sekitar waktu ovulasi hingga tanda-tanda awal yang mungkin dialami selama hari-hari pascaovulasi (days past ovulation atau DPO)  seperti dilansir oleh www.medicalnewstoday.com.

 

Gejala DPO di siang hari
Gejala kehamilan dini bisa menyerupai gejala PMS. Sebagian perempuan mengalami banyak gejala awal kehamilan, sementara yang lain hanya mengalami beberapa atau bahkan ada yang tidak mengalami gejalanya sama sekali. FYI, gejala awal kehamilan bisa sangat mirip dengan gejala yang dialami saat masa ovulasi, selama PMS, dan pada mereka yang menggunakan obat kesuburan. Inilah sebabnya mengapa gejala DPO bukan ukuran yang dapat diandalkan untuk mengetahui apakah seseorang telah hamil. Untuk memastikannya, Anda mungkin harus berbicara dengan dokter tentang gejala spesifik yang dirasakan.

 

Hari 0–7 setelah masa ovulasi terakhir
Ovulasi adalah saat ovarium melepaskan sel telur. Segera setelah ovarium melepaskan sel telur, fase luteal dari siklus menstruasi dimulai dan fase luteal berakhir dengan periode menstruasi kecuali jika terjadi kehamilan. Perempuan tidak akan mengalami gejala kehamilan bila masih berada di bagian awal fase luteal karena sel telur yang dibuahi harus tertanam ke dinding rahim.

Selama fase luteal, tubuh memproduksi lebih banyak progesteron, yang merupakan hormon yang membantu menopang kehamilan dini. Kadar progesteron memuncak pada 6-8 hari setelah ovulasi bahkan ketika seseorang tidak hamil. Kadar progesteron pun dapat memengaruhi suasana hati dan tubuh seseorang. Hal ini berarti bahwa setelah satu minggu atau lebih, seseorang mungkin mengalami gejala serupa pada awal kehamilan seperti yang mereka rasakan sebelum menstruasi.

Ketika sel telur yang telah dibuahi mencapai rahim, ia menanamkan dirinya ke dinding rahim. Ini disebut implantasi dan menandai awal kehamilan. Implantasi biasanya terjadi 6-12 hari setelah pembuahan. Pada titik inilah seorang perempuan mulai mengalami gejala kehamilan, di antaranya nyeri payudara, kembung, mengidam makanan, peningkatan sensitivitas puting, serta sakit kepala dan nyeri otot. Namun, gejala-gejala ini juga dapat terjadi pada mereka yang tidak hamil. Penyebabnya adalah terjadinya peningkatan kadar progesteron selama tahap akhir siklus menstruasi.

 

Hari 7-10 setelah masa ovulasi terakhir
Ketika sel telur yang dibuahi menanamkan dirinya di dalam rahim, sekitar sepertiga perempuan akan melihat pendarahan ringan maupun bercak yang disebut pendarahan implantasi. Bercak ini biasanya hanya bertahan satu atau dua hari dan alirannya sangat ringan. Pendarahan implantasi adalah salah satu tanda awal kehamilan karena terjadi hanya pada saat seorang perempuan hamil. Di sisi lain, jika sudah melihat pendarahan implantasi, bisa jadi seorang perempuan masih belum mendapatkan hasil tes kehamilan yang positif. Ada kemungkinan ia mengalami keguguran sangat dini yang disebut kehamilan kimiawi atau perdarahan yang disebabkan oleh hal lain.

Saat implantasi, tubuh mulai memproduksi hormon kehamilan yang disebut human chorionic gonadotropin (hCG). Dikenal sebagai hormon kehamilan, hCG, bersama dengan progesteron dan estrogen, bertanggung jawab atas gejala awal kehamilan. Ini juga merupakan hormon yang diidentifikasi oleh tes kehamilan. Dan perlu beberapa hari bagi hCG untuk mencapai tingkat yang dapat dideteksi. 

 

Hari 11–14 setelah masa ovulasi terakhir
Beberapa hari setelah implantasi, kadar hCG mungkin cukup tinggi untuk memicu gejala kehamilan dini. Namun, ini juga merupakan fase dari siklus menstruasi ketika seseorang kemungkinan besar akan mendapatkan menstruasi. Seorang perempuan yang memahami siklus menstruasinya setiap bulan akan lebih mampu mengidentifikasi apakah gejala itu disebabkan oleh kehamilan atau menstruasi yang teratur.

Beberapa gejala lain dari kehamilan dini termasuk warna puting menjadi lebih gelap, kelelahan, menginginkan makanan tertentu (sering disebut ngidam) atau rasa lapar yang meningkat, perubahan gastrointestinal (seperti kram atau diare). Pada saat seseorang mengalami beberapa gejala kehamilan awal, ada kemungkinan bahwa kadar hCG cukup tinggi sehingga tes kehamilan dapat menunjukkan hasil positif hamil. Namun, tingkat hCG bervariasi juga menyebabkan hasil positif tidak selalu terjadi.


 

PRIMA SOERATNO

 

Baca juga:
Hindari 4 Hal Berikut Ini Bila Ingin Hamil
5 Cara Lekas Hamil untuk Pasangan Muda

 

 



Artikel Rekomendasi