Fitness untuk Otak

 

Metode brain fitness dapat digunakan  untuk melatih otak agar bisa berfungsi optimal dan berkonsentrasi dengan baik. Ada empat aspek yang perlu dilatih dalam metode ini, yakni visual, auditory, sensory-motor, dan aspek sosial-emosional.

Aspek visual:
  • Pegang dua buah pensil di tangan yang berbeda, satu warna merah dan satu biru. Dekatkan satu pensil dan tanya apa warnanya. Kemudian dekatkan pensil yang satunya dan tanyakan hal serupa.
  • Bermain tangkap bola, selain melatih ketangkasan tangan dan gerak juga melatih mata fokus mengikuti gerak kecepatan bola.
  • Menyusun berbagai balok warna secara menyamping. Kemudian, mintalah si kecil  menyebutkan warna-warna itu berurutan hingga selesai.

Aspek Auditory:

  • Mendengarkan berbagai bentuk intonasi suara. Anda bisa berbisik-bisik di sebelahnya atau berteriak lantang memanggil namanya dari kejauhan. Ketika mendongeng, aturlah intonasi suara- rendah, sedang dan tinggi.
  • Bicara, bicara dan terus bicara! Ajak balita berbicara, sejak ia bangun tidur, kapan pun dan di mana pun. Jangan batasi kosa kata ketika berbicara dengannya  hanya karena takut ia tidak mengerti. Meskipun belum bisa merespon, namun dia akan menyimpan segala informasi dalam otaknya. Mengenalkan perbendaharaan kata yang banyak akan membantunya menjadi komunikator yang baik dan  meningkatkan kemampuan  berbahasa.  
  • Biasakan anak berinteraksi dengan orang banyak. Ini berguna untuk melatih keterampilan sosial dan keberaniannya menghadapi orang lain serta mengenal beragam karakter suara dan aksen bicara.
  • Kenalkan anak pada beragam alat musik dengan memperdengarkannya. Cara ini akan membuat anak mengetahui suara berbagai alat musik meski tanpa melihat alat-alat itu dimainkan.
Aspek sensory-motor:
  • Memberi kesempatan anak beraktivitas di lantai memungkinkan ia bergerak bebas dan mengeksplorasi segala sesuatu di sekitarnya. Hilangkan kekhawatiran berlebihan anak akan jatuh atau cedera. Anak yang dilepas  bermain di lantai, milestone-nya akan berkembang lebih pesat dibandingkan anak yang sering digendong.
  • Fokuskan pada satu aktivitas. Misalnya, bermain bola, biarkan ia bermain hingga cukup mahir. Sodorkan permainan baru  jika ia sudah tampak puas.
  • Melompat-lompat di atas trampoline. Anak-anak umumnya menyenangi kegiatan ini dan akan senang melakukannya. Selain mengandung unsur fun, pada setiap lompatan anak dituntut berkonsentrasi agar tubuhnya seimbang.

Aspek sosial-emosional:

  • Saat bicara dengannya tunjukkan perasaan yang sedang Anda alami lewat ekspresi wajah senang, sedih, marah, kecewa, cape, ngantuk, dan  sebagainya.
  • Menunjukkan foto di majalah dengan eskpresi wajah yang berbeda-beda. Misalnya,  ‘’Lihat, ia tersenyum, ia sedang bahagia,’’ atau ‘’Wah, kelihatannya dia sedang marah.’’
  • Stimulasi anak untu mengungkapkan perasaannya. Misalnya, ‘’Kamu kelihatan gembira dapat hadiah ulang tahun dari kakek’’ atau ‘’Ibu tahu kamu sedih ditinggal kucing kesayanganmu.’’ Dengan ini anak akan belajar mengenal perasaan dan bagaimana merespon setiap perasaan.
  • Ajari anak untuk berbagi dengan cara mendorongnya meminjamkan  mainan pada teman. Lalu katakan padanya, ‘’Kamu anak baik telah meminjamkan mainan pada temanmu. Temanmu itu pasti bahagia." (me)
Baca juga:
Fitness Otak Tingkatkan Konsentrasi
Makanan Penambah Konsentrasi
Bermain Asah Konsentrasi


 



Artikel Rekomendasi