Kenali Cacar Air Pada Anak

 

 
Fotosearch

Banyak yang bilang, hampir semua anak akan terkena cacar air. Penyakit apakah ini? Yuk kenali lebih dekat tentang penyakit cacar air. Ini dia jawaban Dr. Mahendra Tri Srief Sampoerna, SpA, dari RSIA Kendangsari Merr Surabaya tentang cacar air:

Apa itu cacar air?
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang  membuat seluruh tubuh dipenuhi dengan benjolan berisi air yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Gejala awal cacar air pada balita adalah demam, nafsu makan berkurang dan kadang-kadang disertai batuk kering, cepat lelah, lesu, dan lemah. Pada kasus yang lebih berat, bisa muncul nyeri sendi dan sakit kepala. Benjolan merah berisi cairan yang terasa gatal itu kemudian akan mengering, menjadi koreng, dan terkelupas dalam waktu 7 hingga 14 hari.

Apa penyebabnya?
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebut Herpes Varicella atau Varicella Zoster Virus, disingkat VZV. Virus ini pada umumnya menyerang anak-anak. Terutama anak-anak dengan sistem imun atau daya tahan tubuh yang rendah.

Bagaimana proses penularannya?
Virus Varicella sangat mudah menular, terutama bila melalui kontak langsung dengan cairan droplet atau percikan air ludah saat balita yang sakit sedang  batuk atau bersin, dan terhirup oleh anak lain. Bisa juga melalui lesi atau luka di kulit yang terbuka dan terkena ke anak anaik sehingga menyebabkan penularan.

Cara penyembuhan?
Segera periksakan ke dokter untuk memastikan anak menderita cacar air atau bukan. Perawatan anak sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah pernah terjangkit cacar air. Lakukan hal ini untuk mempercepat penyembuhannya:
- Istirahat yang cukup. Jangan biarkan anak keluar rumah selagi bintil cacar air masih dan terus timbul.
- Oleskan obat gatal, seperti bedak calamine  untuk mengurangi gatal dan mempercepat proses pengeringan luka.
- Minta anak mandi dengan sabun antiseptik dan rutin ganti baju setiap hari.
- Ajarkan anak untuk tidak menggaruk bintilnya meski terasa gatal.
- Perhatikan kondisi dan suhu tubuh anak setiap hari. Bila perlu, penderita diberi obat penurun panas  untuk meredakan demam.

Bagaimana mencegahnya?
Anak mendapat vaksin Varicella, vaksin hidup yang sudah dilemahkan. Efeknya membuat anak demam dan ruam-ruam ringan. Meski begitu, efek ini masih tetap aman. Pemberiannya bisa sendiri atau dapat digabungkan dengan pemberian vaksin lainnya, seperti MMRV. Biasanya vaksin ini diberikan ketika anak sudah berusia 12 bulan. Sebab, hingga usia 12 bulan tubuh anak masih dilindungi oleh antibodi varicella dari sang bunda (maternal antibody). Jika diberikan kurang dari usia tersebut, kemungkinan besar vaksin varicellla ini akan dinetralisir oleh maternal antibody sehingga tidak berefek atau minimal efeknya pada tubuh anak. Daya lindung vaksin ini sangat tinggi dan pemberiannya dapat diulang saat anak berumur 5 tahun.

Apakah cacar yang dialami anak akan menular ke orang tua?
Mungkin saja. Sebab, meski setiap orang hanya akan mengalami cacar air satu kali dalam seumur hidup, namun  saat dewasa dapat terjadi serangan yang kedua oleh virus varicella, yaitu berupa penyebaran ke kulit yang biasa disebut herpes zoster atau cacar ular. Orang tua atau orang dewasa yang belum pernah menderita cacar air juga dianjurkan mendapat vaksin. Orang dewasa yang terjangkit cacar air, biasanya akan mengalami komplikasi seperti infeksi sendi, infeksi hati dan infeksi ginjal, mudah timbul.

Ada anggapan lebih baik terkena cacar serumah biar sekalian?
Hal itu tidak benar. Karena setelah terjadi penularan, orang yang tertular pun masih dapat melakukan perlindungan dan pencegahan jika memang penularan terjadi kurang dari 69 jam. Caranya adalah dengan pemberian vaksin varisela. Jadi, orang atau anak lain yang belum menderita cacar air masih bisa mendapatkan perlindungan vaksin tersebut sehingga terbebas dari penyakit ini.

Kondisi cacar seperti apa yang membuat anak harus dibawa ke dokter?
Jika kondisi imun anak sempurna, maka cacar air merupakan penyakit yang ringan dan tidak akan menimbulkan infeksi yang serius. Namun, pada beberapa anak dengan imun yang rendah, penyakit ini dapat menimbulkan efek samping, seperti infeksi sekunder pada lesi kulit yang disebabkan oleh kuman-kuman kulit. Waspada pada kondisi darurat. Segeralah ke dokter saat menemukan kondisi ini:
- Bintil (vesikel) terinfeksi kuman, misalnya berwarna merah, bengkak, bernanah.
- Anak demam tinggi, sakit kepala, muntah, atau gatal yang tidak hilang-hilang, saat bintil-bintil sudah menyebar ke seluruh tubuh dan keadaan anak mulai membaik.

Pemeriksaan ke dokter dapat mendeteksi infeksi yang lebih parah akibat infeksi yang disebabkan oleh cacar air. Hal ini mencegah dan membantu anak terhindar dari penyakit lainnya, seperti radang paru, infeksi tulang, hingga infeksi pada darah.

Apakah balita bisa meninggal akibat penyakit ini?
Beberapa penyakit komplikasi akibat cacar air memang bisa menyebabkan kematian pada anak. Tanda-tandanya adalah jika infeksi ini menyebar ke seluruh tubuh, bukan hanya organ kulit saja yang kena, tapi juga menyerang paru-paru yang menimbulkan gejala batuk, pilek, dan sesak, yang disebut radang paru. Selain itu juga ada kemungkinan munculnya infeksi tulang, hingga infeksi pada darah. Komplikasi yang paling berbahaya adalah komplikasi susunan saraf, yang disebut meningitis (radang selaput orak) atau ensefalitis (radang pada jaringan otak). Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan kejang-kejang dan penurunan kesadaran yang disebut meningoensefalitis.

Apa yang harus dilakukan agar cacar tidak meninggalkan bekas di kulit?
Bekas di kulit sebenarnya disebabkan oleh infeksi sekunder oleh beragam kuman, sehingga yang perlu dilakukan adalah dengan mencegah terjadinya infeksi sekunder. Salah satunya adalah dengan memastikan balita tidak menggaruk bintilnya, meski terasa gatal. Potong kuku anak atau pakaikan sarung tangan untuk mengurangi akibat garukan. Berikan antibiotik, mandi dengan sabun mandi antiseptik, dan diberikan antihistamin bila anak merasa gatal sehingga mengurangi rasa gatal dan balita tidak mudah menggaruk kulitnya.

Bayi terkena cacar apakah gejala dan pengobatannya sama dengan balita?
Pengobatannya sama dengan balita, jika tidak mengalami komplikasi. Namun infeksi cacar air pada bayi itu lebih mudah mengalami komplikasi sehingga harus segera dirawat oleh dokter, dilakukan isolasi, dan bila perlu dilakukan perawatan di rumah sakit.

(KAT/DES)


Baca Juga:

Vaksin Cacar Air Pada Anak, Perlukah?
Cacar Air Saat Hamil
Benarkah Cacar Air Tidak Akan Berulang?

 



Artikel Rekomendasi

post4

Cacar Air Pada Balita

Mudah menular, tapi bisa sembuh tanpa harus dirawat di rumah sakit. Kulit balita dijejali bintil merah dan berisi cairan jernih. ... read more

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more