7 Tanda Balita Kelebihan Garam

 

Fotosearch

Anak tidak dilarang makan garam. Garam penting untuk berbagai fungsi fisiologis. Tapi bila balita sudah sangat suka camilan asin, hentikan segera.
 

Garam yang juga disebut sodium atau natrium sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk fungsi fisiologis seperti:

- Mentransmisikan impuls saraf

- Mengkontraksikan dan mengendurkan serat otot

- Menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh

 

Asupan garam berlebih dikaitkan dengan hipertensi, risiko utama penyakit jantung dan stroke. Kondisi itu bisa dimulai sejak masa kanak-kanak. Jurnal Ntrition mendata:

79% anak usia 1 - 3 tahun

87% anak usia 4 - 5 tahun

90% anak usia 6 - 18 tahun

Mengonsumsi terlalu banyak garam setiap hari. Padahal kebutuhan garam per hari menurut usia adalah sebagai berikut (alodokter.com)

- 1 > : 1 gram

- 1 - 3 tahun: 2 gram

- 4 - 6 tahun: 3 gram

- 7 - 10 tahun: 5 gram

- 11 < : 6 gram atau 1 sdt 

 

Kenali tanda-tanda anak Anda kelebihan garam:

1. Mudah haus, karena sodium atau natrium menahan air. Lebih banyak natrium dalam tubuh berarti lebih banyak air yang dibutuhkan. Jika anak sangat haus tanpa penjelasan, misalnya cuaca panas atau habis bermain aktif di luar rumah, cek kembali masakan di keluarga Anda, termasuk camilan dan minumannya. Minuman berenergi yang diklaim sebagai minuman kesehatan mengandung soudium dalam jumlah tinggi.


2. Mengidam makanan asin. Garam memang membuat makanan menjadi lebih enak. Jadi tidak heran bila anak memilih keripik kentang atau keripik jagung daripada pisang atau kacang rebus. Kalau anak lebih suka makanan asin, ganti garam dengan merica atau rempah lain dalam telur orak-ariknya, atau taburkan wijen pada kentang gorengnya. 


3. Tensi tinggi. Di AS anak usia 3 sampai 18 tahun mengalami pre hipertensi dan hipertensi. Demikian dikabarkan jurnal American Family Physician. Pada anak-anak hipertensi tidak terdeteksi. Kemudian dengan meningkatnya tekanan darah, pembuluh arteri bertambah tebal membuat anak rentan terhadap penyakit kardiovaskuler. Orang tua disarankan untuk memeriksakan tekanan darah anak mulai usia 3 tahun, sekali dalam setahun. 


4. Urine berwarna kuning gelap. Banyak hal bisa membuat urine berwarna kuning gelap. Salah satunya adalah asupan garam terlalu banyak. Urine berwarna gelap dengan aroma kuat sangat lazim dialami orang-orang yang mengonsumsi natrium terlalu banyak termasuk anak-anak.


5. Ngemil makanan kemasan dan makanan olahan mengandung sodium tinggi. Hindari itu saat menyiapkan menu harian di keluarga Anda. Hindari sosis, nugget, dan makanan olahan lainnya karena mengandung tinggi garam. Gunakan bahan segar dipadu dengan sayuran yang dibumbui dengan rempah.


6. Berat badan bertambah tanpa makanan berlemak dan manis. Orang tua kerap membatasi makanan berlemak dan yang manis untuk menghindari obesitas. Tetapi riset sudah menunjukkan bahwa peningkatan berat badan dapat dikaitkan dengan asupan garam. 


7. Anak lebih senang makan di resto. Meski praktis buat orang tua dan tidak melelahkan karena mengolah makanan sendiri, hal itu menyakitkan tubuh anak. Batasi makan di restoran. Kalau Anda memilih resto, pastikan Anda dapat minta dikurangi garamnya.

 

Mongkey see, mongkey do. Kalau Anda penyuka makanan asin, anak Anda akan mencontoh. Garam memang perlu digunakan untuk memunculkan rasa sayuran. Tapi membubuhkan banyak garam untuk mengurangi rasa pahit sayuran sangat tidak disarankan. Biasakan anak makan dengan garam secukupnya.


BACA JUGA:
- 5 Cara Deteksi Obesitas pada Anak
- Waspada 4 Gangguan Pencernaan Pada Anak
- Pentingnya Sarapan Untuk Anak

 



Artikel Rekomendasi