6 Cedera Ini Kerap Dialami Balita

 

Fotosearch

Karena terlalu asyik bermain dan kurang berhati-hati, balita kadang mengalami cedera. Menurut Kate Carr, presiden dan CEO Safe Kids Worldwide, kejadian cedera pada anak-anak di dunia sangat sering terjadi -hampir setiap 25 detik- ketika mereka melakukan aktivitas fisik atau berolahraga.

Apa saja cedera yang sering dialami balita dan bagaimana menanganinya? Ini yang perlu Anda lakukan saat mengetahui buah hati Anda cedera ketika bermain.

Kepala Terbentur
Anak senang berlarian ke sana ke mari. Saking semangatnya, ia terpleset dan terjatuh. Kepalanya pun terbentur dinding. Terbentur atau terkena benda di kepala lumrah dialami balita. Meskipun begitu, Bunda harus tetap waspada. Saat mengetahui ini, pastikan Anda langsung mengecek kondisi kepala anak. Minta ia mengangkat tangan, mengangguk, atau yang membuatnya tetap memberikan respons gerak. Pastikan juga ia bisa diajak bicara. Apabila anak kesulitan melihat, tidak mampu memberikan respons verbal, sesak napas, muntah, atau merasa pusing, segera membawa anak ke dokter.

Tergores
Saat balita asyik bermain di taman, kakinya tergores ranting pohon atau batu. Meskipun lukanya kecil, jangan disepelekan, Bunda. Anda perlu memberikan penanganan tepat dengan cara menghentikan pendarahannya dengan menekan lembut lukanya menggunakan kain atau perban bersih. Kemudian, bersihkan lukanya dengan air bersih. Jika masih ada kotoran atau serpihan benda tajam yang menempel, gunakan penjepit yang sudah disterilkan dengan alkohol, lalu bubuhi lukanya dengan larutan antiseptik dan tutup dengan kain kasa atau plester.

Terkilir
Ketika bermain bola dengan ayahnya, anak kehilangan keseimbangan sehingga jatuh dan keseleo. Pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, dan siku merupakan area tubuh yang rentan terkilir. Biasanya, bagian yang terkilir akan membengkak. Yang mesti Anda lakukan adalah tidak menggerakkan bagian tubuh yang terkilir dan kompres dengan es batu untuk mengurangi bengkak. Posisikan bagian tubuh yang terkilir lebih tinggi agar darah lebih mudah kembali ke jantung dan tidak berkumpul di jaringan sekitar area yang terkilir. Bawa juga anak ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut dan mungkin perlu di-rontgen untuk memastikan apakah ada bagian tulang yang retak atau patah.

Luka Memar
Sudah mahir bersepeda, balita selalu naik sepeda kemana saja. Tetapi, kali ini ia terjatuh dari sepeda dan mengalami luka memar di lututnya. Memar terjadi saat pembuluh darah halus di jaringan lunak dekat permukaan kulit terputus. Darah dari pembuluh darah ini merembes ke daerah sekitar di bawah lapisan kulit dan menimbulkan warna biru kehitaman. Memar karena luka ringan biasanya akan sembuh dengan sendiri setelah beberapa hari. Untuk meredakan bengkaknya, kompres bagian yang lebam dengan es selama 10-15 menit setiap dua jam sekali. Namun jika memar tidak hilang dalam 1 minggu disertai pendarahan, rasa sakit yang parah, dan demam, segera bawa anak ke dokter.

Mimisan
Secara umum, mimisan pada balita dapat dipicu oleh perubahan cuaca yang drastis, kebiasaan mengorek-ngorek lubang hidung, hidungnya terbentur benda keras, benda-benda kecil masuk ke dalam hidungnya, terlalu lelah, atau balita memiliki alergi sehingga sangat sensitif ketika pilek dan bersin. Cara menangani mimisan pada balita adalah dengan menekan pangkal hidungnya dengan kain atau tisu bersih. Tenangkan anak dan ajari dia bernapas melalui mulut. Jika darahnya belum berhenti, kompres hidungnya dengan es, dan segera bawa anak balita ke dokter untuk diperiksa.

Kram
Balita hobi berenang. Tapi saat asyik berenang, kakinya mengalami kram dan ia pun berteriak kesakitan. Segera bantu anak keluar dari dalam kolam renang. Istirahatkan ia dan luruskan tungkai kakinya. Tahan jari-jari kakinya ke atas untuk meregangkan otot. Pijat bagian otot kakinya yang kram sampai kejang di jarinya hilang. Kemudian kompres kakinya dengan air hangat untuk melancarkan aliran darahnya. Ajak juga anak untuk melakukan peregangan (stretching) secara perlahan hingga kakinya bisa digerakkan kembali.

(RIS/ERN)

Baca Juga:
Aktivitas yang Bisa Membahayakan Kepala Balita
Gangguan Kulit Balita

 



Artikel Rekomendasi