Mengasuh Generasi Alpha

 



Setelah generasi Y dan Z, kini telah lahir generasi bungsu yang disebut  generasi alfa. Menurut Mark McCrindle, anak-anak yang lahir antara tahun 2011 dan 2025 disebut dengan Alpha Generation. Lalu, bagaimana pengasuhan  yang tepat bagi generasi alfa?
Memiliki dua anak alfa berusia 7 dan 4 tahun, Psikolog Anak Liza M. Djaprie berbagi pengalamannya di Indonesian Women’s Forum 2019 dalam Masterclass Millenial Parents Series “Membesarkan Generasi Alfa yang Cerdas dan Sehat”.

Liza menjelaskan, generasi alfa merupakan anak-anak yang harus selalu berada under the spot light dan attractive easily. “Mereka merupakan anak yang tumbuh dan berkembang secara pesat dalam lingkungan yang lebih beragam. Biasanya berasal dari orang tua yang memang campuran –antar suku ataupun berbeda kebangsaan- yang merasakan bagaimana nilai-nilai tradisional itu ‘bergeser’. Dan ini juga yang membuat mereka berpikir lebih open minded, serta tumbuh menjadi figur yang mudah beradaptasi,” terang Liza. 

Perkembangan digital lekat dengan dunia mereka, dan gadget menjadi ‘teman’ keseharian mereka. Untuk mengatasi ‘keakraban’ anak dengan gadget, Liza menyarankan agar orang tua membuat aturan mengenai hal ini. Aturan dan sanksi pun harus diterapkan secara konsisten. Sampaikan perihal aturan ini melalui diskusi, di mana ditutup dengan kesepakatan kedua belah pihak (orang tua dan anak) agar anak menjalankan aturan dengan sukarela atau tidak terpaksa.

Liza juga mengatakan, sebagai orang tua generasi alfa, kita harus bergerak lebih fleksibel. Pendekatan yang dilakukan pun harus sesuai dengan apa yang sedang dilalui mereka. Misalnya, anak generasi alfa yang memiliki ciri khas tidak menyukai texting juga email. Mereka lebih suka berinteraksi langsung seperti video chat. Maka dari itu, cara terbaik untuk mendekati mereka adalah lewat audio visual, yakni berbicara dengan cara menarik yang menghadirkan visual.

Dilahirkan oleh orang tua dari generasi milenial, anak generasi alfa juga memiliki kecenderungan untuk lebih tidak peduli dan jauh dari keluarga dan kultur. Mengenalkan budaya, mulai dari silsilah dan asal-usul keluarga menjadi salah satu tugas yang penting bagi orang tua. Cara yang paling sederhana adalah dengan membawa anak mengunjungi kakek- nenek atau keluarga dekat lainnya. 

Tantangan lain dalam mengasuh anak alfa adalah instant mentality (sulit melewati proses)Karakter ini lekat pada mereka karena memang di eranya generasi alfa sudah terbiasa dan bertumbuh dalam berbagai kemudahan. Namun di sisi lain, “Anak alfa akan lebih cepat menangkap segala hal yang disampaikan melalui komputer dan moving class, mereka juga akan lebih fleksibel dengan perubahan-perubahan baru yang menjurus ke modernisasi apabila mereka diizinkan untuk tumbuh berkembang tanpa norma-norma yang terlalu kaku," jelas Liza. (Debbyani Nurinda)

 

 



Artikel Rekomendasi