Imbauan IDAI Mengenai Sekolah Tatap Muka

 

Cukup amankah anak bersekolah di bulan Juli 2021? Foto: Freepik 

Sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, sekolah tatap muka direncanakan bisa dilakukan pada semester genap atau Juli 2021, setelah semua tenaga pendidik selesai divaksinasi pada Juni 2021. Saat ini, beberapa sekolah sudah melakukan uji coba sekolah tatap muka terbatas.
 
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan pendapat tertulis yang menyatakan belum merekomendasikan sekolah tatap muka. Pendapat tersebut disandarkan pada situasi dan penyebaran COVID-19 saat ini. Menurut IDAI, syarat dibukanya kembali sekolah adalah terkendalinya transmisi lokal yang ditandai dengan positivity rate di bawah 5% dan menurunnya tingkat kematian.
 
Sehubungan dengan rencana dibukanya kembali sekolah, berikut adalah panduan IDAI bagi pihak penyelenggara, orang tua, dan pembuat kebijakan yang dirangkum oleh Parenting Indonesia:
 
Vaksinasi
  • Semua guru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orang tua/pengasuh harus sudah divaksin.
 
Pembatasan Jumlah Peserta
  • IDAI merekomendasikan untuk memuat kelompok belajar kecil yang berinteraksi secara terbatas di sekolah. Tujuannya adalah jika ada kasus konfirmasi, maka contact tracing dapat dilakukan secara efisien.
 
  • Di samping itu, jam masuk dan pulang diatur bertahap untuk menghindari penumpukan siswa. Kelompok belajar kecil dapat datang dan pulang di waktu yang sama.
 
Protokol Kesehatan
  • Harus ada pelatihan penggunakan masker yang benar
  • Harus ada tempat pembuangan masker dan penyediaan masker cadangan
  • Penyediaan fasilitas cuci tangan di lokasi-likasi strategis (sebelah kelas, sebelah toilet, dll).
  • Anak-anak harus dilatih untuk tidak memegang mata, hidung, dan mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Mereka juga harus diedukasi untuk tidak bertukar alat minum dan peralatan pribadi lain, menerapkan etika batuk dan bersin, mengenali tanda COVID-19 secara mandiri dan melaporkan jika ada orang serumah yang sakit, serta tidak melakukan stigmatisasi terhadap teman yang terinfeksi COVID-19.
  • Penjagaan gerbang dan pengawasan yang disiplin, guna menghindari kerumunan di gerbang sekolah.
  • Jika menggunakan kendaraan antar-jemput, gunakan masker dan jaga jarak serta menjaga ventilasi dengan membuka jendela mobil.
 
Direkomendasi Outdoor atau Pakai Alat Pengatur Sirkulas Kelas
  • Buka semua jendela kelas. Gunakan area outdoor jika memungkingkan. Dalam ruang dengan sirkulasi tertutup direkomendasikan penggunakan High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter.
 
Harus Ada Pemetaan Warga Sekolah
  • Membuat pemetaan risiko siswa, orang tua siswa, dan guru dengan komorbid, atau tinggal bersama lansia serta kesehatan medis anak. Anak dengan komobirditas atau penyakit kronik sebaiknya tetap belajar secara daring.
 
Contoh komorbiditas adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, keganasan, penyakit autoimun, HIV, penyakit ginjal kronik, obesitas, dan sindrom tertentu.
 
Swab Dulu
  • Idealnya, sebelum membuka sekolah, semua anak maupun guru dan petugas sekolah dilakukan pemeriksaan swab dan secara berkala dilakukan pemeriksaan swab ulang untuk quality control protokol kesehatan di sekolah.
 
Jika Ada yang Bergejala atau Positif COVID-19
  • Sekolah dan Tim UKS sudah menyiapkan alur mitigasi jika ada warga sekolah yang sakit dan sesuai kriteria diagnosis suspek/probable atau kasus COVID-19 terkonfirmasi (sistem contact tracing, RS rujukan, dll).
  • Bila terbukti ada warga sekolah dengan gejala yang mengarah COVID-19, maka orang tua harus mau anaknya dilakukan pemeriksaan untuk memastikan anak menderita COVID-19 atau tidak dan melakukan isolasi baik di rumah atau di RS.
  • Bila terbukti ada warga sekolah yang menderita COVID-19, maka sekolah harus menghentikan proses belajar mengajar tatap muka serta melakukan tracing kepada semua murid, guru, petugas sekolah yang terlibat dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sekolah harus berkoordinasi dengan dinas kesehatan.
 
Dukungan Mental untuk Murid dan Orang Tua
  • IDAI juga menyebut bahwa jika sekolah tatap muka tetap dimulai, maka pihak penyelenggara atau dalam hal ini sekolah harus menyiapkan blended learning dan membebaskan orang tua untuk memilih metode pembelajaran daring atau luring.
  • Memastikan penjagaan khusus untuk anak berisiko tinggi.
  • Memperhatikan kesehatan mental anak.
  • Jika anak sakit atau memerlukan isolasi, sekolah tetap menekankan pentingnya tetap di rumah tanpa kekhawatiran pengurangan nilai.

 
 
LTF

 

 


Topic

#pembelajarantatapmuka #corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome #vaksin #vaksincovid19 #sinovac



Artikel Rekomendasi

Load more