Cara Lama Membiasakan Anak Makan Sayur: Sembunyikan!

 

Foto: shutterstock

Cocok untuk solusi jangka pendek. Untuk jangka panjang, cara menyembunyikan ini apakah dapat mengubah perilaku anak jadi suka makan sayur?
 
Ada anak yang sejak lahir memang sudah suka sayur. Itu sebabnya, di usia sebegitu dini dia bisa makan buncis, brokoli rebus, tauge rebus atau wortel kukus sebagai camilan. Tapi ada sebagian lagi anak yang meski sudah dibiasakan sejak MPASI, memberinya sayur di usia selanjutnya butuh perjuangan. Begitu tahu di piring makannya ada sayur, dia langsung menolak makan.  Karena alasan inilah, para ahli gizi memberikan solusi cepat agar anak makan sayur. Yaitu menyembunyikannya di dalam bahan makanan lain yang lebih disukai anak.
 
Nuget ayam wortel, semur daging buncis, telur dadar bayam, muffin wortel, lalu apa lagi? Orang tua kerap mati gaya. Bagaimana dengan memberinya sayur kangkung, sayur asem yang segar, salad sayur, gado-gado?  Kapan anak bisa diajak menikmati sayur? Pasti seru makan sayur bersama anak!
 
Simak pendapat Yeffi Lvova, ahli ilmu pangan dari Arzona soal trik menyembunyikan sayur:
 
Makan tidak secara sadar
Menyembunyikan sayur tidak mengajarkan anak untuk menyukai makanan sehat. Anak tidak belajar menyukai sayur. Dia ‘hanya’ makan sayur.
 
Selain itu, cara menyembunyikan sayur tidak mengajarkan anak untuk makan secara sadar. Anak tidak tahu apa yang dia makan. Padahal mindful eating – makan dengan penuh kesadaran sangat penting diajarkan pada anak sejak dini.  
 
“Kalau sayur disembunyikan, anak tidak punya kesempatan kenal tekstur, rasa dan aromanya,” ujar Lvova. Sesuatu yang penting untuk diperkenalkan tidak terjadi, sehingga anak tidak punya kesempatan untuk mengembangkan sudut pandang yang lebih luas ketika kesempatan itu datangnya dari makanan.
 
Orang tua jadi tambah repot
Membungkus sayur dengan bahan makanan lain yang disukai anak, menambah urutan kerjaan: mengupas, memotong, memasak, lalu dimasukkan ke dalam adonan lain semisal daging cincang atau nuget. Atau dihaluskan lebih dulu baru dicampur dengan adonan lain. Ribet! Kata Lvova. Katanya, kalau Anda mau melakukan itu, pikir lagi. Yakin, apa tidak Anda sungguh-sungguh mau melakukannya, dan sampai kapan? Temukan solusinya.
 


1. Anak belajar dari pengulangan. Itu berlaku untuk belajar apa saja, termasuk  makan. Setelah mencoba berkali-kali, kenal tekstur, rasa dan aromanya, anak akan terbiasa. Seorang anak bisa mengulang 8 sampai 10 kali sampai ia memutuskan mau makan sayur itu. Saat Anda menghidangkan sayur, masaklah dengan berbagai variasi. Tumis dengan mentega, kukus, atau dipanggang. Sayur panggang menimbulkan aroma yang disukai anak.

2. Berikan pilihan. “Sayang, ada wortel, dan tomat. Kamu mau yang mana? Wortel tumis butter enak. Tomat panggang mozzarella juga enak.” Memberi anak kesempatan untuk menentukan pilihan.

3. Libatkan anak di dapur. Minta tolong anak mengambil tomat atau oyong di lemari pendingin. Tunjukkan kepada anak bagaimana sayuran itu diperlakukan sampai menjadi makanan lezat.

4. Petik sendiri sayuran di kebun. Bila Anda memiliki kebun sayur hidroponik, minta anak memetik sendiri sayurannya.
 
Imma Rachmani
 
Baca:
Trik Menaklukkan Anak Susah Makan Sayur
Melatih Anak Agar Suka Makan Sayur
 
 

 
 

 


Artikel Rekomendasi

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more

Load more