Anak Laki-laki Boleh, lho Menangis

 

Dokumentasi Ayahbunda

Orang tua mungkin pernah mengatakan, anak laki-lakinya pantang menangis karena akan membuat ia kurang maskulin dan seperti perempuan. Padahal, anak laki-laki pun perlu mengungkapkan perasaannya.
 
Laki-laki juga punya perasaan
Profesor Niobe Way, pakar ilmu psikologi terapan di New York University, AS, berpendapat, budaya yang selama ini berkembang di masyarakat, yang mengatakan anak laki-laki tidak boleh sensitif dan emosional seperti anak perempuan, adalah salah. “Sama seperti anak perempuan, anak laki-laki juga penuh perasaan dan emosional, namun mereka tidak mengerti bahwa hal tersebut penting diungkapkan”, ujarnya. Saat tumbuh dewasa, mereka akan menganggap tidak pantas memiliki perasaan seperti itu, yang justru akan mendorong mereka kehilangan bahasa emosional mereka saat dewasa nanti. Akibatnya, anak laki-laki cenderung memendam sendiri perasaannya, yang dapat memicu timbulnya depresi.
 
Menangis bukan hal tabu
Mendidik anak laki-laki untuk tidak menangis demi menunjukkan sosok kelaki-lakian si anak, menurut psikolog Dr. Rose Mini Adi Prianto, M.Psi., adalah salah. Anda sebaiknya menjelaskan kepada anak bahwa menangis bukan hal tabu. “Sifat laki-laki sejati bukan masalah boleh menangis atau tidak. Yang disebut laki-laki sejati adalah yang bertanggung jawab, peduli, mengayomi, dan melindungi perempuan. Itu justru yang jarang diajarkan,” katanya. Jika anak dididik sejak dini bahwa ia harus memiliki kualitas tersebut untuk menjadi laki-laki sejati, maka bibit sifat kekerasan dapat dihilangkan. Perilaku kekerasan biasanya terjadi agar dianggap sebagai laki-laki sejati.
 
Jangan menyebut cengeng
Jika si kecil menangis, hindari kalimat perintah untuk menghentikan tangis karena itu takkan berhasil. Apalagi, sampai menyebut ia cengeng. Tempatkan diri Anda sejajar dengan anak, tatap matanya, letakkan tangan di bahunya, minta ia tenang dahulu, kemudian tanyakan kenapa ia menangis. Jika ada temannya atau sanak famili mengatakan si kecil cengeng, beri pengertian kepada mereka bahwa anak laki-laki juga boleh menangis. Namun, jika anak Anda terlalu sering menangis, Anda bisa berkonsultasi kepada ahli perkembangan anak.
 
Kakak-adik laki-laki
Di rumah Anda memiliki dua anak laki-laki? Anda mungkin sering melihat mereka bertengkar memperebutkan mainan atau makanan, dan biasanya berakhir dengan si adik yang menangis. Jika Anda melihat itu, sebaiknya Anda tidak memarahi si kakak saat adiknya menangis. Selain akan membuat si kakak menjadi jengkel kepada adiknya, hal itu juga akan membuat si adik berpikir bahwa ia dibela, dan nanti akan menangis kembali saat bertengkar dengan kakaknya untuk mendapatkan pembelaan.
 
Latih anak laki-laki menunjukkan perasaannya:
  • Hindari membuat stereotipe bahwa anak laki-laki yang sudah besar tidak boleh menangis.
  • Luangkan waktu Anda untuk mengecek keadaan si kecil, misalnya saat makan malam. Minta ia menceritakan tentang apa yang ia alami, serta rasakan, hari itu.
Jadilah orang yang siap mendengarkan, tanpa mengajukan banyak pertanyaan atau saran. Anak akan lebih suka membuka dirinya ketika Anda tidak terkesan mengintimidasi ia.

(SAN/ERN)

 



Artikel Rekomendasi