Saat Si Kecil Muntah

 

foto: pixabay

Muntah adalah peristiwa menakutkan bagi balita. Ada banyak penyebab si kecil muntah. Mengetahui penyebab muntah sangat penting  agar Anda dapat memberikan perawatan yang tepat untuknya. Jika si kecil hanya muntah sekali saja, ada kemungkinan ia muntah karena terlalu banyak makan. Tapi jika muntahnya tidak juga segera berhenti, bisa jadi disebabkan  hal lainnya.
 
Muntah bukan penyakit, tetapi muntah merupakan suatu gejala. Misalnya adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pada beberapa kondisi, muntah bisa terjadi dalam 24 jam, kemudian mereda dengan sendirinya. Beberapa hal pemicu muntah pada balita adalah, infeksi saluran napas atas, infeksi saluran kemih, dan infeksi telinga. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, muntah  merupakan gejala awal pneumonia dan radang apendiks (usus buntu). Menangis berlebihan, makanan yang sudah rusak, mabuk dalam perjalanan, juga bisa memicu muntah pada balita. 
 
Saat si kecil muntah, usahakan agar Anda tetap tenang. Kepanikan Anda saat menghadapi balita Anda muntah, membuat ia juga ketakutan. Ketika si kecil muntah, bersikaplah tenang, dan jangan marahi anak karena tidak melakukannya di kamar mandi. Hitung berapa kali anak Anda  muntah selama 24 jam.   Jika muntah terjadi lebih dari 8 kali, maka jenis muntah ini tergolong parah dan si kecil bisa mengalami dehidrasi. Lakukan ini:  
 
Anak tetap terhidrasi
Muntah ringan yang terjadi 1 sampai 2 kali sehari,  kemungkinan terjadinya dehidrasi sangat rendah. Sedangkan pada kasus muntah sedang -yaitu 3-7 kali sehari, dan kasus muntah parah yang terjadi lebih dari 8 kali sehari, kemungkinan terjadinya dehidrasi semakin besar.Untuk menghindari agar tidak terjadi dehidrasi pada si kecil, Anda  harus memberikan cairan sebanyak minimal 30 ml. Lebih baik dalam bentuk air kaldu atau jenis makanan cair lainnya, setiap 20 menit sekali. Jangan berikan jus, air soda atau air untuk mencegah dehidrasi karena ketiganya tak mengandung mineral atau kalori yang dibutuhkan si kecil dalam kondisi ini.

Berikan makanan yang mudah dicerna
 Jangan berikan susu setelah si kecil selesai muntah, meski susu merupakan makanan cair. Apalagi bila si kecil muntah karena virus penyebab gastroenthritis. Memberikan susu pada anak sehabis muntah dikhawatirkan akan membuat lambungnya iritasi. Berikan larutan gula garam setelah si kecil muntah, karena larutan ini mengandung elektrolit yang diperlukan oleh anak agar otak, jantung, dan ototnya tetap bekerja. Bila yang muntah adalah bayi, tetaplah berikan ASI. Berikan nasi tim, roti, atau kentang yang dilumatkan pada anak yang sudah besar.
 
Berikan waktu untuk istirahat
Sangat penting untuk memastikan si kecil istirahat banyak setelah muntah. Jangan dulu ajak dia untuk beraktivitas di luar rumah pada rentang waktu  1-2 hari setelah muntah. Mengistirahatkan si kecil bisa membantu perutnya untuk menonaktifkan sementara  lambung karena saat tidur lambung cenderung kosong. Pada kondisi ini kemungkinan makanan kembali ke arah kerongkongan untuk dikeluarkan, akan berkurang.  
 
Hindari Kesalahan
Jangan anggap bahwa muntah tidak bisa menyebabkan dehidrasi jika tidak disertai diare. Muntah tanpa disertai diare pun dapat mengakibatkan dehidrasi. Banyak orang tua memberikan banyak air dalam satu kesempatan yang justru memicu muntah yang berkelanjutan dan tidak meredakannya.  
 
Prima Soeratno
 

 

 



Artikel Rekomendasi