Cara Mengembangkan Bakat Anak: Kembangkan Minatnya

 

Foto: shutterstock


Menemukan bakat balita itu gampang: Temukan dan kembangkan minatnya.

 

Bagaimana sih, menemukan bakat anak yang masih balita? Memangnya bisa ketemu sejak usia itu? Bunda yang sering bertanya soal ini, Vera Itabiliana, S.Psi, Psikolog memberikan jawaban yang memuaskan di acara Instagram Live AKADEMI KELUARGAKU di kanal @ayahbunda_ dengan tema Strategi 2022: Kenali Bakat Balita. 

 

Hadir juga sebagai guest star, Sabai Dieter Morscheck, ibu dari Bjorka (6) dan Mars (1) yang membagi cerita tentang menemukan bakat Bjorka. 

 

“Bakat anak bisa dikenali sejak dini. Tapi sedini apa? Tentu saja ketika anak-anak sudah mencapai tahap perkembangan tertentu. Misalnya untuk bakat story telling atau mendongeng, itu baru bisa terlihat ketika anak sudah lancar bicara,” jelas Vera. 

 

Untuk memudahkan bunda memahami apa itu bakat, menurut Vera ada 3 indikator yang dapat dijadikan patokan:

- Tidak pernah bosan melakukan sesuatu yang menjadi minatnya

- Lebih mudah menguasai ketika dia diberi stimulasi

- Lebih menonjol dibanding anak lain di bidang yang diminati

 

“Sering kali di usia 3 - 4 tahun sudah bisa terlihat. Misalnya anak suka mencoret-coret dan sudah bisa mewarnai dengan rapi dibanding anak lain, itu bisa terlihat di usia 3 sampai 5 tahun.” 

 

Bunda tahan diri jangan keburu gede rasa, bahwa bunda berhasil menemukan bakat anak. Apakah itu sudah pasti, inilah tantangannya buat bunda. Kalau dia suka menggambar belum tentu itu bakatnya. Balita belum punya komitmen secara maksimal untuk mengikuti suatu kegiatan. “Jangan buru-buru diikutkan program yang makan biaya terlalu besar. Cukup distimulasi di rumah dengan apa yang ada,” saran Vera. 

 

“Aku menemukan minat Bjorka dua tahun lalu. Adiknya Ringgo suka main skateboard, dan Bjorka ternyata juga suka. Usia 4 tahun saya carikan coach, dan kata coach-nya Bjorka cepat belajarnya dan waktu 2 jam untuk latihan itu dia bisa tanpa berhenti,” cerita Sabai. Sebagai ibu ia ingin memberikan stimulasi agar bakat Bjorka berkembang. 

 

Bakat itu tersembunyi

“Bakat anak harus digali, ditemukan, dan dikembangkan karena bakat itu ngumpet,” kata Vera. Lebih lanjut ia mengibaratkan bahwa bakat itu seperti gunung es. Yang terlihat di puncaknya adalah minat, yang tertutup oleh laut itu bakat. Jadi kenali bakat anak lewat minatnya. 

 

Apakah bakat itu didapat oleh anak secara genetis atau dibentuk dari lingkungan? Bakat dan lingkungan punya peran yang sama. “Ada anak yang lahir dari keluarga musisi tapi bakat musiknya tidak muncul karena setiap kali ingin memegang gitar, dia dilarang. Anak tidak diberi kesempatan.” 

 

Kalau minat sudah dikembangkan dan bakat sudah ditemukan, apakah anak harus berprestasi di bidang bakatnya? Secara 3 indikator, bakat yang menonjol sering dilihat dari prestasi. Ada anak yang sering menjadi juara olah raga, tiba-tiba  di usia remajanya tidak ingin lagi berkompetisi. Ia ingin menjalani apa yang menjadi bakatnya untuk bersenang-senang saja. “Itu tidak salah. Orang tua harus menurunkan harapannya yang terlalu tinggi agar anak tetap bahagia. 

 

Ketika semangat mulai kendor

 

“Setelah 2 tahun latihan dua kali seminggu, Bjorka ingin berhenti berlatih skate board. Saya tanya kenapa. Saya tegaskan bahwa dia tidak boleh membatalkan latihan begitu saja. Sewaktu saya tanya apakah dia sudah tidak suka, dia bilang masih suka. Akhirnya dia mau latihan seminggu sekali. Saya nggak tahu apakah ini tepat?” 

 

Vera menjawab keraguan Sabai, bahwa apa yang ia lakukan sebagai ibu sudah tepat. Bicara pada anak dengan tegas tapi lembut agar anak etap punya komitmen. Cara Sabai berkomunikasi dengan Bjorka pun menggambarkan cara Sabai untuk tetap bersikap realsitis dan tidak berambisi atau berharap berlebihan. 

 

Ketika semangat anak untuk mengasah bakatnya mulai kendor, Vera menyarankan agar orang tua bicara dengan anak. Demikian pun ketika orang tua ingin menggali bakat lain yang dimiliki anak, orang tua harus bicara dengan anak. 

 

Menjawab pertanyaan audiens tentang tes bakat, Vera menyarankan melakukan tes itu ketika anak sudah bersekolah di sekolah dasar. “Tes bakat semacam finger print bisa menemukan bakat anak.” Namun hasil tes itu juga bukan harga mati. Orang tua juga harus tetap menggali bakat anak. (IR)

Simak lengkapnya di @ayahbunda_

 



Artikel Rekomendasi

post4

Hargai Coretan Balita

Coretan adalah ekspresi pertama kreativitas seorang anak. Kreativitas adalah jembatan utama proses belajar. Kreativitas yang terasah baik sejak kecil, akan memberi anak kemampuan memecahkan berbagai m... read more