3 Prinsip Kesehatan Digital untuk Anak

 

Foto: Freepik


Di masa-masa pembelajaran jarak jauh akibat pandemi Covid-19, anak-anak banyak belajar menggunakan gadget. Di luar kondisi tersebut, tak dapat dipungkiri, anak-anak kita adalah generasi yang lahir di era digital. Mereka lahir dan tumbuh dengan teknologi di tangan mereka. Teknologi memang memiliki banyak manfaat bagi anak-anak untuk menjawab semua pertanyaan kritis mereka, mengembangkan kreativitas, meningkatkan produktivitas, dan mengembangkan jaringan. Akan tetapi, beberapa riset menunjukkan, penggunaan media digital juga memiliki pengaruh terhadap kesehatan fisik, seperti risiko obesitas, gangguan mata, serta fisik yang melemah dan masalah kesejahteraan mental anak-anak seperti kecemasan dan depresi.
 
Oleh karenanya, sebagai orang tua, Anda perlu mengajarkan anak untuk menjadi sehat digital. Nicholas J. Westers, Psy.D., psikolog anak di Children’s Medical Center sekaligus asisten professor di UT Southwestern Medical School di Dallas, Texas, AS, berbagi kiat untuk mendorong kebiasaan digital yang sehat dan seimbang.
 
Menurutnya, ada tiga prinsip kesehatan digital yang harus dipahami anak-anak, yakni:
 
Digital Hygiene
 

Yang dimaksud adalah membersihkan diri dari perangkat digital di waktu-waktu tertentu. Bila Anda sudah familiar dengan istilah aturan screen time yang mengatur pukul berapa anak boleh memegang gadget dan berapa lama, maka buat aturan 'no gadget time'.
 
Anak-anak harus paham bahwa untuk memanfaatkan gadget secara sehat dan seimbang mereka harus punya waktu di mana mereka tidak bisa menggunakannya. Yakni, di waktu makan bersama keluarga atau satu jam sebelum tidur. Isi waktu ini dengan mengobrol bersama keluarga atau melakukan aktivitas fisik.
 
Anda juga bisa merencanakan hari bebas perangkat digital. Pilih satu hari selama seminggu yang paling tepat di mana keluarga Anda harus menyingkirkan semua gadget telepon selama 24 jam penuh.
 
Etika Digital
 
"Orang tua mengajari anak-anak mereka cara bersikap sopan -mengatakan tolong dan terima kasih- ketika berbicara dengan orang-orang secara langsung. Hal yang sama pun harus dilakukan dengan perilaku online," ucap Westers.
 
Hal yang perlu diajarkan dalam etika digital antara lain, berpikir dulu sebelum mengirim pesan: Apakah pesan saya akan menyinggung orang lain? Anda tentu tahu, saat membaca pesan, Anda tidak bisa membaca emosi si pengirim pesan. Beda sekali saat kita mendengarkan seseorang berbicara langsung di hadapan Anda. Selain itu, pastikan anak paham bahwa apa yang sudah ia kirim atau unggah memiliki kemungkinan besar untuk disebarkan atau diteruskan orang lain. Sehingga, yang perlu diperhatikan: Apakah unggahan saya bakal merugikan saya di kemudian hari?

Etika digital dapat membantu anak-anak menghindari cyber bullying. Belajar menggunakan etiket digital yang baik dapat membantu anak menjaga koneksi yang sehat dengan orang-orang baik secara langsung maupun online.
 
Keamanan Digital
 
"Aspek penting lain dari kesehatan digital adalah berbicara tentang cara aman online," saran Westers. Ajarkan anak untuk membuat kata sandi untuk seluruh akun online-nya dan tidak pernah membagikannya pada siapa pun. Sampaikan pada mereka untuk tidak pernah menyertakan nomor telepon, alamat rumah dan sekolah, bahkan titik lokasi di mana mereka berada dengan fitur GPS karena dapat menimbulkan risiko bahaya.
 
LELA LATIFA

 

 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome



Artikel Rekomendasi

post4

Rambu-Rambu Main Ipad

Karena anak tak akan lepas dari teknologi, izinkan ia bermain Ipad, Gtab atau komputer tablet dengan Anda memahami rambu-rambunya.... read more