Khawatir Ancaman Orang Asing

 

Merasa khawatir adalah bagian dari pola pengasuhan anak. Khawatir, sih, boleh-boleh saja. Namun, apakah kekhawatiran Anda itu normal, ataukah hanya sekadar kekhawatiran yang berlebihan serta cenderung tak masuk akal?

Bahaya orang asing

Orangtua khawatir anak diserang atau disakiti orang lain.Kekhawatiran ini bisa dipahami. Melindungi anak adalah salah satu insting orang tua yang paling mendasar. Kekhawatiran ini semakin menjadi-jadi akibat pemberitaan media tentang kasus penculikan atau pelecehan seksual pada anak.

Kenyataannya:
Berdasarkan data yang tercatat pada Komisi Nasional Perlindungan Anak, kasus kekerasan fisik, psikis dan seksual pada anak di Indonesia menurun dari tahun 2007 hingga 2010. Bila pada tahun 2007 terdapat 5.892 kasus, tahun 2010 tercatat sebanyak 2.413 kasus. Sementara kasus penculikan bisa dibilang meningkat dari 71 kasus di tahun 2007 menjadi 111 kasus di tahun 2010. Sementara perdagangan anak mencapai 412 kasus. Komnas Perlindungan Anak juga mencatat ada 300 kasus penelantaran dan anak
korban perceraian. Melihat angka ini, memang wajar jika orang tua merasa khawatir.  

Yang harus dilakukan:
Pada dasarnya melindungi anak berarti melakukan hal-hal yang alami. Hindari ketakutan berlebihan. Bangun hubungan dekat dan dukung apa yang dilakukan anak. Jalin komunikasi terbuka dan usahakan anak merasa nyaman menceritakan apapun pada Anda. Ingatlah bahwa pelaku kejahatan  biasanya justru  anggota keluarga atau orang dekat dan jarang sekali orang asing. Cara terbaik agar anak merasa aman adalah ajarkan cara melindungi dirinya. Jelaskan padanya tentang tubuhnya yang harus dijaga dan kontak fisik  seperti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain padanya. Yang tidak boleh misalnya pelukan, ciuman, rabaan. Perkaya diri Anda dengan informasi cara melindungi anak dari kejahatan seksual.

Baca juga
Khawatir Masa Depan Anak Suram
Khawatir Anak Terluka
Khawatir Anak Di-Bully
Khawatir Anak Obesitas

 



Artikel Rekomendasi