Tingkatkan Kualitas Bercinta dengan Lubrikan

 

Fotosearch

Lubrikan atau pelumas merupakan produk yang berfungsi sebagai pelicin, yang dapat digunakan oleh pasangan pada saat berhubungan. Lubrikan menjadi hal yang penting dalam hubungan seksual, karena berfungsi mengurangi rasa sakit, terutama bagi wanita. Jika Anda maupun pasangan pernah merasa tidak nyaman atau nyeri ketika berhubungan seksual, mungkin salah satu penyebabnya adalah lubrikasi atau pelumasan yang kurang maksimal. Bahkan, dalam sebuah survei yang pernah dilakukan pada 2000 wanita di Inggris menyebutkan bahwa 1 dari 5 wanita mengalami vaginal dryness atau sebuah kondisi yang menyebabkan daerah kewanitaan menjadi kering.

Psikolog Elizabeth Santosa menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan vaginal dryness, antara lain:
- Usia. Hal ini dikarenakan produksi lubrikasi alami akan semakin berkurang menjelang menopause.
- Biologis. Kondisi bawaan yang tidak memungkinkan wanita untuk menghasilkan cairan lubrikasi yang cukup.
- Lack of foreplay atau kurangnya pemanasan. Contohnya pada saat Anda dan pasangan ingin melakukan quickie sex atau seks yang singkat, tetapi pasangan Anda belum siap.
- Eksternal. Misalnya pada saat Anda maupun pasangan sedang tidak fit, dan faktor dari luar lainnya yang membuat wanita merasa kurang percaya diri.
- Bosan karena rutinitas seksual yang kurang bervariasi.

Menurut Elizabeth, “Lubrikasi merupakan kunci dari hubungan seksual. Bagi wanita, lubrikasi merupakan bagian penting dari gairah seksual, karena hal ini membantu mempersiapkan proses penetrasi, sehingga memudahkan Mr. P untuk masuk Ms. V serta mengurangi gesekan atau iritasi yang menyertainya. Nyeri saat berhubungan sering disebabkan oleh lubrikasi yang tidak cukup”.

Begitu pentingnya peran lubrikan atau pelumas dalam berhubungan, sehingga menyebabkan aktivitas seks tanpa lubrikan dapat menimbulkan luka dan nyeri di daerah kewanitaan, serta rasa tidak nyaman bagi pasangan Anda. Padahal, beberapa pasangan lebih suka menikmati durasi lama pada saat bercinta, yaitu antara 25 hingga 30 menit. Selain itu, lubrikan dapat membantu menciptakan variasi dalam berhubungan seks sehingga dapat meningkatkan hormon dopamine atau happy hormone dalam tubuh yang berfungsi untuk memotivasi seseorang menciptakan hubungan yang lebih erat dengan pasangannya.

Untuk itu, Elizabeth memberikan panduan untuk meningkatkan gairah seksual Anda dengan lubrikan, yaitu:
- Explore Each Other's Bodies: Gunakan lubrikan untuk mencium atau memijat bagian tubuh pasangan Anda sebagai pemanasan dan memberikan stimulasi.
- Communication is the key: Lakukan komunikasi secara terbuka dengan pasangan tentang bagian tubuh yang bisa dieksplorasi, agar dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit.
- Stay hidrated: Minum air mineral yang banyak dan konsumsi berbagai nutrisi yang bagus untuk daerah kewanitaan seperti yogurt, jus cranberry, ubi, kedelai, alpukat maupun almond. Anda juga dapat mengonsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air, yang dapat meningkatkan sirkulasi darah ke pelvic area.
- Careful cleaning: Penting untuk selalu menjaga higienitas daerah kewanitaan. Pastikan untuk membasuh daerah kewanitaan minimal dua kali sehari dan hindari menggunakan sabun/krim, terutama yang mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu PH alami daerah kewanitaan.
- Use personal flavored lubricant: Lubrikan dengan varian rasa dapat membantu Anda untuk mencoba variasi lain dalam bercinta, sehingga lebih mendekatkan Anda dengan pasangan.

Lantas, bagaimana caranya memilih lubrikan yang aman digunakan? Pilih lubrikan yang berbahan dasar air atau water based lube, sehingga aman digunakan bagi pemilik kulit sensitif. Lubrikan berbahan dasar air juga memiliki keunggulan mudah dibersihkan dan memiliki fungsi yang hampir menyerupai cairan lubrikasi alami.

(SAN)

Baca Juga:
Menciptakan Romantisme Seharian
Kapan Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Seks Setelah Melahirkan?
Seks Setelah Melahirkan, Ini yang Perlu Diperhatikan
 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mengatasi Gangguan Kesuburan Pria

Gangguan kesuburan pria yang terkait dengan masalah sperma, bisa dibedakan menjadi gangguan sebelum testis (pretesticular), gangguan pada testis (testicular), dan gangguan setelah testis (posttesticul... read more