Pola Makan Balita 1-3 Tahun

 

Foto: shutterstock


“Lho kok makannya nggak habis?” “aduh berantakan sekali”, “kok sedikit ya makannya?”, “lebih banyak yang tumpah daripada yang masuk ke mulut” “beda banget sama pas masih bayi kemarin”, keluhan-keluhan ini seringkali dialami oleh ibu ketika anak sudah memasuki usia balita.
 
Apa yang Terjadi Padanya?
 
Ellyn Satter, seorang ahli gizi dan terapis keluarga dalam bukunya yang berjudul Child of Mine: Feeding with Love and Good Sense menyatakan bahwa  anak yang makannya lebih sedikit dari biasanya adalah hal wajar. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan anak-anak yang menurun atau cenderung melambat ketika memasuki usia balita.
 
- Anak-anak di atas usia satu tahun akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 1,6 sampai 3,3 kg per tahun dan kenaikan tinggi badan 5 hingga 9 cm per tahun. Jauh berbeda dengan pertambahan berat badannya saat masih bayi yang bisa 0,8-1 kg per bulan.
 
- Hal ini tentu berkaitan dengan menurunnya energi yang ia butuhkan. Sehingga asupan yang ia butuhkan juga menurun. Inilah yang membuat ibu sering khawatir apakah anak cukup makan.
 
- Balita  usia 1-3 tahun akan semakin banyak keinginan untuk mengeskplorasi lingkungan sekitarnya. Yang dia inginkan adalah bermain, bermain, dan bermain. Hal ini tentu berpengaruh pada respon mereka terhadap makanan.
 
Mereka mulai belajar  makan sendiri dan tidak suka disuapi. Mereka akan memilih makanan yang mereka sukai saja, dan menganggap jadwal makan sebagai waktu eksplorasi. Mereka akan bereksperimen dengan tekstur makanannya dan ingin  belajar menggunakan sendok seperti orang dewasa. Lebih banyak makanan yang tumpah dan hanya sedikit yang masuk mulut. Selain itu, juga akan berantakan tentunya.
 
Nah, di usia inilah orangtua perlu menanamkan pola makan yang baik. Para orangtua sebaiknya memberi contoh cara memperlakukan makan yang baik, memberikan makanan yang bervariasi dan cukup nutrisinya. Karena usia 1-3 tahun adalah penentuan apakah anak akan menjadi picky eater, obesitas, atau pribadi yang bergaya hidup sehat.
 
Mengetahui Porsi yang Cukup
-Anda bisa menggunakan patokan porsi sebanyak ¾ sampai 1 mangkok atau sekitar 175-250 ml dalam sekali makan. Anda bisa memberikan makanan 3-4 kali sehari dan ditambah selingan 1-2 kali sehari.
 
Berdasarkan rekomendasi angka kecukupan gizi anak Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan, anak usia 1-3 tahun harus mendapatkan kalori sebesar 1125 kal/hari. Berikut ini adalah contoh takaran yang dikeluarkan oleh British Nutrition Foundation untuk memenuhi kecukupan kalori tersebut :

- Karbohidrat diberikan 3-5 kali sehari: 2- 4 sdm nasi, 1/4 sampai ½ buah kentang berukuran sedang2/4 sendok makan pasta, ½ sampai 1 lembar pancake, 3-5 sdm sereal,
 

- Protein diberikan 2-3 kali sehari: ½ sampai 1 lembar daging sapi, ½ sampai 1 iris daging ayam, ½ sampai 1 butir telur, ¼ sampai 1 iris salmon, ¼ cangkir buncis masak, 2-3 sdm kacang-kacangan
 
- Sayur diberikan 3-5 kali sehari: ½ sampai 1 sdm brokoli, 1/2 sampai 1 sdm kembang kol, 2-6 buah potongan panjang wortel, ½ sampai 1 sdm bayam
 
- Buah diberikan 5 kali sehari: ¼ sampai ½ buah apel berukuran sedang, ½ sampai 1 buah pisang, ¼ sampai ½ buah mangga, ¼ sampai ½ buah jeruk, ¼ sampai ½ buah pir, 3-8 buah anggur
 
- Dairy food diberikan 2-3 kali sehari: 1 lembar keju, 1 cangkir yoghurt 125 ml, 1 cup susu,
 
Menerapkan Pola Makan yang Baik
Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Kementrian Pangan, Agrikultur dan Perlindungan Konsumen Jerman pada sejumlah keluarga muda di Jerman untuk mempromosikan healty diets and physical activity  mencontohkan beberapa penerapan pola makan yang dapat diberikan orangtua ke anaknya. Beberapa di antaranya adalah :

- Buatlah jadwal makan yang harus ditepati untuk 3 kali makan utama dan 2 kali makanan selingan. Jangan membuat jadwal yang terlalu berdekatan. Dengan begitu, anak akan mulai belajar tentang rutinitasnya makan.

- Makan bersama akan meningkatkan keinginan si kecil untuk menyantap menunya. Orangtua dapat menjadi role model yang mengajarkan anak tentang tata cara makan yang baik. Jangan sampai ada gangguan dari televisi misalnya. Ajarkan padanya untuk fokus pada acara makan.

- Berikan makanan yang bervariasi. Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga akan bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Apabila anak menolak rasa baru, maka kreasikan menu dengan mengombinasikan bahan yang biasa ia makan dengan sesuatu yang baru untuk mulai memperkenalkan.

- Jika anak menolak, belum tentu ia tidak suka makanan tersebut. Tawarkan 10-15 kali padanya sebelum memutuskan bahwa ia benar-benar tidak mau.

- Apabila anak sering menolak makan, berikan dalam porsi kecil. Makan dengan porsi yang besar berpotensi membuat anak frustasi.

- Ajak ia untuk berbagi makanan dengan Anda. Hal ini bertujuan agar anak mengetahui bahwa apa yang anda makan sama dengannya.
 
Lela Latifa

 
 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Makannya Sedikit Sekali, Nak?

Anak yang makan dengan porsi sedikit sekali, perlu mendapat perhatian khusus. Dikhawatirkan, gizi anak tidak cukup sehingga tumbuh kembangnya kurang optimal.... read more

post4

Mitos dan Fakta Merawat Kulit Bayi

Banyak mitos yang berkembang dan dijadikan acuan dalam perawatan kulit bayi. Misalnya, memandikan bayi dengan air dicampur antiseptik saat terkena biang keringat, membubuhkan tepung kanji ke kulit ba... read more