Khawatir Masa Depan Anak

 

Merasa khawatir adalah bagian dari pola pengasuhan anak. Khawatir, sih, boleh-boleh saja. Namun, apakah kekhawatiran Anda itu normal, ataukah hanya sekadar kekhawatiran yang berlebihan serta cenderung tak masuk akal?

Masa depan suram
Orangtua khawatir anak tidak mendapatkan pendidikan dan kesempatan untuk mencapai cita-citanya.Inilah ketakutan utama yang dihadapi orangtua di seluruh dunia. Dalam bukunya Parenting Inc, Pamela Paul memperlihatkan bagaimana ketakutan ini menjadi sebuah keuntungan bagi industri.  Lihat saja bagaimana mainan edukatif laris manis di pasaran. Dengan membeli mainan edukatif, produsen mengklaim bahwa anak-anak sudah selangkah lebih maju untuk sukses.  Pamela menyadari bahwa kekhawatiran ini sangat rasional mengingat iklim perekonomian yang menakutkan dan persaingan dunia yang semakin ketat. Orang tua ingin memperjuangkan pendidikan  sebaik mungkin untuk anak-anaknya agar masa depan lebih baik dari orang tua mereka.

Kenyataannya:    
Memang benar kondisi ekonomi yang tidak pasti, angka pengangguran yang semakin meningkat dan kebutuhan hidup yang semakin tinggi sementara penghasilan tetap membuat orang tua khawatir soal pendidikan putra-putrinya. Namun kondisi seperti ini bukan berarti lantas membuat Anda panik dan langsung merencanakan masa depan anak, mencari sekolah dan kursus apa saja begitu ia lahir.

Yang perlu Anda lakukan:

Pamela dan beberapa ahli yang lain   menyarankan agar orang tua tidak perlu membeli semua mainan edukatif yang sedang nge-tren atau memadatkan jadwal anak dengan berbagai macam les. Jika Anda ingin membantu anak untuk mencapai potensinya, sebenarnya tidak dibutuhkan banyak mainan edukatif. Belilah sekadarnya. Anak dengan mainan lebih sedikit justru bisa lebih kreatif memancing imajinasinya. Bahkan Steven D Levitt dan Stephen J Dubner, dalam bukunya Freakonomics, mengatakan banyak hal yang
dilakukan orang tua untuk memastikan masa depan si anak, seperti memasukkan anak ke sekolah elit dan mendaftarkan ke kursus musik, hanya berdampak sedikit bagi masa depan anak. Bekali motivasi dari dalam diri anak dan pilihkan sekolah ataupun kursus yang sesuai dengan kebutuhan dan minat si anak, bukannya ambisi orang tua.   
 
Baca juga
Khawatir Ancaman Orang Asing
Khawatir Anak Terluka
Khawatir Anak Di-Bully
Khawatir Anak Obesitas

 



Artikel Rekomendasi